20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Aktualisasi Diri
2.1.1. Pengertian Aktualisasi Diri
Menurut Maslow dalam Mangkunegara 2006:77, kebutuhan ini sebagai “hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri,
menjadi apa saja menurut kemampuannya”. Aktualisasi diri dapat diartikan
sebagaia perkembangan yang paling tinggi dan penggunaan semua bakat, potensi, serta penggunaan semua kualitas dan kapasitas secara penuh.
Karena aktualisasi diri adalah kebutuhan yang paling tinggi, maka ia menjadi kebutuhan yang paling rendah prioritasnya. Orang harus memenuhi
keempat kebutuhan di bawahnya untuk merasa butuh akan aktualisasi-diri. Menurut Sutrisno 2011: 125, kebutuhan aktualisasi diri merupakan
tingkat kebutuhan yang paling tinggi. Untuk memenuhinya biasanya seseorang bertindak bukan atas dorongan orang lain melainkan karena
kesadaran dan keinginan diri sendiri. Dalam kondisi seseorang ingin memperlihatkan kemampuannya secara optimal di tempat masing masing.
Menurut Sunyoto 2012:13, aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses
pengembangan akan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Hasibuan 2007:156, menyatakan bahwa keinginan untuk
mengaktualisasi diri ada pada diri kita masing-masing, bahwa motivasi atau dorongan terhadap aktualisasi diri itu adalah bawaan setiap orang yang
10
Universitas Sumatera Utara
21
mempunyai suatu keinginan yang inheren, yang dibawa sejak kita lahir, yaitu berada demi keberadaan itu, berbuat demi perbuatan itu, dan merasa
demi perasaan itu, yaitu aktualisasi diri. Kebutuhan akan aktualisasi diri akan muncul apabila kebutuhan yang ada dibawahnya telah terpenuhi.
Maslow dalam Poduska dan Turman 2008:125 menandai kebutuhan aktualisasi diri sebagai kebutuhan individu unttuk menjadi orang sesuai
dengan keinginan dan potensi yang dimilikinya. Dalam proses aktualisasi diri, Poduska 2002:165 membagi wujud
aktualisasi diri menjadi tiga indikator yaitu; 1. Pertumbuhan yang Mandek
a. Depresi Seseorang dapat mengalami depresi jika dalam keadaan sedih,
murung, kecewa dan susah. Karena semangat yang rendah, seseorang bisa menjadi patah semangat dan cenderung menarik
diri. b. Obsesi
Seseorang yang mengalami obsesi, jika mengalami suatu perasaan yang terus menerus dihantui oleh pikiran – pikiran yang menguasai
kesadaran. 2. Pemeliharaan
a. Frustasi Seseorang dapat merasa frustasi jika dalam keadaan kecewa dan
tidak merasa puas dalam keadaan yang dirasakannya. Misalnya,
Universitas Sumatera Utara
22
merasa gagal dalam melaksanakan apa yang sudah direnacanakannya.
b. Bimbang Seseorang yang bimbang cenderung ragu atau goyah saat
melaksanakan suatu pilihan. Fluktuasi seperti ini sering karena kekacauan, kekaburan atau keraguan pada sesuatu yang dapat
dipercaya. 3. Pertumbuhan Sehat
a. Pemenuhan Pemenuhan dapat dicapai jika telah mendapat kepuasan akan hasil
yang ia capai. Pemenuhan adalah kepuasan yang dialami jika ia memperoleh suatu tujuan atau merampungkan suatu tugas dan ia
puas dan bangga dengan hasil tugasnya. b. Kepercayaan
Kepercayaan adalah suatu perbuatan keyakinan, ada suatu ketergantungan diri terhadap integritas, kemampuan dan maksud
orang lain. Ada suatu perasaan terjamin dan rasa aman dan dalam pada itu menyadari kelemahan seseorang. Ada suatu perasaan
tanggung jawab yang kuat, yang diterima seseorang dalam memperhatikan orang lain.
Universitas Sumatera Utara
23
2.1.2. Karakteristik orang yang mengaktulisasikan dirinya