Pemungut Pajak Dikecualikan dari Pemungutan PPh pasal 22

79

BAB V PAJAK PENGHASILAN PASAL 22

Pajak penghasilan pasal 22 ini merupakanp pajak penghasilan yang dikenakan atas : 1. Impor barang impor menurut undang undang pajak adalah kegiatan memasukkan barang dari luar wilayah pabean Indonesia luar negeri ke dalam wilayah pabean Indonesia 2. Penjualan atau penyerahan barang kepada instansi pemerintah, BUMN atau BUMD. Apabila pembayaran atas pembelian barang tersebut berasal dari belanja negara dan atau belanja daerah 3. Hasil produk atau penyerahan barang tertentu.

A. Pemungut Pajak

Pemungut pajak penghasilan pasal 22 ini diantaranya: 1. Bank Devisa, 2. Direktorat Jendral Bea Cukai, 3. Badan lain: a. Direktorat Jenderal Anggaran b. Bendaharawan pemerintah pusat maupun daerah c.BUMN dan BUMD yang melakukan pembayaran atas pembelian barang dari belanja negara atau belanja daerah. d.Badan usaha yang bergerak di bidang: 1. Industri semen 2 Industri rokok 3. Industri kertas 4 Industri baja 5. Industri otomotif, atas penjualan hasil produksinya dalam negeri e. Pertamina dan badan usahayang bergerak di bidang bahan bakar minyak jenis: 1. premix 80 2. gas selain pertamina, atas penjualan hasil produksinya kepada para penyalur dan agennya f. Badan urusan logistik BULOG, atas penyerahan gula pasir dan tepung terigu kepada penyalur dan agennya B. Tarif Pajak Ada dua jenis tarif pajak pengahsilan pasal 22, yaitu atas impor dan atas pembelian barang yang dibiayai oleh APBN atau APBD, 1. Atas Impor a.Menggunakan API angka pengenal impor :2,5 x nilai impor b. Tidak menggunakan API : 7,5 x nilai impor c. Tidak dikuasai : 7,5 x harga jual lelang Nilai impor adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan bea masuk besarnya : 2.Atas pembelian barang yang dibiayai dengan APBN dan APBD besarnya : 3. Atas penjualan hasil produksi atau penyerahan barang oleh: a. Badan Usaha yang bergerak di bidang 1 industri otomotif : 0,45 dari dasar pengenaan pajak PPN 2. Industri rokok : 0,1 dari harga banderol b.Pertamina dan badan usaha 1. SPBU swastanisasi : 0,3 dari penjualan 2. SPBU dari pertamina : 0,25 dari penjualan c.Badan Urusan Logistik BULOG CIF + BM + Pemungutan pabean lainnya 1,5 x Harga Pembelian 81 Untuk PPh pasal 22 yang dipungut oleh pertamina dan badan usaha yang bergerak di bidang bahan bakar minyak, serta oleh BULOG merupakan pemungutan yang sifatnya FINAL.

C. Dikecualikan dari Pemungutan PPh pasal 22

Ada lima hal yang dikecualikan dari pemungutan pajak pengahsilan pasal 22, yaitu; 1. Impor barang barang dan atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang undangan tidak terutang PPh 2. Impor barang barang yang dibebaskan dari bea masuk yang dilakukan : a. ke dalam kawasan berikat dan entrepot produksi untuk tujuan ekspor EPTE b. Sebagaimana dimaksudkan dalam, pasal 6 dan pasal 7 PP no 6 tahun 1969 tentang pembebanan atas impor jo PP no 2 tahun 1973. c. Kep Pres No 133 Tahun1953 tentang pembebasan bea masuk atas kiriman kiriman hadiah d. Tujuan keilmuan sesuai pasal 3 SUB b UU tarif Indonesia STBL 1873 no 35 3. Dalam hal diberikan penangguhan bea masuk a. Impor barang untuk pameran b. Keperluan lainnya bersifat sementara setelah keperluan tersebut diekspor kembali 4. Pembayaran atas penyerahan barang tidak dipecah-pecah kurang dari Rp500.000,00 5. Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, air minumPDAM, benda benda pos, telepon.

D. Saat Terutang dan Dilunasi