Pendahuluan, pada bab ini akan dipaparkan mengenai latar

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pemberdayaan

1. Definisi Pemberdayaan

Pemberdayaan merupakan terjemahan dari bahasa inggris yaitu empowerment yang secara harfiah berarti pemberkuasaan. Pemberkuasaan itu sendiri dapat dipahami sebagai upaya memberikan atau meningkatkan kekuasaan power kepada pihak yang lemah atau kurang beruntung. Pengertian ini mengasumsikan bahwa kekuasaan sebagai sesuatu yang tidak berubah atau tidak dapat dirubah. Kekuasaan sesungguhnya tidak terbatas pada pengertian di atas. Kekuasaan tidak vakum dan terisolasi. Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan empowerment, berasal dari kata ‘power’kekuasaan atau keberdayaan. Karenanya, ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan. Kekuasaan seringkali dikaitkan dengan kemampuan kita untuk membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan, terlepas dari keinginan dan minat mereka. 1 Bagi Gunawan sumodiningrat “Pemberdayaan merupakan kemampuan atau meningkatkan kemandirian masyarakat dalam kerangka pembangunan nasional. Upaya pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari sudut pandang : 1 Edi Suharto, Membangun Masyarakat dan Memberdayakan Rakyat, Bandung : PT Refika Aditama, 2005, h.59 Pertama, penciptaan suasana atau iklim yang memungkinkan masyarakat berkembang. Kedua, peningkatan kemampuan masyarakat dalam membangun melalui berbagai bantuan dana, pelatihan, pembangunan prasarana dan sarana baik fisik maupun sosial, serta pengembangan kelembagaan di daerah. Ketiga, perlindungan melalui pemihakan kepada yang lemah untuk mencegah persaingan yang tidak seimbang, dan menciptakan kemitraan yang saling menguntungkan.’ 2 Bagi Persons “ Pemberdayaan adalah sebuah proses yang membantu orang menjadi cukup kuat untuk berpatisipasi dalam, berbagi pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap, kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya. 3 Samu el Paul menyatakan bahwa “pemberdayaan berati pembagian kekuasaan yang adil sehingga meningkatkan kesadaran politis dan kekuasaan yang lemah serta memperbesar pengaruh mereka terhadap proses dan hasil pembangunan. Pemberdayaan pada intinya adalah pemanusia an.’ 4 Dengan demikian, pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat 2 Syamsir Salam dan Amir Fadhillah, Sosiologi Pedesaan , Jakarta : Lembaga Penelitian Uin Syarif Hidayatullah,2008,h.235 3 Edi Suharto, Membangun Masyarakat dan Memberdayakan Rakyat, Bandung : PT Refika Aditama, 2005, h.59 4 Soetandyo Wignyosoebroto, dkk., Dakwah Pemberdayaan Masyarakat ,Yogyakarta : LKIS Pustaka Pesantren, 2005, h.169