Pengertian Rasio Likuiditas Teori Rasio Likuiditas Financing to Deposit Ratio
57
Rasio ini disebut juga acid test rasio yang juga digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Penghitungan quick ratio dengan mengurangkan aktiva lancar dengan persediaan. Hal ini dikarenakan persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang
likuiditasnya rendah dan sering mengalami fluktuasi harga serta menimbulkan kerugian jika terjadi likuiditas. Jadi rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan
kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Menurut Sawir
29
, quick ratio umumnya dianggap baik adalah semakin besar rasio ini maka semakin baik kondisi perusahaan.
Quick ratio dapat dihitung dengan formula :
c. Cash ratio Rasio Kas Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan posisi kas yang dapat
menutupi hutang lancar dengan kata lain cash ratio merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan kas yang dimiliki dalam manajemen kewajiban
lancar tahun yang bersangkutan. Cash Ratio dapat dihitung dengan formula:
29
Agnes Sawir, Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan, h. 10.
Aktiva Lancar − Persediaan Utang Lancar
x
Kas Utang Lancar x
58
Sedangkan menurut Mulyono
30
, rasio likuiditas terdiri dari: a Cash ratio
b Loans to deposits ratio c Loans to assets ratio
Berdasarkan dari jeni-jenis rasio likuiditas di atas, penulis memproksikan Loan to Deposit Ratio LDR sebagai variabel bebas penelitian iini karena Loan to
Deposit Ratio LDR menggambarkan kemampuan suatu bank untuk menangani kewajiban-kewajibannya terutama kewajiban jangka pendek yang akan segera
jatuh tempo. Namun Dalam perbankan syariah tidak dikenal istilah kredit loan namun pembiayaan atau financing. Sehinga proksi dari likuiditas dalam
penelitian ini menggunakan rasio Financing to Deposit Ratio FDR. Financing to Deposit Ratio FDR adalah istilah dalam perbankan syariah atau yang
dikenal dengan istilah Loan to Deposit Ratio LDR dalam perbankan konvensional merupakan rasio yang menyatakan seberapa jauh kemampuan
bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengendalikan kreditpembiayaan yang diberikan sebagai sumber
likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini, memberikan indikasi semakin rendahnya likuiditas bank yang bersangkutan.
31
30
Teguh Pudjo Mulyono, Analisa Laporan Keuangan untuk Perbankan Jakarta: Djambatan, 2005, Edisi Revisi, h. 79.
31
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, h. 116.