Uji Normalitas Uji Asumsi Klasik

77

2. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali 15 , uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual pengamatan satu ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas begitu juga sebaliknya jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Adapun beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas: 1. Melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot anatara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya yang telah di studentized. Dasar analisis: 1.Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 15 Ibid., h.139. 78

3. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen . Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika terjadi korelasi maka terdapat masalah multikolinieritas sehingga model regresi tidak dapat digunakan. Pengujian ini dapat dilihat melalui nilai Variance Inflation Factor VIF dengan ketentuan sebagai berikut: 16 a. Jika nilai Variance Inflation Factor VIF ≥ 10 maka terdapat persoalan multikolinieritas diantara variabel bebas. b. Jika nilai Variance Inflation Factor VIF ≤ 10 maka tidak terdapat persoalan multikolinieritas diantara variabel bebas.

4. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali 17 , uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi liner ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan penganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini yaitu dengan uji Durbin-Watson. 16 Ibid., h.105. 17 Ibid., h.110. 79 Menurut Suliyanto 18 , salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi adalah dengan uji Durbin-Watson dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW dL 2. Tanpa kesimpulan, jika dL nilai DW dU 3. Tidak ada autokorelasi, jika dU nilai DW 4-dU 4. Tanpa kesimpulan, jika 4-dU nilai DW 4-dL 5. Terjadi autokorelasi negative, jika nilai DW 4dL.

D. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda multiple regression diterapkan untuk memecahkan kasus yang memiliki satu variabel dependen dengan beberapa atau lebih dari satu variabel independen. 19 Menurut Sugiyono 20 , analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti apabila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan naik-turunnya variabel dependen kriterium, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor predictor dimanipulasi dinaik turunkan nilainya. Persamaan regresi untuk empat prediktor adalah: Keterangan: 18 Suliyanto, Ekonomi Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS, Yogyakarta: Medikom, 2011, h. 129. 19 Sugiama Gima, Metode Penelitian Bisnis dan Manajemen, Bandung: Guardaya Intimarta, 2008, h. 238. 20 Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, h. 277. Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + e 80 Y = Return On Asset ROA α = Konstanta, merupakan nilai terkait yang dalam hal ini adalah Y pada saat variabel independennya adalah 0 X 1 , X 1 , X 1 =0. β 1 = Koefisien regresi variabel independen X 1 terhadap variabel Y, bila variabel X 2, X 3, dan X 4 dianggap konstan. β 2 = Koefisien regresi variabel independen X 2 terhadap variabel Y, bila variabel X 1, X 3 dan X 4 dianggap konstan. β 3 = Koefisien regresi variabel independen X 3 terhadap variabel Y, bila variabel X 1, X 2 dan X 4 dianggap konstan. β 4 = Koefisien regresi variabel independen X 4 terhadap variabel Y, bila variabel X 1, X 2 dan X 3 dianggap konstan. X 1 = Capital Adequacy Ratio CAR yang merupakan variabel independen ke-1. X 2 = Financing to Deposit Ratio FDR yang merupakan variabel independen ke-2. X 3 = Inflasi yang merupakan variabel independen ke-3. X 4 = BI rate yang merupakan variabel independen ke-4.

E. Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

Analisis rasio risiko dan profitabilitas bank umum syariah (studi empiris 3 bank umum syariah di Indonesia)

3 7 121

Pengaruh Linkage Program Terhadap Rasio Profitabilitas (ROE) dan Rasio Kecukupan Modal (CAR) Pada Bank Syariah Mandiri

4 23 121

ANALISIS PENGARUH FDR, BOPO, NIM, BI RATE DAN INFLASI TERHADAP TINGKAT BAGI HASIL DEPOSIT MUDHARABAH (Studi Pada Bank Syariah Mandiri dan Bank Syariah Mega Indonesia Periode 2010-2013)

0 3 143

ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN UMKM, KUK, CAR DAN BOPO TERHADAP KREDIT BERMASALAH PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA (Studi pada Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah Mega, Bank Bukopin Syariah dan Bank BRI Syariah Di Indonesia Tahun 2009-2014

2 7 139

PENDAHULUAN Analisis Efisiensi Bank Umum Syariah Di Indonesia Dengan Menggunakan Data Evelopment Analysis (DEA) (Studi pada Bank BNI Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, Bank BRI Syariah, Bank BCA Syariah, Bank Bukopin Syariah

1 8 10

EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN METODE Efisiensi Bank Umum Syariah Di Indonesia Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis(DEA).(Studi Pada Bank Mega Syariah, Bank Muamalat Indonesia, Bank BNI Syariah dan Bank Syariah Mandiri Tahu

0 4 14

PENDAHULUAN Efisiensi Bank Umum Syariah Di Indonesia Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis(DEA).(Studi Pada Bank Mega Syariah, Bank Muamalat Indonesia, Bank BNI Syariah dan Bank Syariah Mandiri Tahun 2013-2014).

0 2 8

PENDAHULUAN Analisis Mengukur Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia (Studi Pada Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat Indonesia Periode 2009-2012).

0 2 12

Pengaruh Inflasi, BI Rate, CAR, dan NPF terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia 1. cover

0 0 21

View of Pengaruh Nilai Tukar Mata Uang dan Inflasi terhadap Profitabilitas di Bank Syariah: Studi Analisis pada Bank Muamalat, Bank Mandiri Syariah dan Bank Mega Syariah Periode 2011-2015

0 0 24