101
BAB IX PAJAK PENGHASILAN PASAL 26
Pajak penghasilan pasal 26 mengatur tentang pemotongan atas penghasilan yang bersumber di Indonesia yang diterima atau diperoleh wajib pajak luar negeri selain
Bentuk Usata Tetap. Pemotongan PPh pasal 26 adalah pihak pihak yang membayarkan penghasilan, yang terdiri atas :
1. badan pemerintah,
2. subyek pajak dalam negeri,
3. penyelenggaraan kegiatan,
4. bentuk usaha tetap,
5. perwakilan perusahaan luar negeri lainnya.
Yang dikenakan pemungutan atau pemotongan adalah wajib pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap yang memperoleh penghasilan dari Indonesia. Penghasilan
yang dipotong PPh pasal 26 adalah penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun, yang diterima atau diperoleh wajib pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap di
Indonesia. Penghasilan yang menjadi objek PPh pasal 26 adalah :
1. dividen,
2. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan jaminan
pengembalian uang, 3.
royalty, sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, 4.
imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan, 5.
hadiah dan penghargaan, 6.
pensiun dan pembayaran. Disamping itu, atas setiap penghasilan dari penjualan harta di Indonesia
termasuk capital gain kecuali yang diatur dalam pasal 4 ayat 2, yang diterima atau diperoleh wajib pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap di Indonesia, dan premi
asuransi dan premi asuransi yang dibayarkan pada perusahaan asuransi luar negeri, dikenakan pemotongan pajak. Besarnya tarif pemotongan adalah 20 dari perkiraan
penghasilan neto.
102 Besarnya tarif PPh pasal 26 dibedakan atas kelompok objek PPh pasal 26 sebagai
berikut : 1.
dividen, bunga, termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan jaminan pengembalian utang, royalty, sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta, imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan dan kegiatan, hadiah dan penghargaan, pensiun dan pembayaran berkala lainnya. Besarnya tarif
pemotongan adalah 20 dari jumlah bruto. 2.
penghasilan dari penjualan harga di Indonesia termasuk capital gain kecuali yang diatur dalam pasal 4 ayat 2 Undang Undang Pajak Penghasilan, dan premi asuransi
dan premi reasuransi dibayarkan kepada perusahaan asuransi luarnegeri. Besarnya tariff pemotongan adalah 20 dari perkiraan penghasilan neto.
Besarnya perkiraan penghasilan neto untuk premi asuransi dan premi reasuransi yang dibayarkan pada perusahaan asuransi luar negeri adalah sebagai berikut :
a. atas premi yang dibayar tertanggung kepada perusahaan asuransi di luar negeri
baik secara langsung maupun melalui pialang, sebesar 50 dari jumlah premi yang dibayar.
b. Atas premi yang dibayar oleh perusahaan asuransi yang berkedudukan di
Indonesia kepada perusahaan asuransi di luar negeri baik secara langsung maupun melalui pialang, sebesar 10 dari jumlah premi yang dibayar.
c. Atas premi yang dibayar oleh perusahaan reasuransi di luar negeri baik secara
langsung maupun melalui pialang, sebesar 5 dari jumlah premi yang dibayar. 3.
Atas penghasilan Kena Pajak sesudah dikurangi pajak penghasilan dari suatu BUT di Indonesia, kecuali ditanamkan kembali di Indonesia, maka dikenakan tarif
pemotongan sebesar 20 adalah penanaman kembali atas penghasilan tersebut harus memenuhi ketiga syarat sebagai berikut :
a. Penanaman kembali dilakukan dalam bentuk penyertaan modal pada perusahaan
yang didirikan dan berkedudukan di Indonesia sebagai pendiri atau peserta pendiri.
b. Penanaman kembali dilakukan dalam tahun pajak berjalan atau selambat
lambatnya tahun pajak berikutnya
103 c.
Tidak mengalihkan penanaman kembali tersebut sekurang kurangnya dalam jangka waktu 2 tahun setelah perusahaan tempat penanaman dilakukan
berproduksi komersil. Contoh:
1. Tsubaza kapten sepakbola dari Jepang status kawin belum punya anak, diundang ke
Indonesia untuk melatih tim PSS Sleman selama tiga bulan dengan honorarium US7.000bulan. Dengan kurs pasar US1=Rp10,000 dan kurs SK Menkeu
US1=9.600. Diminta: Hitunglah PPh 26 tiap bulan
Berapa yang diterima Tsubaza?
Pembahasan: PPh 26 atas hororarium : 20 x 7.000 X Rp9.600,00 = Rp13.440.000bulan
Stubaza menerima 7000 X Rp96.000 – Rp13.440.000,00 =Rp53.760.000bulan
104
BAB X PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN TERTENTU