Uji Multikolinieritas Uji Autokorelasi

62

4.3.2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dapat dilihat dari : a. nilai tolerance dan lawannya, b. Variance Inflatin Factor VIF Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF= 1tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya mutikolineritas adalah nilai Tolerance 0,10 atau sama dengan VIF 10 Ghozali, 2005 : 91. Hasil dari uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant CASHRATIO ,809 1,236 ROA ,849 1,178 GROWTH ,944 1,059 FS ,914 1,095 DER ,823 1,216 NPM ,781 1,280 a. Dependent Variable: DPR 63 Dari data pada tabel 4.10, dapat disimpulkan bahwa tidak ada variabel yang memiliki nilai tolerance 0.10 dan nilai VIF 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi sudah tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen.

4.3.3. Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya dalam model regresi. Autokorelasi menunjukkan adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada data yang tersusun, baik berupa data cross sectional dan atau time series. Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan pengujian Durbin Watson DW. Kriteria pengambilan keputusan berikut : Tabel 4.11 Kriteria Pengambilan Keputusan Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada korelasi negatif Tidak ada korelasi negatif Tidak ada autokorelasi positif atau negative Tolak No Decision Tolak No Decision Tidak ditolak 0 dw dl dl ≤ dw ≤ du 4 – dl dw 4 4 – du ≤ dw ≤ 4 – dl du dw 4 - du 64 Tabel 4.12 Hasil Uji Autokorelasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin - Watson 1 ,693 a ,480 ,382 15,45087 2,238 a. Predictors: Constant, NPM, FS, GROWTH, DER, ROA, CASHRATIO b. Dependent Variable: DPR Tabel 4.12 menunjukkan hasil uji autokorelasi variabel penelitian. Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan nilai statistik Durbin Watson dw sebesar 2,238, nilai ini akan kita bandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan signifikansi 5, jumlah pengamatan 39 n, dan jumlah variabel independen 6 k=6, maka berdasarkan tabel Durbin Watson didapat nilai batas atas du sebesar 1,8587 dan nilai batas bawah dl sebesar 1,1612. Oleh karena itu, nilai dw lebih besar dari 4 - du dan lebih kecil dari 4 – dl atau dapat dinyatakan bahwa 4 – 1,8587 2,238 4 - 2,8388 4 - du ≤ dw ≤ 4 – dl. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat korelasi negatif.

4.3.4. Uji Heteroskedastisitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Return On Assets (Roa), Debt To Equity Ratio (Der) Dan Earning Per Share (Eps) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2010-2013

8 121 96

Analisis Pengaruh Return On Equity, Return On Assets Dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Retail Di Bursa Efek Indonesia

1 79 97

Analisis pengaruh Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM) dan Current Ratio (CR) terhadap harga saham: studi empiris pada perusahaan tambang yang terdaftar di bursa efek Indonesia Tahun 2011-2013

3 51 102

Analisis Return on Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Net Profit Margin Terhadap Nilai Perusahaan

0 6 118

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, NET PROFIT MARGIN, ASSET Pengaruh Debt To Equity Ratio, Net Profit Margin, Asset Growth, Firm Size, Return On Asset Terhadap Dividen Payout Ratio ( Studi Empris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2011)

0 1 13

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, NET PROFIT MARGIN, ASSET GROWTH, Pengaruh Debt To Equity Ratio, Net Profit Margin, Asset Growth, Firm Size, Return On Asset Terhadap Dividen Payout Ratio ( Studi Empris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode 20

0 1 22

PENGARUH CASH POSITION, FIRM SIZE, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR.

0 1 126

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Dividen Payout Ratio - Analisis Pengaruh Cash Ratio, Return On Assets, Growth Firm Size, Debt To Equity Ratio Dan Net Profit Margin Terhadap Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Lq-45 Yang Ter

0 1 27

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Analisis Pengaruh Cash Ratio, Return On Assets, Growth Firm Size, Debt To Equity Ratio Dan Net Profit Margin Terhadap Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Lq-45 Yang Terdaftar Di Bursa efek Indonesia Tahun 2

0 1 9

ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS, DEBT TO EQUITY RATIO, ASSETS GROWTH, CASH RATIO, DAN FIRM SIZE TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO

0 0 18