Penciptaan Budaya Beragama Pembiasaan Budaya Beragama

1 Memberikan contoh teladan 2 Membiasakan hal-hal yang baik 3 Menegakkan disiplin 4 Memberikan motivasi dan dorongan 5 Memberikan hadiah terutama psikologis 6 Menghukum mungkin dalam rangka kedisiplinan 7 Penciptaan suasana religius yang berpengaruh bagi pertumbuhan anak. 45 Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa pembiasaan budaya beragama ini bisa diterapkan kepada siswa dengan cara guru mencontohkan kepada siswa. Guru di sin imenjadi pedoman terciptanya budaya beragama. Pembiasaan budaya beragama ini dengan cara memberi teladan kepada siswa. Nilai-nilai agama yang intenalisasi ke siswa tidak akan berjalan baik jika hanya di pandu oleh guru Pendidikan Agama Islam saja. Budaya beragama di sekolah perlu adanya kerjasama antar guru-guru mata pelajaran lain, kepala sekolah, dan organisasi sekolah. Budaya beragama yang dimaksudkan di sini adalah mengintegrasi nilai-nilai agama yang ada di sekolah, yang bertujuan menanamkan nilai-nilai agama Islam yang diperoleh siswa dari hasil pembelajaran di sekolah, agar menjadi kebiasaan siswa dalam berperilaku baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

C. Hasil Penelitian yang Relevan

Penulisan skripsi ini didukung oleh hasil penelitian yang relevan, yaitu yang ditulis oleh: 1. Mulatsih, jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kali Jaga Yogyakarta yang berjudul “Implementasi Religious Culture dalam Pendidikan Agama Islam Study Kasus di SMK N Wonosari Gunung Kidul ” tahun 45 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, h. 112. 2013.Berdasarkan penelitian tersebut menunjukkan bahwa religious culture di SMK N Wonosari Gunung Kidul sudah terlaksana, hasil ini ditandai oleh adanya kegiatan-kegiatan beragama di sekolah seperti: pembiasaan tadarus Al- Qur‟an, kegiatan keagamaan di hari Jum‟at, infak, TPA Jum‟at sore, pembiasaan solat Duha dan solat Zuhur berjama‟ah, bakti sosial, perpustakaan agama, pembiasaan 3S, do‟a bersama, manasik haji, PHBI, pengajian akhir semester, ekstrakurikuler keagamaan, khatmil Qur‟an, kantin kejujuran, pesantren Ramadhan, dan jabat tangan di pagi hari. 46 2. Siti Muawanatul Hasanah, Pasca Sarjana Manajemen Pendidikan Islam UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, yang berjudul “Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Budaya Agama di Komunitas Sekolah: Studi Kasus di SMK Telkom Sandhy Putra Malang” Tahun 2009. Penelitian ini difokuskan pada kepemimpinan kepala sekolah dalam mengembangkan budaya agama di komunitas sekolah: studi kasus di SMK Telkom Sandhy Putra Malang. Penelitian ini bertujuan untuk 1 menjelaskan budaya agama di SMK Telkom Sandhy Putra Malang. 2 menjelaskan strategi kepala sekolah dalam pengembangan budaya agama di SMK Telkom Sandhy Putra Malang. 3 menjelaskan dukungan warga sekolah dalam mengembangkan budaya agama di SMK Telkom Sandhy Putra Malang.47 3. Badrus Soleh, Pasca Sarjana Manajemen Pendidikan Islam UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang berjudul “Peran Kepala Sekolah dalam Pengembangan Budaya Islami di SMA Negeri 2 Jember”. Penelitian ini difokuskan kepada peran kepala sekolah dalam pengembangan budaya Islami di sekolah. Kepala sekolah adalah “the key person” keberhasilan pelaksanaan otonomi sekolah. Ia bertanggungjawab dalam mengelola dan 46 Mulatsih, Implementasi Religious Culture dalam Pendidikan Agama Islam Study Kasus di SMK N Wonosari Gunung Kidul, Yogyakarta: Universitas Negeri Sunan Kalijaga, 2013. 47 Siti Muawanatul Hasanah, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Budaya Agama di Komunitas Sekolah: Studi Kasus di SMK Telkom Sandhy Putra Malang, Malang: Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2009. memberdayakan berbagai sumber yang tersedia untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan sekolah. Kepala sekolah harus mampu berperan sebagai innovator, dan motivator dalam pengembangan budaya Islami di sekolah. 48 48 Badrus Soleh, Peran Kepala Sekolah dalam Pengembangan Budaya Islami di SMA Negeri 2 Jember, Malang: Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2010. 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakanmulai dari hari Kamis, 18September sampai 30 September 2014. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Triguna Utama.

B. Latar Penelitian

SMK Triguna Utama bertempat di Jalan Ir. H. Juanda Km. 2Rt. 02RW. 04Desa CempakaPutihKecamatan Ciputat Timur Kode Pos 15412. Berada pada posisi strategis dekat dengan berbagai fasilitas pemerintah antara lain Kampus UIN Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulloh Jakarta, JORR Jakarta Outer Ring Rood, dan wilayah perbatasan antara Pusat Ibu Daerah Khusus Ibu Kota DKI Jakarta dengan Wilayah Kota Tangerang Selatan Propinsi Banten. SMK Triguna Utama kedepan memiliki peranan yang penting khususnya dalam menyediakan tenaga kerja dan pembentukan generasi muda bangsa yang berada di posisi strategis sehingga sangat dibutuhkan oleh masyarakat di masa yang akan datang. Penelitian akan dilakukan di sekolah. Penelitian akan dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada Kepala Sekolah SMK Triguna Utama, Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, Guru Pendidikan Agama Islam SMK Triguna Utama, dan beberapa siswa SMK Triguna Utama. Observasi dilakukan di lingkungan sekolah, mengamati budaya beragam ayang telah diterapkan di sekolah. Dokumentasi juga dilakukan di sekolah guna memperkuat terlaksananya budaya beragama di sekolah.

C. Metode Penelitian

Penelitian yang berjudul “Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam PAI terhadap Budaya Beragama di SMK Triguna Utama ” ini adalah jenis penelitian kualitatif yang termasuk dalam jenis penelitian lapangan, yaitu penelitian dengan