Masalah Khusus untuk Menghitung PPh Pasal 25 Hal Hal Tertentu Penghitungan Besarnya Angsuran PPh Pasal 25

98 3. PPh 23 Rp. 2.000.000,00 4. PPh 24 - + Rp. 16.000.000,00 - Dasar perhitungan PPh pasal 25 untuk tahun 2012 Rp 24.000.000,00

A. Masalah Khusus untuk Menghitung PPh Pasal 25

1. Angsuran bulanan untuk bulan sebelum batas waktu penyampaian SPT tahunan PPh. Besarnya angsuran bulanan untuk bulan sebelum batas waktu penyampaian SPT tahunan PPh adalah sebesar angsuran pajak untuk bulan terakhir dari tahun yang lalu, sepanjang tidak kurang dari rata rata angsuran bulanan tahun pajak yang lalu. 2. Apabila diterbitkan SKP untuk 2 tahun sebelum tahun SPT. Apabila angsuran pajak sesuai SKP lebih besar daripada angsuran pajak PPh pasal 25 dihitung berdasarkan SKP tahun pajak terakhir. 3. Apabila dalam tahun berjalan, diterbitkan SKP untuk dua tahun sebelumnya Apabila angsuran pajak menurut SKP lebih besar daripada angsuran pajak bulan sebelumnya berdasar PPh pasal 25 ayat 1,2 atau 3 maka besarnya angsuran pajak dihitung kembali berdasarkan SKP tahun pajak terakhir mulai bulan berikutnya dari SKP. 4. Angsuran PPh pasal 25 jika SPT tahunan lebih bayar sebelum ada keputusan Dirjen Pajak, besarnya angsuran PPh pasal 25 sama dengan angsuran pajak untuk bulan terakhir dari tahun pajak yang lalu, sepanjang tidak kurang dari rata rata angsuran bulanan tahun pajak yang lalu.

B. Hal Hal Tertentu Penghitungan Besarnya Angsuran PPh Pasal 25

Direktur Jenderal Pajak diberi wewenang untuk menyesuaikan besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri oleh Wajib pajak dalam tahun berjalan apabila : 1. Wajib pajak berhak atas kompensasi kerugian 2. Wajib pajak memperoleh penghasilan teratur 99 3. SPT Tahunan PPh tahun yang lalu disampaikan setelah lewat batas waktu yagn ditentukan 4. Wajib pajak diberikan perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT tahunan. 5. Wajib pajak membetulkan sendiri SPT tahunan PPh yang mengakibatkan angsuran bulanan lebih besar dari angsuran bulanan sebelum pembetulan. 6. Terjadi perubahan keadaan usaha atau kegiatan Wajib pajak Contoh: 1. Data Tn. Andi dengan status K3 diketahui sebagai berikut: PPh terutang berdasarkan SPT 2010 sebesar Rp150.000.000,00, PPh yang dipotong pemberi kerja Rp30.000.000,00, PPh dipungut pihak lain Rp 25.000.000,00, PPh dipotong pihak lain Rp7.500.000 dan Kredit pajak luar negeri Rp27.500.000,00. Hitung PPh pasal 25 untuk tahun 2011. PPh terutang berdasarkan SPT 2010 Rp150.000.000,00 Kredit Pajak: PPh 21 :Rp30.000.000,00 PPh 22 :Rp25.000.000,00 PPh 23 :Rp 7.500.000,00 PPh 24 :Rp27.500.000,00 Jumlah kredit pajak Rp 90.000.000,00 Selisih Rp.60.000.000,00 2. Data Tn. Andi ada hubungan soal sebelumnya dengan status K3 istri tidak berpenghasilan diketahui Penghasilan Neto tahun 2010 sebesar Rp1.000.000.000,00 PPh yang dipotong pemberi kerja Rp45000.000,00, PPh dipungut pihak lain Rp 55.000.000,00, PPh dipotong pihak lain Rp27.500.000,00 dan Kredit pajak luar negeri Rp47.500.000,00. Hitung PPh pasal 25 untuk tahun 2010. Penghasilan Neto tahun 2010 Rp1.000.000.000,00 PTKP K3 Rp 21.120.000,00 100 PKP Rp 978.880.000,00 PPh terutang PPh pasal 17 5 X 50.000.000 = 2.500.000 15X200.000.000 = 30.000.000 25X250.000.000 = 62.500.000 35X478.880.000 = 167.608.000 PPh terutang Rp262.608.000 Kredit Pajak: PPh 21 :Rp45.000.000,00 PPh 22 :Rp55.000.000,00 PPh 23 :Rp27.500.000,00 PPh 24 :Rp47.500.000,00 PPh 25 :Rp60.000.000,00 Jumlah kredit pajak Rp235.000.000,00 Pajak Kurang Bayar PPh pasal 29 Rp 27.608.000,00 101

BAB IX PAJAK PENGHASILAN PASAL 26