104
BAB X PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN TERTENTU
PPh Pasal 4 2
Mengacu pada pasal 4 ayat 2 Undang-Undang Pajak Penghasilan yang mengatur tentang pengenaan pajak pada penghasilan tertentu. Penghasilan terten penghasilan
tertentutu yaitu, penghasilan berupa penghasilan tertentu berupa bunga deposito, tabungan, diskonto Sertifikat Bank Indonesia SBI, hadiah undian, serta penghasilan
yang berasal dari pengalihan hak atas tanah dan atau banguna, persewaan tanah dan atau bangunan, dan transaksi penjualan sahan di bursa efek.
Dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan pasal 4 ayat 2 mengatur pula tentang penghasilan yang dapat dikenai pajak bersifat final yaitu:
1. penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat
utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi.
2. penghasilan berupa hadiah undian
3. penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang
diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura
4. penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan atau bangunan, usaha
jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan bangunan 5.
penghasilan tertentu lainnya. Objek pajak penghasilan pasal 4 ayat 2 ini adalah penghasilan berupa:
a. bunga deposito dan tabungan, bunga yang diterima atau diperoleh dari deposito
dan tabungan yang ditempatkan di luar negeri melalui bank yang didirikan atau
tempat kedudukan di Indonesia atau cabang bank luar negerri di Indonesia.
b. diskonto Sertifikat Bank Indonesia SBI
c. hadiah undian
d. pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan
e. persewaan tanah dan atau bangunan
Pajak pengasilan pasal 4 ayat 2 ini bersifat final, besarnya tarif pemotongan
105 pajak penghasilan atas bunga deposito dari tabungan serta diskonto Sertifikat Bank
Indonesia yaitu: 1.
tarif dua puluh persen 20 dari jumlah bruto atas bunga dan diskonto yang terutang atau dibayarkan kepada penerima penghasilan baik orang pribadi maupun
badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap di Indonesia. 2.
tarif dua puluh persen 20 dari jumlah bruto atau sesuai dengan tarif yang ditetapkan dalam perjanjian penghindaran pajak berganda tax treaty atas bunga dan
diskonto yang terutang atau dibayarkan kepada penerima pengahsilan wajib pajak luar negeri, baik orang pribadi maupun badab selain bentuk usaha tetap di Indonesia.
3. tarif dua puluh lima persen 25 dari jumlah bruto dan bersifat final atas
penghasilan berupa hadiah undian. 4.
tarif lima persen 5 dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan,
5. tarif sepuluh persen 10 dari jumlah bruto nilai persewaan tanah dan atau
bangunan berlaku mulai 1 Mei 2002 6.
tarif satu per mil 0,1 dari jumlah bruto nilai transaksi penjualan saham baik untuk saham biasa maupun saham pendiri,
7. tarif dua persen 2 dari nilai kontrak jasa konstruksi, bagi pelaksana konstruksi
yang dilakukan oleh penyesia jasa yang memiliki kualifikasi usaha kecil. 8.
tarif empat persen 4 dari nilai kontrak jasa konstruksi, bagi pelaksana konstruksi yang dilakukan oleh penyesia jasa yangtidak memiliki kualifikasi usaha.
9. tarif tiga persen 3 dari nilai kontrak jasa konstruksi, bagi pelaksana konstruksi
yang dilakukan oleh penyesia jasa yang tidak memiliki kualifikasi usaha menengah atau besar.
10. tarif empat persen 4 dari nilai kontrak perencanaan konstruksi, atau pengawasan
konstruksi memiliki kualifikasi usaha. 11.
tarif enam persen 6 dari nilai kontrak perencanaan konstruksi, atau pengawasan yang tidak memiliki kualifikasi usaha.
106
BAB XI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI