Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

dalam karya akbarnya yang berjudul Essai Sur La Nature Du Commerce en General. Bahwasannya seorang entrepreneur sebagai orang yang membayar harga tertentu untuk produk tertentu untuk kemudian dijualnya untuk harga yang tak pasti, sambil membuat keputusan – keputusan tentang upaya mencapai dan memanfaatkan sumber-sumber daya, dan menerima resiko berusaha. 4 Istilah entrepreuner sudah dikenal orang dalam sejarah ilmu ekonomi sebagai ilmu pengetahuan pada tahun 1776, seperti yang dijelaskan oleh Adam Smith, bapak ilmu ekonomi, dalam karya akbarnya yang berjudul An Inquiry into The Nature and The Wealth of Nation, menggambarkan seorang entrepreneur sebagai seorang individu yang menciptakan sebuah organisasi untuk tujuan – tujuan komersial. Ia mengaitkan peranan sang entrepreneur dengan peranan seorang industrialis. Tetapi, ia juga memandang seorang entrepreneur sebagai seorang yang memiliki pandangan ke depan hingga ia berkemampuan untuk menditeksi permintaan pontensial akan barang dan jasa tertentu. 5 Sampai saat ini, dijumpai masih banyak warga masyarakat yang berada dalam kondisi kemiskinan baik di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan. 6 Dalam bangunan perekonomian Indonesia saat ini, tingkat pengangguran pemuda masih cukup tinggi, sehingga mengakibatkan masalah sosial yang cukup tinggi pula. Beberapa masalah sosial dipengaruhi oleh tingginya pengangguran diantaranya kemiskinan, penyalah gunaan narkoba, kriminalitas, pergaulan bebas dan premanisme, jual-beli manusia human trafficking, dan lain sebagainya. 4 J. Winardi, Entrepreuner dan Entrepreneurship, Jakarta,Prenada Media,2003, h. 110 5 Ibid,h. 110 6 S oetomo, Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat, Yogyakarta : PT. Pustaka Pelajar, 2006, h.276 Kondisi tersebut akan mengganggu pembangunan di segala bidang dan stabilitas nasional. Oleh karna itu Pemberdayaan ekonomi pada hakikatnya merupakan suatu proses yang dinamis, artinya perubahan yang terjadi menuntut adanya dinamika masyarakat dalam meningkatkan income per capita untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari guna mengantisipasi dan mempersiapkan kondisi ekonomi di masa mendatang. Yang dibutuhkan saat ini adalah suatu solusi yang dapat membantu mengatasi permasalahan di atas. Salah satu solusi tersebut adalah dengan meningkatkan semangat kewirausahaan pada setiap individu yang ada di masyarakat, terutama kaum muda sebagai tulang punggung bangsa 7 . Pengembangan kewirausahaan Yayasan Kuntum Indonesia dalam pemberdayaan ekonomi keluarga desa Tegal Waru Kec. Ciampea Kab. Bogor. Dapat menciptakan masyarakat yang mandiri menjadi landasan karakter budaya lokal yang kuat. Kampung Wisata Tegalwaru mempunyai berbagai wirausaha diantaranya : selai kelapa, nata de coco, rumah herbal, handycraft, tas anyaman, daur ulang kertas dan briket. Kampung ini mempromosikan usaha rumahan melalui program pelatiahan entrepreneur yang diadakan oleh Yayasan Kuntum Indonesia. Lebih dari 15.000 pengunjung dari berbagai kota datang untuk mengikuti pelatihan entrepreneur dan belajar bisnis sesuai minatnya masing- masing. Tentu hal ini memberikan tambahan income bagi para pelaku wirausaha karna hubungannya yang intens dan terbukanya pasar dengan berbagai pihak. 8 7 Lili Bariadi, dkk., Zakat dan Wirausaha Jakarta : CED Center for Enterpreneurship Devlopment, 2005, h. 56 8 Hendry Ismono, “Memberdayakan Warga Lewat Kampong Wisata oleh Tatiek Kancaniati ”, Nova, 27 April 2014, h.48 Dengan demikian masyarakat Desa serta menanggulangi kemiskinan dan kesenjangan menjadi fenomena yang semakin kompleks, pembangunan pedesaan dalam perkembangannya tidak semata-mata terbatas pada peningkatan produksi pertanian. Pembangunan pedesaan juga tidak hanya mencangkup implementasi program peningkatan kesejahteraan sosial melalui distribusi uang dan jasa untuk mencukupi kebutuhan dasar. Lebih dari itu adalah sebuah upaya dengan sepektrum kegiatan yang menyentuh pemenuhan berbagai macam kebutuhan sehingga segenap anggota masyarakat dapat mandiri, percaya diri, tidak bergantung dan dapat lepas dari belenggu struktural yang membuat hidup sengsara. 9 Dan permasalahan di atas mendorong penulis untuk mengadakan penelitian dalam rangka memenuhi tugas skripsi mencapai gelar Sarjana Komunikasi Islam S.Kom.I, pada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Universitas Islam Negri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini penulis beri judul : “Entrepreneur Yayasan Kuntum Indonesia dalam Pemberdayaan Ekonomi Keluarga di Desa Tegal Waru Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor.” B. Fokus dan Batasan Masalah 1. Fokus Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka untuk mempermudah dalam penyusunan penelitian dan penulisan skripsi ini agar lebih terarah, jelas, 9 Moelyono Mauled, Menggerakkan Ekonomi Kreatif antara Tuntutan dan Kebutuhan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2010, h.274 fokus dan tidak meluas, penulis memfokuskan pada Entrepreneur dan Pemberdayaan Yayasan Kuntum Indonesia.

2. Batasan Masalah

Sesuai fokus masalah yang dikemukakan di atas, agar penulisan skripsi ini menjadi terstruktur dan tidak melebar maka pembahasan skripsi atau penelitian ini, penulis batasi pada 2 hal yaitu : 1. Bagaimana proses entrepreneur Yayasan Kuntum Indonesia dalam pemberdayaan ekonomi keluarga desa Tegal Waru kecamatan Ciampea kabupaten Bogor? 2. Bagaimana hasil entrepreneur yang diperoleh keluarga desa Tegal Waru dalam pemberdayaan Yayasan Kuntum Indonesia ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian dengan judul Entrepreneur Yayasan Kuntum Indonesia dalam Pemberdayaan Ekonomi Keluarga di Desa Tegalwaru Kec.Ciampea Kab. Bogor. Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini, antara lain adalah sebagai berikut: Tujuan : 1. Untuk mengetahui proses entrepreneur Yayasan Kuntum Indonesia dalam pemberdayaan ekonomi keluarga di desa Tegal Waru kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. 2. Untuk mengetahui hasil yang diperoleh oleh keluarga di desa Tegal Waru dalam pemberdayaan Yayasan Kuntum Indonesia.

D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti. Bogdam dan Taylor mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati secara lansung. 10 Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu yang terlibat secara holistik utuh.Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari sesuatu keutuhan.Penelitian jenis ini yang lazimnya disebut penelitian deskriptif dimaksudkan sebagai upaya eksplorasi atau klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial.Hasil dari penelitian ini bisa menjadi masukan bagi kegiatan penelitian lebih lanjut. 11 Dengan menggunakan pendekatan kualitatif peneliti dapat memperoleh data-data yang akurat, dan menggambarkan fenomena yang ada di lapangan. Seperti kondisi kelompok entrepreneur, mengetahui tentang perubahan yang terjadi dari segi ekonomi keluarga serta peningkatan pendapatan yang akhirnya dapat meningkatkan taraf 10 Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008, Cet. Ke-25,h.5 11 Sanafiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,2005, h.18 kehidupan keluarga di desa Tegalwaru setelah bergabung dalam pelatihan atau pembinaan entrepreneur oleh Yayasan Kuntum Indonesia. Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data berupa observasi dan wawancara selama berada di lapangan, serta studi dokumentasi. Kemudian data yang diperoleh dianalisis dan dibandingkan dengan teori yang digunakan.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjeknya adalah para entrepreneur desa Tegal Waru yang termasuk dalam pemberdayaan Yayasan. Peneliti menentukan 5 orang entrepreneur yang menjadi subjek penelitian. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah Yayasan Kuntum Indonesia dalam pemberdayaan ekonomi keluarga di desa Tegal Waru kecamatan Ciampea kabupaten Bogor.

3. Macam dan Sumber Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sumber data yaitu :

a. Data primer

Data primer, yaitu data yang berasal dari hasil wawancara dan hasil pengamatan dilapangan. Data ini terbagi menjadi dua sumber yaitu : 1. Sumber utama, diperoleh secara lansung dilapangan dalam pengamatan lansung. Memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proposional maupun pengetahuan yang lansung diperoleh dari sumber-sumber terpecaya. Sebelumnya peneliti melakukan wawancara lansung dengan pelopor utama yaitu Ibu Tatiek Kancaniati, selaku pemberdaya masyarakat kampung wisata Tegal Waru dengan