19 4. Siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.
5. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis. 6. Mempererat hubungan sekolah, masyarakat dan orang tua dengan guru.
7. Pengajaran diselenggarakan
secara realistis
dan konkrit
sehingga mengembangkan pemahaman dan berfikir kritis serta menghindarkan
verbalitas. 8. Pengajaran di sekolah menjadi lebih hidup sebagimana aktivitas dalam
Diedrich dalam Rohani, 9-10 setelah mengadakan penyelidikan, menyimpulkan terdapat 177 macam kegiatan pesrta didik yang meliputi aktivitas jasmani dan
aktivitas jiwa, antara lain sebagai berikut: Visual activities, membaca, memperhatikan: gambar, demonstrasi,
percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya.
2. Oral activities, menyatakan, merumuskan, bertanya,
memberi saran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi, dan sebagainya
3. Listening activities, mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato, dan sebagainya.
4. Writing activities, menulis: cerita, karangan, laporan, tes angket, menyalin dan sebagainya.
5. Drawing activities, menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola dan sebgainya.
6. Motor activities, melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, memelihara bintang, dan sebagainya.
7. Mental activities, mengganggap, mengingat, memecahkan masalah,
menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan dan sebagainya 8. Emotional activities, menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang,
Aktivitas-aktivitas tersebut tidaklah terpisah saru sama lain. Dalam setiap ak- tivitas motoris terkandung aktivitas mental disertai oleh perasaan tertentu dan
seterusnya. Pada setiap pelajaran terdapat berbagai aktivitas yang dapat diupayakan. Prinsip aktivitas yang diuraikan diatas didasarkan pada pandangan
psikologi bahwa, segala pengetahuan harus diperoleh melalui pengamatan mendengar, melihat, dan sebagainya sendiri dan pengalaman sendiri. Guru
hanyalah merangsang keaktifan dengan jalan menyajikan bahan pelajaran. Sedangkan yang mengolah dan mencerna adalah siswa.
20
Berdasarkan beberapa pemaparan di atas aktivitas belajar merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran, mi-
salnya dari tidak tahu menjadi tahu atau dari tidak mampu melakukan kegiatan menjadi mampu melakukan kegiatan.
5. Pemahaman Konsep
Dalam kamus Bahasa Indonesia, paham berarti mengerti dengan tepat, sedangkan konsep berarti suatu rancangan. Sedangkan dalam matematika, konsep adalah
suatu ide abstrak yang memungkinkan seseorang untuk menggolongkan suatu objek atau kejadian.
Jadi pemahaman konsep adalah pengertian yang benar tentang suatu rancangan atau ide abstrak.
Kemampuan pemahaman konsep matematika merupakan salah satu tujuan penting dalam pembelajaran, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan
kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu. Dengan pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri.
Pemahaman matematika juga merupakan salah satu tujuan dari setiap materi yang disampaikan oleh guru, sebab guru merupakan pembimbing siswa untuk mencapai
konsep yang diharapkan. Dalam Muhfida 2004, Asikin menggungkapkan teori-teori Bruner yaitu teori
konstruksi, notasi, kekontrasan dan variasi, serta konektivitas menyatakan bahwa belajar matematika adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur
matematika yang terdapat dalam materi-materi yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur itu. Pemahaman
terhadap konsep dan struktur suatu materi menjadikan materi itu dipahami secara
21 lebih komprehensif lain dari itu peserta didik lebih mudah mengingat materi itu
apabila yang dipelajari merupakan pola yang berstruktur. Dengan memahami
konsep dan struktur akan mempermudah terjadinya transfer. Dengan kata lain pemahaman konsep yaitu memahami sesuatu kemampuan mengerti, mengubah
informasi ke dalam bentuk yang bermakna. Herman Hudojo 2003: 123 dalam Muhfida mengungkapkan langkah-langkah
dalam menanamkan suatu konsep matematika berdasarkan penggabungan beberapa teori belajar Bruner antara lain teori konstruksi, teori notasi, teori
kekontrasan dan variasi serta teori konektivitas adalah sebagai berikut: Pengajar memberikan pengalaman belajar berupa contoh-contoh yang
berhubungan dengan suatu konsep matematika dari berbagai bentuk yang sesuai dengan struktur kognitif peserta didik.
2. Peserta didik diberikan dua atau tiga contoh lagi dengan bentuk pertanyaan.
3. Peserta didik diminta memberikan contoh-contoh sendiri tentang suatu
konsep sehingga dapat diketahui apakah peserta didik sudah mengetahui dan memahami konsep tersebut.
4. Peserta didik mencoba mendefinisikan konsep tersebut dengan bahasanya
sendiri. 5.
Peserta didik diberikan lagi contoh mengenai konsep dan bukan konsep. 6.
Peserta didik diberikan drill untuk memperkuat konsep tersebut. Pemahaman konsep berpengaruh terhadap tercapainya hasil belajar. Hasil belajar
merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar atau kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar
tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Berkenaan dengan hal tersebut Dimyati, 2006: 3 yang mengungkapkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari siswa, hasil belajar merupakan puncak
dari proses belajar.