Pelaksanaan Budaya Beragama di SMK Triguna Utama

memarahinya, tujuannya agar siswa bisa sadar dengan sendirinya akan kewajibannya selaku muslim. 4 Budaya beragama di SMK Triguna Utama memberikan pengaruh yang positif kepada siswa. Siswa bisa lebih sadar dengan keagamannya dengan adanya budaya beragama di sekolah. Dari data yang peneliti peroleh budaya beragama yang diterapkan di SMK Triguna Utama sudah berhasil membentuk karakter siswa menjadi lebih baik, akan tetapi guru hanya bisa melihat keberhasilan tersebut terbatas di sekolah saja. Oleh karenanya penting bagi guru menanamankan motivasi beragama kepada siswa agar siswa bisa melanjutkan kebiasaan beragama yang ada di sekolah ke lingkungan di luar msyaakat. Budaya beragama di sekolah tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya pemahaman keagamaan yang ditanamkan kepada siswa sejak ia kecil. Orang tua pendidik yang paling pertama mendidik anak haruslah menanamkan budaya- budaya positif kepada anak sejak mereka kecil.Adapun budaya-budaya positif yang bisa diterapkan di rumah adalah membiasakan anak shalat berjama’ah, berbicara yang baik kepada orang tua, memerintahkan anak untuk berperilaku bersih, mengingatkan anak untuk berdo’a sebelum dan sesudah makan, berdo’a sebelum dan sesudah tidur, dan lain sebagainya. Guru dan orang tua harus bekerja sama dalam rangka penerapan budaya beragama. Tidak hanya di sekolah saja budaya beragama diterapkan begitupun sebaliknya. Akan tetapi alangkah baiknya budaya beragama tersebut dapat diterapkan baik di sekolah maupun di rumah. Dengan ini anak akan sadar akan keagamaannya dan akan membentuk akhlak anak menjadi lebih baik.

D. Pembahasan

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di dalam kelas yang hanya 90 menit dalam seminggu menjadi masalah yang krusial di Negara ini.Waktu yang hanya 4 Hasil wawancara wakil kepala sekolah bidang kemahasiswaan SMK Triguna Utama pada tanggal 23 September 2014 2x45 menit dalam seminggu ini tetntu tidak cukup untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah memiliki tantangan yang besar. Jika membicarakan tujuan Pendiidkan Agama Islam secara umum yaitu meningkatkan keimanan, penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang agma Islam, maka pembelajaran yang masih bersifat teori di dalam kelas belum bisa meningkatkan keimanan, penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam. Jadi apa yang bisa diperoleh peserta didik dalam pembelajaran yang hanya 90 menit di dalam satu minggu. Jika hanya sebatas memberikan pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang lebih menekankan kepada aspek kognitif, mungkin guru bisa melakukannya, tetapi kalau memberikan pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang meliputi aspek afektif dan psikomotorik, guru akan mengalami kesilitan. Dengan adanya problematika pembelajaran Pedidikan Agama Islam maka SMK Triguna Utama membuat rancangan pengembangan budaya beragma di sekolah guna tercapainya tujuan Pendidikan Agama Islam. Budaya beragama di SMK Triguna Utama berkontribusi untuk terlaksananya pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah.Dengan lingkungan sekolah yang bernuansa islami. Buakan hanya lingkungan sekolah saja yang bernuansa islami akan tetapi peraturan-peraturan sekolah dan kegiatan-kegiatan di sekolah dijiwai dengan jiwa islami. Wujud nyata dari adanya budaya di sekolah tersebuat adalah adanya masjid yang diletakan di depan sekolah. Adapun kontribusi budaya beragama dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut: 1. Budaya yang merupakan tatanan atau peraturan di sekolah seperti: disiplin di dalam sekolah, memberi salam, membaca do’a sebelum dan sesudah memulai pembelajaran, toleransi antar umat beragama, shalat zuhur berjama’ah, membaca QS. Yasin, tadarus sebelum shalat Jum’at, shalat duha bagi siswa kelas XII dan menggunakan pakaian muslim di hari Jum’at. 2. Budaya yang merupakan kegiatan di sekolah seperti: infak, keputrian, muhadharah, tilawah al- Qur’an, dan pelaksanaan PHBI. 3. Budaya yang merupakan wujud benda seperti adanya masjid dan dekorasi sekolah yang dihiasi dengan Asmalul Husna. Dari budaya-budaya tersebut terkandung nilai-nilai Pendidikan Agama Islam.Budaya yang disebutkan di atas mencakup kelima aspek Pendidikan Agama Islam. Aspek al- Qur’an yang terkandung dalam budaya beragama di sekolah seperti adanya kegiatan BTQ, pembacaan QS.Yasin, dan adanya tilawah al- Qu’an. Dengan adanya kegiatan tersebut maka siswa akan mampu membaca al- Qu’an dengan baik. BTQ yang diajarkan bukan hanya terkait bacaan al- Qur’an saja akan tetapi mencakup ibadah. Aspek Akidah yang terkandung dalam budaya beragama di sekolah seperti: membaca do’a sebelum dan sesudah memulai pembelajaran, dan do’a sehabis shalat. Membaca do’a berarti meyakini bahwa Allah akan mengijabah do’a mereka. Yang demikian ini merupakan aplikasi dari bentuk keimanan siswa, siswa meyakini bahwa mereka hanyalah memohon atau miminta kepada Allah. Maka dengan adanya budaya beragma seperti ini keimanan siswa akan tangguh. Aspek Akhlak yang terkandung dalam budaya beragama di sekolah seperti: disiplin di dalam sekolah, memberi salam dan berjabat tangan dengan guru. Yang demikian merupakan suatu aplikasi dari pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Budaya yang diterapkan seperti ini kepada siswa tentunya akan tertanam akhlakul karimah dalam diri siswa. Aspek Fikih yang terkandung dalam budaya beragama di sekolah seperti: adanya BTQ yan g mengajarkan tata cara beribadah dan shalatberjama’ah. Dengan adanya budaya beragama seperti ini maka pembelajaran Pendidikan Agama Islam sudah teraplikasi.Dengan adanya shalat berjam’ah siswa diajarkan untuk terbiasa dalam shalat yang merupakan suatu kewajiban.Adanya BTQ dan shalat berjama’ah bertujuan agar siswa bisa mengaplikasikannya di luar sekolah di dalam kehidupn sehari-harinya. Aspek Sejarah Kebudayaan Islam yang terkandung dalam budaya beragama di sekolah yaitu seperti adanya Perayaan Hari Besar Islam dan adanya kegiatan estrakurikuler marawis. Dalam perayaan Hari-hari Besar Islam di SMK Triguna Utama bukan hanya memanggil penceramah saja akan tetapi adanya perlombaan- perlombaan salah satuny adalah lomba pidato. Lomba pidato ini merupakan aplikasi dari materi yang siswa dapat kemudian dituangkan melalui tulisan dan dipresentasikan di depan umum. Dengan ini maka pembelajaran Pendidikan Agama Islam sudah teraplikasikan. Saran dari peneliti untuk Perayaan Hari Besar Islam alangkah baiknya adanya pemanfaatan mading. Dengan cara dibuat lomba menulis kisah para Nabi atau para Sahabat Nabi, dengan semenarik mungkin. Bukan hanya tulisan tetap juga bisa dengan gambar atau komik. Yang seperti ini akan menjadikan siswa terpancing untuk mengeluarkan bakatnya. Dari pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam di dalam kelas yang hanya sifanya teori belum bisa membentuk akhlak siswa.Oleh karenanya guru Pendidikan Agama Islam membutuhkan kontribusi budaya beragama guna tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. 61

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah peneliti menguraikan hasil penelitian tentang pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap budaya beragama di SMK Triguna utama, dan sesuai rumusan masalah yang diajukan oleh peneliti maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Triguna Utama masih menggunakan kurikulum KTSP 2006. Dalam kurikulum KTSP Pendidikan Agama Islam mencakup lima aspek, yaitu: al- Qur’an, Aqidah, Akhlak, Fikih, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Pada pembelaran Pendidikan Agama Islam di kelas X guru Pendidikan Agama Islam menggunakan buku yang diterbitkan oleh Mediatama. Pembelajaran di dalam kelas masih bersifat kognitif, belum menyentuh aspek afektif dan psikomotorik. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di dalam kelas yang sifatnya teori saja belum cukup untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam. Oleh karenyanya, butuh adanya kontribusi budaya beragama guna mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam yang ditetapkan. 2. Budaya beragama di sekolah dapat memberikan kontribusi untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam. Siswa mampu membaca al- Qur’an dapat dilakukan dengan adanya kegiatan BTQ. Peningkatan keimanan siswa dapat dilakukan dengan adanya budaya berdo’a sebelum dan sesudah memaulai pembelajaran, serta berdo’a sehabis shalat. Penanaman akhlak bagi siswa dapat dilakukan dengan berberilaku disiplin, memberikan salam dan berjabat tangan. Pengaplikasian dari kajian fikih dapat dilakukan dengan adanya shalat zuhur dan shalat duha berjama’ah. Untuk mempelajari sejarah Islam dapat dilaksanakan dengan adanya Peringatan Hari Besar Islam. Dengan adanya budaya beragama di sekolah seperti ini tentu sangat berkontribusi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

B. Implikasi

Pelaksanaan budaya beragama di SMK Triguna Utama memberikan pengaruh positif terhadap siswa. Pengeruh positif ini dapat dilihat dari perubahan perilaku siswa, berdasarkan hasil wawancara terhadap siswa, siswa merasakan pengaruh yang positif seperti, solat tanpa disuruh dan solat tepat pada waktunya. Maka budaya beragama di SMK Triguna Utama harus tetap dipertahankan.

C. Saran

1. Untuk Mahasiswa a. Penelitian ini harus dikembangkan kembali dan diperluas kembali. 2. Untuk Guru a. Saling bekerjasama dalam rangka peningkatan keagamaan siswa b. Jangan menitik beratkan budaya beragama yang ada di sekolah kepada guru Pendidikan Agama Islam saja c. Senantiasa mengontrol perkembangan keagamaan siswa d. Selalu memberikan teladan yang baik terhadap siswa 3. Untuk Sekolah a. Melengkapi sarana dan prasana yang belum ada b. Mengontrol para guru dalam pelaksanaan budaya beragama c. Meningkatkan kualitas sekolah baik dari segi guru maupun siswa 4. Untuk Pemerintah a. Tingkatkan kualitas pendidikan bangsa dalam rangka mencerdaskan anak bangsa dan memperbaiki moral anak bangsa.