53 Amortisasi dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran, kecuali untuk bidang
usaha tertentu yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan. Untuk menghitung amortisasi, masa manfaat dan tarif amortisasi ditetapkan sebagai berikut:
Kelompok Harta Tak Berwujud
Masa Manfaat Tarif Amortisasi Berdasarkan
metode Garis Lurus
Saldo Menurun
Kelompok 1 Kelompok 2
Kelompok 3 Kelompok 4
4 Tahun 8 Tahun
16 Tahun 20 Tahun
25 12,5
6,25 5
50 25
12,5 10
II. Biaya Pendirian Biaya Perluasan Modal
III. Penambangan minyak dan gas bumi IV. Hak penambangan
Hak pengusahaan hutan,
Hak pengusahaan sumber hasil alam lainnya
V Pengeluaran yang dilakukan sebelum operasi komersial yang mempunyai masa manfaat
lebih dari 1 satu tahun - sama dengan di atas
- metode satuan produksi -
metode satuan
produksi setinggi-tingginya 20 setahun.
- sama dengan di atas
E. Kredit Pajak
Pelunasan pajak dalam tahun pajak berjalan merupakan angsuran pajak yang dapat diperhitungkan sebagai kredit pajak dikreditkan terhadap Pajak Penghasilan
yang terutang untuk tahun pajak yang bersangkutan. Kredit pajak hanya boleh diperhitungkan untuk Pajak Penghasilan yang tidak bersifat final.
Menurut KUP Pasal 1 ayat 22 dinyatakan bahwa Kredit Pajak untuk Pajak Penghasilan adalah pajak yang dibayar sendiri oleh Wajib pajak ditambah dengan
pokok pajak yang terutang dalam Surat Tagihan Pajak karena Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar, ditambah dengan pajak yang
54 dipotong atau dipungut, ditambah dengan pajak atas penghasilan yang dibayar atau
terutang di luar negeri, dikurangi dengan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak, yang dikurangkan dari pajak yang terutang.
Pajak Penghasilan yang dapat dikreditkan di antaranya adalah:
1. Pajak Penghasilan pasal 21 PPh 21
Pajak Penghasilan pasal 21 adalah pajak penghasilan yang dipotong serta disetor dan dilaporkan sehubungan dengan pekerjaan, jabatan, jasa atau
kegiatan yang diterima atau diperoleh hanya oleh Wajib pajak Orang Pribadi dalam negeri.
2. Pajak Penghasilan pasal 22
Pajak Penghasilan pasal 22 adalah pajak penghasilan yang dipungut oleh bendaharawan atau badan lain yang ditunjuk sehubungan dengan pembayaran
atas penyerahan barang, melakukan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha
di bidang tertentu. 3.
Pajak Penghasilan pasal 23
Pajak Penghasilan pasal 23 adalah pajak penghasilan yang dipotong serta disetor dan dilaporkan sehubungan dengan penghasilan yang diterima atau
diperoleh atas menggunaan modal Capital Income dan penghasilan sehubungan dengan jasa yang diterima oleh Wajib pajak Badan dan BUT.
4. Pajak Penghasilan pasal 24
Pajak pengahsilan pasal 24 adalah pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas penghasilan dari luar negeri yang diterima atau diperoleh oleh
Wajib pajak dalam negeri.
5. Pajak Penghasilan pasal 25
Pajak pengahsilan pasal 25 adalah angsuran pajak tahun berjalan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib pajak untuk setiap bulannya. Dalam hal ini
termasuk pajak yang dibayar atas Wajib pajak Orang Pribadi yang bertolak ke luar negeri.
55
BAB IV PAJAK PENGHASILAN PASAL 2126