Pengujian Pukul Takik Impact Test

Har di Sudjana ƒ‰‡Ͷͷͷ Gambar 10.47 Kedudukan Bahan Mesin uji Pukul takik Impact test Mesin uji pukul takik ini memiliki desain yang bermacam-macam tergantung pembuatnya, namun secara prinsip hampir tidak terdapat perbedaan. Mesin uji yang dipersiapkan untuk pengujian dengan sistem Izod, kedudukan spesimennya disesuaikan dengan ketentuan dalam pemasangan bahan uji, dimana bahan uji dipasang dengan sistem cantilever, sedangkan untuk sistem Charphy menggunakan sistem “Beam”, sebagai ilustrasi tentang bentuk mesin uji ini diperlihatkan pada gambar 10.48 berikut. Gambar 10.48 Mesin uji pukul takik Impact Testing Machine Har di Sudjana ƒ‰‡Ͷͷ͸ Penentuan Nilai Impact sifat keuletan atau ductility Pembebanan dalam proses pengujian pukul takik impact Test, diberikan oleh ayunan pendulum dengan berat G dan jarak terhadap sumbu putar R yang bergerak dari ketinggian H 1 pada sudut awal D, pada beberapa mesin ditetapkan sebesar 141,5 . Gambar 10.49 Dasar penentuan daya dalam pengujian pukul takik Impact Test. Jika pendulum mengayun tanpa bahan uji maka gerakan ini akan menghasil Sudut akhir E dan ketingian H 2 , besarnya akan sama dengan H 1 , namun apabila gerakan ini dihambat oleh adanya bahan uji, maka sudut E akan menjadi lebih kecil demikian pula dengan ketinggian H 2 , maka dengan demikian terdapat penyerapan daya sebesar H 1 – H 2 lihat gambar 10.49 Dalam proses pengujian, ketinggian H tidak diketahui, yang diketahui ialah besarnya sudut awal D yang ditentukan menurut spesifikasi mesin 141,5 serta sudut akhir E yang diketahui setelah proses pembebanan dilakukan. Momen yang bekerja untuk melakukan pembebanan Impact ialah : Momen Impact M = G X R Dimana : G = Berat pendulum kg R = Jarak pisau pemukul knife edge terhadap sumbu putar m. Gaya yang diserap untuk pembebanan Impact A diketahui dengan : A = G.R Cos E - Cos D kg.m Har di Sudjana ƒ‰‡Ͷͷ͹ Nilai Impact angka kerapuhan : K = ASo kgmmm 2 Keterangan : So = Luas penampang dibawah takikan mm 2

5. Pengujian Geser

Pengujian geser digunakan untuk pengujian terhadap sambungan-sambungan yang menggunakan paku keling dan lain- lain. Beban yang terjadi didalam konstruksi sambungan biasanya berupa beban tarik atau beban tekan yang disebut sebagai pembebanan geser. Penggunaan sambungan dengan paku keling dilakukan pada bahan-bahan yang sulit untuk disambung dengan cara lain seperti pengelasan seperti konstruksi Alumunium, atau konstruksi yang harus dihindari dari pengaruh pengerjaan panas, sedangkan sambungan dengan baut digunakan pada konstrukasi yang diperlukan untuk dibuka sewaktu-waktu atau sambungan yang bersifat remanen.lihat gambar 10.50 dan 10.51 Pengujian geser tidak memerlukan mesin khusus, yang penting dari pengujian ini ialah pesawat yang digunakan harus menunjukkan besarnya gaya geser yang diberikan terhadap specimen pengujian berupa baut atau paku keling. Konstruksi sambungan dengan paku keling atau baut biasanya dibuat dengan penyambung lebih dari satu buah kecuali pada konstruksi khusus, oleh karena itu dalam pengujiannya juga dilakukan pda kedua jenis sambungan tersebut yakni sambungan tunggal dan sambungan majemuk, atau pengujian geser tunggal dan pe- ngujian geser ganda Gambar 10.50 Sambungan tunggal Gambar 10.51 Sambungan ganda Har di Sudjana ƒ‰‡Ͷͷͺ Gambar 10.52 Gaya geser pada sambungan dikeling ganda Kekuatan bahan terhadap pembebanan geser disebut tegangan geser yakni tegangan yang bekerja pada penampang bidang geser, sehingga nilai tegangan Vg merupakan perbandingan antara gaya F dalam kg per luas penampang A dalam mm 2 . Lihat gambar 10.50 Tegangan Geser Vg diketahui dengan : Vg = FA kgmm 2 untuk sambungan tunggal Vg = Fn.A kgmm 2 , n = Jumlah paku keling Har di Sudjana ƒ‰‡Ͷͷͻ

C. Pemeriksaan bahan Materials Inspection

Proses pemeriksaan bahan merupakan bagian dari tugas Quality Control baik pada bahan baku produk yang diterima incoming materials maupun pada produk yang telah selesai dikerjakan. Proses inspeksi ini lebih dititik beratkan pada sifat physic dari bahan atau produk yang dihasilkan dari kemungkinan adanya cacat, baik cacat luar maupun cacat dalam. Benda-benda logam atau baja yang telah melalui proses perlakuan panas biasanya sangat mungkin akan terjadi keretakan dibagian kulit, namun pada bahan-bahan tuangan atau casting biasanya cenderung pada cacat dalam, seperti keropos atau berongga. Untuk proses lanjutan terutama proses produksi pada benda- benda tuangan casting, seperti blank roda gigi, Pulley serta bahan-bahan komponen lainya biasanya akan terdeteksi setelah proses pekerjaan berlanjut, jia demikian ini akan sangat merugikan sekali terutama jika pekerjaan itu mendekati penyelesaian, baik rugi waktu, biaya pengerjaan, biaya listrik, tenaga kerja dan lain-lain. Oleh karena itu pemeriksaan terhadap bahan baku khususnya bahan tuangan casting diperlukan perhatian khusus serta metoda- metoda pemeriksaan yang tepat. Kendati demikian pemeriksaan ini tidak boleh mengakibatkan cacat atau kerusakan selama atau setelah pemeriksaan berbeda dengan pengujian terhadap sifat mekanik bahan yang disebut sebagai merusak Destructive Testing of MaterialsDT, oleh karena itu pemeriksaan ini disebut sebagai pengujian yang tidak merusak NDT = Non-destructive Test. Berbagai kemungkinan yang merugikan akan terjadi dengan keadaan cacat ini terlebih lagi bila produk ini merupakan komponen- komponen kendaraan, pesawat terbang, kereta api dan lain-lain tentu saja akan berdampak sangat buruk. Sedemikian pentingnya pemeriksaan terhadap bahan atau produk yang dihasilkan ini, berbagai metoda diupayakan agar proses ini tidak justru menghambat proses produksi, kadang-kadang pemeriksaan material ini dianggap membuang waktu. Oleh karena itu pemilihan metoda pemeriksaan yang tepat menjadi sangat penting, untuk itu pemeriksaan bahan materials atau produk ini dikelompokan menjadi dua macam yaitu : pemeriksaan cacat luar dan pemeriksaan cacat dalam.