67
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian hukum menurut Soerjono Soekanto merupakan kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang
bertujuan untuk mempelajari sesuatu atau beberapa gejala hukum dengan jalan menganalisisnya. Disamping itu, diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap
faktor hukum tersebut untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala yang bersangkutan.
30
3.1 Tipe Penelitian
Penelitian ini merupakan suatu penelitian hukum dalam kajian normatifdoktrinal.
31
Tipe penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah yuridis normatif dengan pertimbangan bahwa titik tolak penelitian
analisis terhadap peraturan perundang-undangan dan perjanjian internasional yaitu aturan mengenai Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 dengan TRIPs
Agreement.
30
Soeryono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 1981 hlm. 43.
31
Soetandyo Wigyosubroto, Hukum Paradigma, Metode, dan Dinamika Masalahnya, Jakarta: HuMa, 2002, hlm. 147
68
3.2 Pendekatan Penelitian
Peter Mahmud Marzuki membagi macam-macam pendekatan yang digunakan dalam penelitian hukum yaitu:
32
pendekatan undang-undang statute approach, pendekatan kasus case approach, pendekatan historis
historical approach, pendekatan komparatif comparative approach, pendekatan konseptual conceptual approach.
Tipe penelitian yang digunakan yakni yuridis normatif, maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan perundang-undangan statute
approach dan pendekatan konsep conceptual approach. Pendekatan perundang-undangan statute approach dilakukan dengan menelaah semua
Undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani.
33
Menurut Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 menyatakan bahwa:
Peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan
dibentuk atau ditetaopkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan. Jenis dan hierarki Perundang-undangan Republik Indonesia diatur
dalam Pasal 7 ayat 1 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011, menyatakan bahwa:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
32
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum Edisi Revisi, Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014, hlm. 93
33
Ibid., hlm. 133.
69 c. Undang-UndangPeraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang; d. Peraturan Pemerintah;
e. Peraturan Presiden; f. Peraturan Daerah Provinsi; dan
g. Peraturan Daerah KabupatenKota.
Sumber hukum internasional diatur dalam Pasal 38 Statuta Mahkamah Internasional, antara lain sebagai berikut:
34
1 Perjanjian internasional, baik yang bersifat umum maupun khusus, yang mengandung ketentuan hukum yang diakui secara
tegas oleh negara-negara yang bersengketa; 2 Kebiasaan internasional, sebagai bukti dari suatu kebiasaan
umum yang telah diterima sebagai hukum; 3 Prinsip hukum umum yang diakui oleh bangsa-bangsa yang
beradab; 4 Keputusan pengadilan dan ajaran para sarjana yang paling
terkemuka dari berbagai negara sebagai sumber tambahan untuk menetapkan kaidah hukum.
Pendekatan perundang-undangan statute approach penulis gunakan karena pendekatan perundang-undangan mempelajari adakah konsistensi
antara Pasal 16 ayat 3 TRIPs Agreement dengan Pasal 6 ayat 2 Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek. TRIPs Agreement sebagai
perjanjian internasional yang mengatur mengenai Kekayaan Intelektual, yang salah satunya di bidang merek. TRIPs Agreement mengikat negara peserta
perjanjian sehingga negara peserta memiliki kewajiban untuk melaksanakan ketentuan dalam TRIPs Agreement, dan ketentuan dalam TRIPs Agreement
seharusnya konsisten dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek.
34
Mokhtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes, Pengantar Hukum Internasional, Bandung: P.T. Alumni, 2003, hlm. 114-115
70 Pendekatan konseptual conceptual approach digunakan karena belum
ada aturan hukum yang secara khusus mengatur perlindungan hukum merek terkenal untuk barang tidak sejenis. Sesuai dengan penelitian tersebut maka
penulis harus membangun suatu konsep untuk dijadikan acuan di dalam penelitian ini. Dalam membangun konsep, penulis harus berdasar dari
doktrin-doktrin, prinsip-prinsip hukum dan substansi dasar hukum internasional serta hukum merek, sehingga penulis mampu menganalisis
permasalahan-permasalahan yang akan diteliti. Pada akhirnya penelitian ini akan menghasilkan kerangka konseptual atas suatu produk hukum dalam
bentuk Peraturan Pemerintah tentang merek terkenal untuk barang tidak sejenis.
3.3 Jenis Penelitian