102
yang seharusnya dapat dikonversi menjadi laba yang signifikan terhadap tingkat profitabilitas bank seperti pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Bahkan
kemungkinan bank menggunakan modal tersebut untuk menutupi aktiva-aktiva yang bermasalah seperti pembiayaan macet yang terjadi karena nilai NPF yang
tinggi, atau dimungkinkan bank mengalokasikan modal yang ada untuk membiayai aktiva tetap sebagai langkah ekspansi seperti membuka cabang baru
yang hampir bisa dipastikan akan meningkatkan pengeluaran dalam bentuk pengadaan tangible assets seperti kantor cabangkantor cabang pembantu dan
intangible assets seperti dalam bentuk promosi dan marketingpemasaran Hasil temuan ini mendukung hasil penelitian dari Dhika Rahma Dewi
2010, M. Shalahuddin Fahmy 2013, dan Muh. Ruslan Abdullah 2014 yang menunjukkan bahwa CAR tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap
ROA.
b. Pengujian Hipotesis 2 H2
Hipotesis kedua yang diajukan menyatakan bahwa FDR berpengaruh signifikan dan positif terhadap ROA. Dari hasil penelitian diperoleh koefisien
regresi untuk variabel FDR sebesar 0,427 dengan nilai signifikansi 0,633, dimana nilai ini tidak signifikan pada tingkat signifikansi 0,05, karena lebih besar dari
0,05. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa FDR berpengaruh signifikan dan positif terhadap ROA Bank Umum Syariah di
Indonesia tidak diterima, sedangkan berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien untuk variabel ini bernilai positif, sehingga dapat diartikan bahwa
103
pengaruh yang diberikan oleh variabel FDR terhadap ROA adalah positif. Kondisi ini mengandung arti bahwa semakin tinggi nilai FDR bank umum syariah maka
mengakibatkan peningkatan pada ROA bank umum syariah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan FDR tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat profitabilitas bank, karena nilai FDR suatu bank umum syariah belum tentu menjadi tolak ukur bagi bank dalam
hal profitabilitas. Berdasarkan data yang ada pada penelitian, pembiayaan yang telah disalurkan jika dilihat dari rasio FDR sudah cukup baik dengan rata-rata
90,17, namun disisi lain terdapat kondisi dimana indikator dari pembiayaan bermasalah yang dikenal dengan NPF mengalami kecenderungan naik meskipun
rata-rata belum menyentuh angka 5. Bank umum syariah dalam penelitian ini lebih cenderung menjaga likuiditasnya pada titik aman sehingga ekspansi
pembiayaan dengan memanfaatkan dana pihak ketiga ini belum sepenuhnya optimal, sehingga belum bisa sepenuhnya berkontribusi secara signifikan terhadap
tingkat profitabilitas bank. Hasil temuan ini mendukung hasil penelitian dari Dhika Rahma Dewi
2010, M. Shalahuddin Fahmy 2013, dan Muh. Ruslan Abdullah 2014 yang menunjukkan bahwa FDR tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap ROA.
c. Pengujian Hipotesis 3 H3
Hipotesis ketiga yang diajukan menyatakan bahwa inflasi berpengaruh signifikan dan negatif terhadap ROA. Dari hasil penelitian diperoleh koefisien
regresi untuk variabel inflasi sebesar -0,145 dengan nilai signifikansi 0,072,