Statistik Deskriptif Pengujian Hipotesis

44

3.7.1. Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono 2010: 206 yang dimaksud statistik deskriptif adalah sebagai berikut : “Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.”

3.7.2. Metode Analisis Data

3.7.2.1.Analisis Regresi Berganda Regresi berganda adalah pengujian pengaruh satu variabel terikat terhadap lebih dari satu variabel bebas Ghozali, 2011 : 7. Hubungan antara satu variabel terikat dan lebih dari satu variabel bebas dapat ditulis dalam persamaan linear sebagai berikut: Y = b0 + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 +b 6 X 6 + e Dimana : Y = Dividend payout ratio bo = Konstanta b 1 …b 4 = Koefisien Regresi X 1 = CR X 2 = ROA X 3 = GROWTH X 4 = FS X 5 = DER X 6 = NPM 45 3.7.2.2.Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen keduanya memiliki distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah data normal atau mendekati normal. Caranya adalah dengan normal probability plot yang membandingkan distribusi komulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi komulatif dari distribusi normal. Menurut Ghazali 2011: 160 ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu : a. Analisis Grafik Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal,dan ploting data residual akan membandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan :

1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal,maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari diagonal danatau tidak mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 46 b. Uji Kolmogrov Smirnov Jika nilai signifikan 0.05 maka distribusi normal,sedangkan nilai signifikan 0.05 maka distribusi tidak normal. Hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah: Ho : Data residual berdistribusi normal, dan Ha : Data residual tidak berdistribusi normal.

2. Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah adanya suatu hubungan linier yang sempurna antara beberapa atau semua variabel independen. Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas Ghozali,2011 : 105. Pada program SPSS, ada beberapa metode yang sering digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinieritas. Salah satunya adalah dengan cara mengamati nilai Variance Inflation Factor VIF dan TOLERANCE. Batas dari VIF adalah 10 dan nilai dari TOLERANCE adalah 0,1. Jika nilai VIF lebih besar dari 10 dan nilai TOLERANCE kurang dari 0,1 maka terjadi multikolinieritas.

3. Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi Ghozali, 2011 : 110 Pengujian dilakukan 47 dengan membandingkan nilai statistik hitung Durbin Watson pada perhitungan regresi dengan statistik tabel Durbin Watson pada tabel. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: a. Jika 0 DW DL, maka terjadi autokorelasi positif. b. Jika DL DW DU, maka ragu – ragu terjadi autokorelasi. c. Jika 4- DU DW DU, maka tidak terjadi autokorelasi. d. Jika 4- DU DW 4-DL, maka ragu – ragu terjadi autokorelasi. e. Jika DW 4-DL, maka terjadi autokorelasi negatif. Keterangan : DL = batas bawah DW DU = batas atas DW

4. Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskesdatisitas Ghozali, 2011:139. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y’ adalah Y yang diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi - Y sesungguhnya yang telah di studentized Ghozali, 2011:139. Jika probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 48 5, maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung heterokedastisitas Ghozali,2011 : 143.

5. Koefisien Determinan R

2 Koefisien determinasi R² pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antar nol sampai satu 0R²1. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel – variabel independen dalam menjelaskan variasi variable dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel – variable independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

3.7.3. Pengujian Hipotesis

3.7.3.1.Uji F- Statistik F-test untuk menguji apabila variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan dengan variabel terikat Y. Jika P- value α = 0.05, maka H ditolak dan H 1 diterima. Hal berarti variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan dengan variabel terikat. Jika P-value α = 0.05, maka H diterima dan H 1 ditolak. Hal ini berarti variabel bebas secara simultan tidak mempunya pengaruh yang signifikan dengan variabel terikat. 49 3.7.3.2.Uji t- Statistik Pengujian hipotesis dilakukan melalui regresi yang menggunakan program SPSS dengan membandingkan tingkat signifikasi Sig t masing – masing variabel independen dengan taraf sig α = 0,05. Apabila tingkat signifikansinya Sig t lebih kecil daripada α = 0,05, maka hipotesisnya diterima yang artinya variable independent tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependennya. Sebaliknya bila tingkat signifikansinya Sig t lebih besar daripada α = 0,05, maka hipotesisnya tidak diterima yang artinya variabel independent tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependennya. 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Penelitian

Objek penelitian ini adalah adalah Perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BEI sebanyak 45 perusahaan. Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah 13 perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012. Sampel ditentukan dengan metode purposive sampling yaitu perusahaan manufaktur yang tidak delisting dan listing sejak tahun 2010-2012 serta membagikan dividen secara kontinu selama periode 2010-2012, dan perusahaan non lembaga keuangan. Berikut tabel data DPR,CASH RATIO,ROA,GROWTH, FS,DER dan NPM untuk tahun 2010-2012.

4.1.1. Deskripsi Nilai Variabel Dividend Payout Ratio DPR

Tabel 4.1 Dividend Payout Ratio DPR Perusahaan LQ-45 Periode 2010-2012 NO KODE 2010 2011 2012 RATA2 1 AALI 64,8 65,1 44,8 58,23 2 ANTM 40,1 45,0 15,0 33,37 3 ASII 13,2 45,1 45,0 34,45 4 INCO 76,8 55,6 74,6 69,01 5 INDF 39,6 49,9 49,8 46,43 6 ITMG 74,1 26,7 84,7 61,80 7 JSMR 60,2 40,0 40,0 46,75 8 KLBF 56,1 65,1 66,8 62,67 9 PTBA 60,0 60,0 57,3 59,10 10 SMGR 50,0 50,0 45,0 48,33

Dokumen yang terkait

Pengaruh Return On Assets (Roa), Debt To Equity Ratio (Der) Dan Earning Per Share (Eps) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2010-2013

8 121 96

Analisis Pengaruh Return On Equity, Return On Assets Dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Retail Di Bursa Efek Indonesia

1 79 97

Analisis pengaruh Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM) dan Current Ratio (CR) terhadap harga saham: studi empiris pada perusahaan tambang yang terdaftar di bursa efek Indonesia Tahun 2011-2013

3 51 102

Analisis Return on Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Net Profit Margin Terhadap Nilai Perusahaan

0 6 118

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, NET PROFIT MARGIN, ASSET Pengaruh Debt To Equity Ratio, Net Profit Margin, Asset Growth, Firm Size, Return On Asset Terhadap Dividen Payout Ratio ( Studi Empris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2011)

0 1 13

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, NET PROFIT MARGIN, ASSET GROWTH, Pengaruh Debt To Equity Ratio, Net Profit Margin, Asset Growth, Firm Size, Return On Asset Terhadap Dividen Payout Ratio ( Studi Empris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode 20

0 1 22

PENGARUH CASH POSITION, FIRM SIZE, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR.

0 1 126

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Dividen Payout Ratio - Analisis Pengaruh Cash Ratio, Return On Assets, Growth Firm Size, Debt To Equity Ratio Dan Net Profit Margin Terhadap Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Lq-45 Yang Ter

0 1 27

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Analisis Pengaruh Cash Ratio, Return On Assets, Growth Firm Size, Debt To Equity Ratio Dan Net Profit Margin Terhadap Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Lq-45 Yang Terdaftar Di Bursa efek Indonesia Tahun 2

0 1 9

ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS, DEBT TO EQUITY RATIO, ASSETS GROWTH, CASH RATIO, DAN FIRM SIZE TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO

0 0 18