Silent Chains and Toothed belt

ƒ‰‡ͷ͵ͳ Har di Sudjana

BAB XIII KESELAMATAN KERJA

A. Kebijakan pemerintah dalam penerapan Keselamatan dan Kesehatan kerja K3- tahun 2008.

Ditengah kompetisi usaha yang berat alasan keselamatan dan kesehatan kerja K3 telah menjadi bagian dari pencapaian kinerja perusahaan, oleh sebab itu upaya pemerintah melalui Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk menekan angka kecelakaan kerja hingga 50 bukan hanya basa-basi dan dilakukan dengan mensinergikannya pada semua institusi terkait. Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 ini diakui pula oleh semua kalangan pengusaha, bahwa apapun masalah keselamatan dan kesehatan kerja telah menjadi masalah tersendiri bagi produktifitas perusahaan, karena baik sosial maupun ekonomi akibat dari kecelakaan kerja perusahaan itu harus menanggung dampaknya. Untuk itu asosiasi Pengusaha Indonesia yang tergabung didalam APINDO secara terus-menerus mengkapanyekan “Zerro Accident” kepada semua perusahaan, karena bagaimanapun K3 itu sangat penting serta harus selalu disosialisasikan terutama kepada perusahaan-perusahaan kecil dan menengah karena mereka ini relative tidak memiliki kemampuan untuk menerapkan K3 secara baik, karena jika telah terjadi kecelakaan maka akibatnya perusahaan itu harus membayar mahal. Oleh karena itu penerapan K3 secara benar adalah merupakan tindakan preventif yang paling tepat. Dengan demikian maka penting sekali artinya membangun kepedulian bersama untuk membudayakan K3 antara Serikat Pekerja, Perusahaan serta Pemerintah. Dalam hal ini Pemerintah akan merepitalisasi berbagai hal yang berkaitan dengan K3 ini, dengan demikian target menekan angka kecelakaan kerja sebesar 50 itu dapat tercapai. Karena kecelakaan kerja menjadi beban tersendiri terutama bagi keluarga korban tersebut. Peningkatan kualitas tenaga kerja itu sendiri menjadi perhatian pemerintah, karena lemahnya mutu tenaga kerja itu sendiri merupakan salah satu factor penyebab terjadinya kecelakaan, dengan demikian produktifitas kerja juga akan meningkat termasuk juga kesejahteraan para pekerja itu sendiri. Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang hingga saat ini amanat dari Undang- ƒ‰‡ͷ͵ʹ Har di Sudjana undang tersebut masih belum optimal dengan berbagai kendala, oleh sebab itu wajar jika kecelakaan kerja itu masih terus rentan terjadi. Dikemukakan oleh menteri Tenaga Kerja dan transmigrasi bahwa : “Minimnya tingkat pemahaman dan kesadaran soal K3 di tingkat pelaku usaha serta tuntutan dasar pekerja, sering mengalahkan kebutuhan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, akibatnya tingkat kecelakaan dilingkungan kerja masih menjadi trauma Nasional, oleh karena itu diperlukan adanya repitalisasi secara menyeluruh dan pembudayaan K3 secara masal”. Upaya selanjutnya pemerintah akan bekerja sama dengan asosiasi-asosiasi sector, baik sector pelaksana misalnya Asosiasi Jasa Konstruksi, maupun sector perencana agar perencanaan ini juga memenuhi standar minimum Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3, membentuk satuan tugas SATGAS K3, seperti juga untuk pengawasan gedung-gedung diperlukan SATGAS khusus baik pengetahuan maupun keterampilannya juga personilnya agar dipenuhi syarat minimum K3 tersebut dan akan dikeluarkan dukungan hukum, serta akan melakukan “sidak-sidak” khususnya daerah- daerah padat karya untuk memperoleh informasi tentang low- enforcement dalam pelaksanaan peraturan-peraturan yang ada, karena sedemikian pentingnya Keselamatan dan Kesehatan kerja, demikian Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Erman Suparno. Lebih lanjut Menteri juga mengatakan bahwa kecelakan kerja itu sebesar lebih dari 60 kecelakaan itu terjadi di jalan raya, oleh karena itu perlu juga dilakukan kerja sama dengan fihak-fihak terkait seperti dinas perhubungan dan kepolisian. Pada tahun 2008 ini pemerintah akan berupaya memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja, berbagai aksi pemerintah telah disiapkan dengan partisipasi pelaku usaha dan serikat pekerja, kepedulian fihak terkait itu begitu penting karena dapat menemukan suasana yang nyaman dan aman bagi sebuah kelanjutan usaha dan investasi. Untuk itu diperlukan kerja sama antara Assosiasi pengusaha, Serikat Pekerja serta Pemerintah Daerah. Rentetan kecelakaan dilingkungan kerja sudah sepatutnya menjadi perhatian bersama, karena apapun juga akan membawa beban sosial dan ekonomi. Pembentukan SATGAS K3 ini akan dibentuk dimasing-masing unit organisasi perusahaan. Hal ini juga akan memberikan keuntungan ƒ‰‡ͷ͵͵ bagi serta keun prod meng “Und tahun huku meni Ment Mente hubun akan apapu bahka Kesel

B. Kese

oleh t tugas aman dari henda manu samp sebag pekerja dim a kesejahtera ntungan den uktif serta gakibatkan k dang-undang n ’50 dan d umnya, Lin ingkatkan teri Tenaga eri juga me ngan indust semakin k un Kecelaka an kerugian lamatan dan elamatan di Pengalam tingkat keha s pekerja un n serta selal hal-hal ya aknya diper usia sebaga pai dengan gai bagian d Gambar mana akan aannya, dan ngan memil a tidak te kerugian bag g yang berl dipandang re ngkungan kualitas da Kerja mene enambahkan try maka hu kondusif da aan kerja ak n yang dide n Kesehatan itempat kerj man menunj ati-hatian pe ntuk menam u menyadar ang disebut rsiapkan se ai pekerja it gambar 13 dari system k

13.1 Maca

terlindungi n bagi perus iki tenaga erjadi “sta gi perusahaa laku sekara elative tidak kerja menj an produkt gaskan. n bahwa : ubungan an an tidak sa kan memba erita akan m n Kerja K3” ja ukkan bahw kerja. OLeh mpilkan sika ri keamanan tkan perlen demikian ru tu sendiri. K 3.7 Berbaga keselamatan m-macam je Kesehatan ahaan juga kerja yang ag” produk an tersebut. ang ini ialah sesuai lagi, njadi factor tifitas peru “Dengan p ntara pekerja aling memb awa beban b melebihi ong ” wa keselam karena itu ap dan ferfo n bagi sesam ngkapan ke upa, khusus Kita lihat pa ai macam a n kerja. enis kaca ma Har di Su dan Kesela akan memb selalu eksi ksi yang h undang-u , termasuk s r utama usahaan”,dem perbaikan k a dan peng bebankan k bagi semua gkos pelaks atan kerja hal ini meru orma kerja ma pekerja. eselamatan snya kesela ada gamba alat perlind ata pengama udjana matan berikan is dan dapat ndang sangsi dalam mikian kondisi gusaha karena fihak, sanaan diukur pakan a yang Selain kerja matan r 13.1 dungan an ƒ‰‡ͷ͵Ͷ Har di Sudjana Gambar 13.2 Masker Gambar 13.3 Sarung tangan kulit ƒ‰‡ͷ͵ͷ Har di Sudjana Gambar 13.4 Penutup telinga Gambar 13.5 Safety Shoes