Pengujian lengkung beban Pengujian Lengkung Bend Test

Har di Sudjana ƒ‰‡ͶͶ͹ sebenarnya di dalam praktiknya, defleksi ini dapat diukur secara langsung setelah proses pembebanan, sehingga dengan menggunakan formulasi : E = Elastisitas Kgmm 2 , akan diketahui atau angka ini akan diketahui melalui data hasil pengujian tarik. Dengan diketahuinya angka Elastisitas ini memperlihatkan bahwa dalam pengujian lengkung ini bekerja juga pembebanan tarik sebagaimana diperlihatkan pada gambar 10.32. I = Momen kelembaban linear yaitu : S64 d 4 untuk bahan berbentuk bulat 112 b. h 3 untuk bahan segi empat Sudut lenturan M. Sudut yang terbentuk oleh penurunan lenturan defleksi f ini dapat diketahui dengan : Catatan : 1 radian x 180 S = Nilai Elastisitas akan lebih akurat diperoleh melalui pengujian tarik. Bahan uji untuk pengujian lengkung beban. Bahan uji untuk pengujian lengkung beban, ukuran bahan uji spesiment pengujian diatur berdasarkan perbandingan tertentu terhadap duri pelengkung serta jarak antara tumpuan, sebagai pedoman dalam persiapan bahan uji, ketentuan tersebut dapat dilihat pada table berikut. Sedangkan bahan-bahan yang diuji biasanya bahan-bahan yang rapuh brittle seperti besi tuang Cast Iron. Har di Sudjana ƒ‰‡ͶͶͺ Tabel 10.8 Ukuran bahan uji dan perbandingannnya terhadap duri pelengkung dan jarak tumpuan. Diameter Nominal d mm Diameter rol penumpu mm Jari-jari pelengkung mm Jarak antara tumpuan,L mm 10 20 – 30 10 – 15 200 13 20 – 30 10 – 15 260 20 50 – 60 25 – 30 400 30 50 – 60 25 – 30 600 45 50 - 60 25 – 30 900 Kedudukan bahan uji dan pemberian beban dalam proses pengujian lengkung beban. Kedudukan bahan uji harus ditempatkan ditengah-tengah pada tumpuan yang terdapat pada mesin uji dengan jarak sesuai dengan table, sedangkan pembebanan harus diberikan secara perlahan-lahan dengan penambahan beban tidak lebih dari 3kgmm 2 setiap detiknya. Gambar 10.35 Kedudukan bahan uji dalam pengujian lengkung beban

b. Pengujian lengkung pengubahan bentuk

Pengujian lengkung pengubahan bentuk berbeda dengan pengujian lengkung beban, kendati bahan uji yang diuji diperkirakan memiliki sift yang sulit untuk dibentuk melalui pengerjaan dingin cold working processes, namun pada dasarnya proses pengujian lengkung penguaban bentuk ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh bahan uji ini dapat dibengkok atau dibentuk tanpa pemanasan. Oleh karena itu didalam prosesnya diperlukan pengamatan yang cermat serta memperhatikan berbagai aturan yang ditentukan dalam pengujian. Har di Sudjana ƒ‰‡ͶͶͻ Pengujian dengan metoda sederhana. Proses pengujian lengkung pengubahan bentuk ini tidak memerlukan mesin uji yang khusus yang paling penting adalah mesin yang mampu membrikan gaya tekan serta memiliki kelengkapan sebagai pendukung bahan uji selama pengujian, bahkan tidak memerlukan pengukur tekanan sebagaimana mesin yang digunakan pada mesin uji lengkung beban, namun berbagai ketentuan yang berlaku seperti bentuk dan ukuran spesiment serta rol penumpu dan duri pelengkung ditetapkan secara spesifik. Bentuk dan ukuran spesiment Bentuk dan ukuran spesiment untuk pengujian lengkung pengubahan bentuk memiliki ketentuan ukuran sebagaimana terlihat pada gambar 10.36 berikut. Gambar 10.36 Dimensi specimen pengujian lengkung pengbahan bentuk Lebar b : Lebar minimum = tebal a maks. 4 x a atau d 30 mm. Panjang L : L = D + 3a + 40 + diameter rol penumpu. D = Tebal duri pelengkung, nilainya disesuaikan dengan kekuatan tarik bahan uji, misalnya untuk baja Karbon : BJ .34 = 0,5a, BJ. 42 = a, BJ 50 = 1,5a Har di Sudjana ƒ‰‡ͶͷͲ Rol penumpu biasanya ditentukan sebesar 50 mm Kedudukan rol penumpu harus dapat distel agar dapat menyesuaikannya dengan kebutuhan jarak ukur L menurut kebutuhan pengujian sesuai dengan ketebalan bahan uji sebagaimana ditentukan pada ketentuan ukuran bahan uji. Demikian pula dengan kedudukan duri pelengkung dibuat agar dapat berputar me-nyesuaikan dengan kesejajaran rol penumpu. Gambar 10.37 Kedudukan specimen pada landasan Pembebanan pertama diberikan hingga diperkirakan ujung duri pelengkung sejajar dengan per-mukaan rol penumpu. Pembebanan dilanjutkan hingga diperkirakan benda uji membentuk sudut 140 gambar 10.38