Pendidikan Agama Islam KAJIAN TEORITIS

pendidikan agama Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam. 18 Pendidikan Agama Islam mempunayai cakupan yang sama luasnya pendidikan dengan pendidikan umum, bahkan melebihinya. Oleh karena itu pendidikan islam juga membina dan mengembangkan pendidikan agama, dimana titik beratnya terletak pada internaliasi nilai iman,Islam, dan ihsan dalam pribadi manusia muslim yang berilmu pengetahuan luas. Maka pendidikan agama Islam adalah merupakan bagian dari pendidikan Islam , di mana tujuan utamanya adalah membina dan mendasari kehidupan anak didik dan nilai-nilai agama serta sekaligus mengajarkan ilmu agama Islam, sehingga ia mampu mengamalkan syariat Islam secara benar sesuai pengetahuan agama. 19 Mata pelajaran pendidikan agama Islam itu secara keseluruhannya dalam lingkup Al- Qur’an dan al-hadits, keimanan, akhlak, fiqihibadah, dan sejarahh, sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya. 20 Pada tingkat SMP semua bidang studi agama tersebut dirangkum menjadi satu mata pelajaran Penidikan Agama Islam. Adapun tujuan dalam mempelajari mata pelajaran tersebut antara lain mampu membaca Al- Qur’an dengan fasih, beriman kepada Allah, kitab Allah, Rasul Allah, dan hari akhir, bekerja keras dan terbiasa berprilaku toleransi Akhlak, dapat melakukan thaharahbersuci, mengetahui hukum Islam tentang shalat wajib, mengerti tentang zakat, mawaris dan mmahami tentang ibadah haji Fiqih, memahami perkembangan Islam di Indonesia. SejarahTarikh. Pencantuman pendidikan agama sebagai mata pelajaran wajib diseluruh jenis, jalur dan jenjang pendidikan ini tidak lepas dari tujuan yang ingin dicapai dari 18 Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2004. Cet-1, h.130 19 H.M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum,Jakarta:Bumi Aksara,2000,Cet. Ke 3.h.5 20 Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam………h, 131 pendidikan nasional sendiri, yakni “mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan, ” UU 21989 pasal 4. Oleh sebagian kalangan umat beragama khususnya umat Islam, undang-undang ini dianggap strategis bukan hanya karena mencantumkan pendidikan agama secara eksplisit, melainkan juga mengatur bahwa tenaga pengajar haruslah orang yang beragama pasal 28 ayat 2, dan pengajar pendidikan agama harus beragama sesuai sesuai dengan agama yang diajarkan dan agama peserta didik yang bersangkutan penjelasan pasal 28 ayat 2. Pasal ini dianggap penting oleh kelompok Islam, karena pada sekolah sekolah non Islam, siswa muslim sering kali tidak mendapatkan hak untuk mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agamanya. Atau bahkan diharuskan untuk mengikuti pelajaran agama yang menjadi cirri khas sekolah bersangkutan. Dengan demikian, undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang pendidikan nasional, menempatkan pendidikan agama dalam posisi strategis disetiap jenjang pendidikan, sejak pendidikan dasar, menengah sampai pendidikan tinggi. Bersama dengan pendidikan kewarganegaraan dan bahasa, pendidikan agama menjadi muatan wajib kurikulum yang harus diajarkan. Bukan hanya itu, jika pada UU Nomor 21989 pendidikan agama ditempatkan pada urutan kedua setelan pendidikan Pancasila, pada undang-undang sisdiknas, pendidikan agama dalam numerasi mata pelajaran yang harus diajarkan meningkati tempat yang pertama. Hal ini tentu bukan tanpa tujuan, melainkan menegaskan pentingnya pendidikan agama dalam konstelasi sistem pendidikan nasional kita. 2. Kedudukan Pendidikan Agama Islam Pendidikan sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia dari aspek-aspek rohaniah dan jasmaniah juga harus berlangsung secara bertahap. Oleh karena suatu kematangan yang bertitik akhir pada optimalisasi perkembanganpertumbuhan, baru dapat tercapai bilamana berlangsung melalui proses demi proses kearah tujuan akhir perkembanganpertumbuhannya . 21 “Pendidikan agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan atau asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakini secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup didunia maupun diakhirat kelak. 22 Hal ini sesuai dengan rumusan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam penjelasan UUSPN mengenai pendidikan agama di jelaskan bahwa pendidikan agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Adapun pendidikan Agama Islam menurut prof. HM Arifin bahwa : “ Pendidikan Agama Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertakwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan citra kemampuan dasar anak didik melalui ajaran Islam kearah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya. 23 Menurut Hasan Langgulung : “ Pendidikan Agama Islam adalah usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan 21 H.M Arifin, Filsafat Pendidikan Islam,Jakarta:Bina Aksara, 1987.Cet-1,h. 10 22 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam Jakarta:Bumi Aksara, 1992,Cet-2. h.86 23 H.M Arifin, Ilmu Pengetahuan Islam, Jakarat: Bumi Aksara,1994,Cet.Ke-3, h. 2 masyarakatnya dan kehidupan alam sekitar melelui proses pendidikan dengan dilandasi nilai-nilai yang Islami. 24 3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam Ruang lingkup pendidikan agama Islam meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara lain : a. Hubungan manusia dengan Allah b. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri c. Hubungan dengan sesama manusia d. Hubungan dengan sesama makhluk lain dan alam sekitarnya. Upaya mencapai tujuan atau hasil pendidikan yang diinginkan atau yang ditetapkan sudah tentu diperlukan pengajar yang sesua untuk itu. Makin jelas tujuan yang diinginkan maka makin jelas pula bahan yang diperlukan. Adapun tema sentral bahan pengajaran pendidikan agama Islam SMTP yaitu : a. Siswa bergairah beribadah serta mampu berdzikir dan berdo’a; b. Siswa mampu membaca Al-qur’an dengan benar; c. Siswa terbiasa berakhlak baik. 25 4. Tujuan Pendidikan Agama Islam Tujuan adalah suatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai. Karena pendidikan merupakan suatu usaha dan kegiatan yang berproses melalui tahap-tahap dan tingkatan-tingkatan maka tujuannya bertahap dan bertingkat pula. Dalam pendidikan agama Islam nilai-nilai yang hendak dibentuk adalah nilai- nilai Islam. Artinya, tujuan pendidikan agama Islam adalah tertanamnya nilai-nilai Islam kedalam diri manusia, yang kemudian terwujud dalam tingkah laku. 24 Hasan Langgulung, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1979,Cet. Ke-1, h. 15 25 H.Sahilun A.Nasir, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problema Remaja.Jakarta: Kalam Mulia,2002.Cet ke-2.h. 53 Pendidikan agama Islam di sekolah madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, serta pengamalan peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi. 26 Adapun tujuan akhir pendidikan agama Islam pada hakekatnya adalah realisasi dari cita-cita ajaran Islam itu sendiri, yang membawa misi bagi kesejahteraan umat manusia sebagai hamba Allah yang lahir batin di dunia dan akhirat. Rumusan- rumusan tujuan akhir pendidikan Islam telah disusun oleh para ulama dan ahli pendidikan Islam dari semua golongan dan mazhab dalam Islam, misalnya sebagai berikut : a. Rumusan oleh prof. Dr. Omar Muhammad Al-Taumy Al-Syaibani sebagai berikut : Pendidikan Islam diartikan sebagai usaha mengubah tingkah laku dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitarnya melalui proses kependidikan. . 27 b. Zakiah Daradjat mengemukakan ada beberapa tujuan pendidikan agama Islam yaitu : 1 Tujuan umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan itu meliputi seluruh aspek kemanusiaanyang meliputi sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan pandangan. Tujuan umum pendidikan agama Islam harus dikaitkan pula dengan tujuan pendidikan nasional Negara tempat pendidikan agama Islam itu dilaksanakan dan harus dikaitkan pula 26 Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam……, h. 135 27 H.M Arifini, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bina Aksara, 1987, Cet. Ke-1, h.13 dengan tujuan institusional lembaga yang menyelenggarakan pendidikan itu. 2 Tujuan akhir adalah untuk membentuk insan kamil dengan pola takwa dapat mengalami naik turun, bertambah, berkurang dalam perjalanan hidup seseorang. Perasaan,lingkungan dan pengalaman dapat mempengaruhinya. Karena itulah pendidikan Islam itu berlaku selama hidup untuk menumbuhkan, memupuk, mengembangkan, memelihara dan mempertahankan tujuan pendidikan yang telah dicapai. 3 Tujuan sementara ialah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal. Tujuan operasional dalam bentuk tujuan intruksional yang dikembangkan menjadi tujuan intruksional umum dan khusus TIU dan TIK, dapat dianggap tujuan sementara dan sifat yang agak berbeda 4 Tujuan operasional ialah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu. 28 c. Rumusan yang lain adalah hasil keputusan seminar pendidikan Islam seIndonesia tanggal 7 sampai dengan tanggal 11 Mei 1960, di Cipayung, Bogor. Pada saat itu berkumpullah para ulama ahli pendidikan umum, dan telah berhasil merumuskan tujua pendidikan Islam sebagai berikut: “Tujuan pendidikan Islam adalah menanamkan takwa dan akhlak serta menegakkan kebenaran dalam rangka membentuk manusia yang berpribadi dan berbudi luhur menurut ajaran Islam”. Tujuan tersebut ditetapkan berdasarkan at as pengertian bahwa: “Pendidikan Islam adalah bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam”. 28 Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1992,Cet. Ke-3,h.30 Jadi jelaslah, membicarakan masalah tujuan pendidikan, khususnya Islam, tidak terlepas dari masalah nilai-nilai ajaran Islam itu sendiri. Oleh karena realisasi nilai-nilai itulah yang pada hakikatnya menjadi dasar dan tujuan pendidikan Islam. 29 Tujuan pendidikan Nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3 yang menyatakan tujuan pendidikan adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan lebih berorientasi kepada nilai-nilai luhur dari Allah yang harus diinternalisasikan kedalam individu atau anak didik lewat proses pendidikan. Oleh sebab itu, penanaman nilai tersebut, pendidikan Islam harus mampu mengantarkan, membimbing, dan mengarahkan anak didik untuk melaksanakan fungsinya sebagai „abd dan khalifah, guna membangaun dan memakmurkan alam ini sesuai dengan konsep-konsep yang telah ditetapkan Allah. 30 Tujuan pendidikan agama Islam tidak terlepas dari tujuan hidup seorang muslim sebagaimana firman Allah dalam Al- Qur’an surat Ali-Imran ayat 102:              Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa kepadanya dan jaganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” 29 H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003, Cet-1, h.29 30 Hj. Hasniyati Gani Ali, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Quantum Teaching,2008. Cet-1, h.32-33 Dengan demikian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah menanamkan nilai-nalai yang islami kepada pribadi seseorang, serta mengembangkan agar seseorang mampu mengamalkan nilai-nilai tersebut sesuai dengan tuntunan Al- Qur’an dan menjadikan seseorang bertaqwa, sehingga tujuan pendidikan agama Islam dapat mencapai kebutuhan yang mutlak yakni kebutuhan duniawi dan ukhrawi, sebab dengan amal yang baik yang dikerjakan didunia akan mampu meraih kebahagiaan di akhirat kelak dan itu merupakan tujuan akhir seorang muslim.

E. Kerangka Berpikir dan Hipotesis

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa motivasi merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan proses belajar mengajar. Motivasi belajar merupakan factor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan balajar, sebaliknya siswa yang memiliki intelegensi cukup tinggi, boleh jadi gagal karena kurang motivasi. Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang kuat. Sehubungan dengan pentingnya motivasi orang tua terhadap masa depan anak, berarti bahwa orang tua tidak cukup memperhatikan anak dari segi materi atau fisik saja. Kelengkapan berbagai fasilitas yang dimiliki anak tidak menjamin keberhasilannya. Selengkap fasilitas yang lengkap tidak akan bermanfaat jika anak tidak menggunakannya dalam hal belajar. Dalam memperkenalkan anak pada mata pelajaran agama misalnya,media pengenalan agama cukup banyak di Indonesia, termasuk buku-buku sumber dan media lainnya. Tetapi semua media tersebut akan menjadi benda-benda mati tanpa arti jika tidak pernah diperkenalkan kepada anak. Kalau orang tua sepenuhnya menyerahkan kepada guru di sekolah dalam memperkenalkan agama kepada anak, hasilnya mata pelajaran agam akan menjadi mata pelajaran yang tidak digemari siswa dan mereka tidak akan dapat merasakan manfaat dari pelajaran agama secara mendalam. Fasilitas yang ada merupakan salah satu faktor penunjang, tetapi aktivitas belajar anak tetap harus dikendalikan oleh orang tua, meskipun dalam batas-batas yang diperlukan. Bagaimanapun motivasi orang tua merupakan modal dasar bagi anak untuk melangkah dan bersikap. Pengaruh dan motivasi orang tua dirumah lebih penting dari pada fasilitas apapun yang ada, apa yang terjadi di dalam rumah adalah lebih penting dari pada apa yang tersedia di luar rumah. Tentu saja ini tidak berarti bahwa motivasi orang tua adalah satu-satunya faktor penyebab tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variable X Motivasi Orang Tua dan variable Y Prestasi Belajar. Maka dalam hal ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut : Ho : Tidak ada hubungan positif yang signifikan antara variable X denganVariabel Y, H2 : Terdapat hubungan positif yang signifikan antara variable X dengan variable Y.