BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS
A. Temuan
1. Proses Program Enterpreneur Yayasan Kuntum Indonesia
Entrepreneur adalah program pemberdayaan yang ditunjukan untuk membangun kemandirian ekonomi keluarga serta memberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk dapat mengembangkan kearah kegiatan yang bersifat positif, serta mampu menciptakan atau membangun tingkat kesejahteraan keluarga.
1
Untuk tercapainya kondisi ekonomi keluarga desa tegal waru yang baik, perlu adanya pendekatan non direktif partisipatif maka Yayasan harus melakukan
tugas di bawah ini, sebagaimana menurut Isbandi Rukminto Adi yaitu :
2
“Menumbuhkan keinginan masyarakat untuk berwiraswasta bergelut dalam aspek ekonomi, bertindak dengan merancang munculnya diskusi tentang apa yang
menjadi masalah dalam masyarakat, dan memberikan informasi tentang pengalaman kelompok lain yang telah sukses dan sejahtera serta membantu
masyarakat untuk membuat analisis situasi usaha yang prospektif secara sistimatik penyebab dari masalah berbisnis dan menghubungkan masyarakat dengan sumber
yang dapat dimanfaatkan”
1
Wawancara Pribadi, Ibu Tatiek Kancaniati Pendamping Program Social Entrepreneur, Bogor, 28 November 2014
2
Lili Bariadi, dkk., Zakat dan Wirausaha Jakarta : CED Center for Enterpreneurship Devlopment, 2005, h. 56
Dalam hal ini Yayasan KUNTUM Indonesia melakukan pendampingan atau pembinaan terhadap keluarga desa Tegalwaru yaitu untuk mencegah
pengangguran dan kemiskinan yang terjadi, maka entrepreneur dapat meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kemampuan masyarakat mengenai
hak dan kewajibannya serta meningkatkan keterampilan keluarga dalam mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan hidupnya.
Yayasan Kuntum Indonesia melakukan 5 pendekatan dalam proses entrepreneur dalam meningkatkan ekonomi keluarga dengan cara, yaitu :
3
a. Pembentukan Kelompok secara Partisipatif
Pada tahun 2008 Yayasan KUNTUM Indonesia membentuk sebuah kelompok usaha rumahan, proses yang ditunjukan ialah untuk menciptkan
kemajuan sosial dan meningkatkan ekonomi keluarga melalui partisipatif aktif serta inisiatif anggota masyarakat itu sendiri. mereka memiliki
potensi, hanya saja potensi tersebut belum sepenuhnya dikembangkan. Maka kelompok ini kemudian dimotivasi untuk terlibat dalam kegiatan
peningkatan pendapatan dengan menggunakan sumber-sumber dan kemapuan-kemampuan mereka. Para entrepreneur berbasis kelompok
diberikan modal utama melalui program pembiayaan,akses mendapatkan pembiayaan, dan upaya penanggulangan kemiskinan memiliki pengaruh
terhadap pengembangan ekonomi keluarga
3
Ibid