Sifat Kekayaan Intelektual Prinsip-prinsip Kekayaan Intelektual

43 4. Risk Theory Dinyatakan bahwa setiap karya mengandung resiko. Hak Kekayaan Intelektual sebagai hasil penulisan mengandung resiko yang memungkinkan orang lain yang terlebih dahulu menemukan cara tersebut atau memperbaikinya. Oleh karena itu, wajar apabila diberikan perlindungan hukum terhadap upaya atau kegiatan yang mengandung resiko tersebut. 5. Economic Growth Stimulus Theory Diakuinya bahwa perlindungan atas Hak Kekayaan Intelektual sebagai alat pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi adalah keseluruhan tujuan dibangunnya sistem perlindungan atas Hak Kekayaan Intelektual yang efektif.

2.3.2 Sifat Kekayaan Intelektual

Kekayaan Intelektual sebagai bagian dari hukum harta benda menyebabkan pemiliknya dapat secara leluasa menikmati kegunaan suatu kebendaan dengan berbuat bebas melakukan apa saja terhadap harta benda. Kebebasan itu bukan kebebasan yang tidak terbatas, namun kebebasan itu ada batasnya selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, merugikan kepentingan umum dan peraturan perundang- undangan. Sifat hak kekayaan intelektual, yaitu: 21 a. Mempunyai jangka waktu terbatas; Artinya setelah habis masa perlindungannya, ciptaan atau penemuan tersebut akan menjadi milik umum. Jangka waktu perlindungan hak kekayaan intelektual ditentukan secara jelas dan pasti dalam Undang-undang. b. Bersifat eksklusif dan mutlak; Artinya pemegang hak dapat mempertahankannya dan melakukan penuntutan kepada seseorang atas pelanggaran yang dilakukan oleh orang lain. Pemegang hak kekayaan intelektual memiliki hak monopoli, bahwa dia dapat mempergunakan haknya dengan melarang siapapun tanpa peretujuannya membuat ciptaannya ataupun dengan kata lain untuk menggunakannya. 21 Afrillyana Purba, TRIPs-WTO dan Hukum HKI Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, 2005, hlm. 13-15 44 c. Bersifat hak mutlak yang bukan kebendaan. Pemilikan hak kekayaan intelektual bukan barangnya melainkan terhadap hasil kreatif suatu intelektual manusia yang dapat dilihat, didengar, dibaca maupun digunakan secara praktis memiliki manfaat dan berguna dalam menunjang kehidupan manusia, bernilai ekonomis.

2.3.3 Prinsip-prinsip Kekayaan Intelektual

Hukum memberikan jaminan bagi setiap penguasaan untuk menikmati hasil dan ciptaannya dengan bantuan negara. Perlindungan hukum memberikan jaminan agar terpeliharanya kepentingan pemilik. Untuk menyeimbangkan kepentingan maka sistem hak kekayaan intelektual harus berdasarkan pada prinsip: 22 a. Prinsip keadilan the principle of natural justice; Pencipta sebuah karya atau orang lain yang bekerja membuahkan hasil dari kemampuan intelektualnya, wajar memperoleh imbalan yang dapat berupa materi maupun immaterial, misalnya rasa aman karena dilindungi dan diakui atas hasil karyanya itu. Hukum memberikan perlindungan demi kepentingan pencipta berupa suatu kekuasaan untuk bertindak dalam rangka kepentingannya disebut hak. Setiap hak mempunyai titel, yaitu suatu peristiwa tertentu yang menjadi alasan melekatnya hak itu pada pemiliknya. Bagi HKI, peristiwa yang menjadi alasan melekatnya hak adalah penciptaan yang berdasarkan kemampuan intelektual. Karena hak tersebut akan mewajibkan pihak lain untuk melakukan sesuatu atau commission, atau tidak melakukan sesuatu perbuatan atau omission. b. Prinsip ekonomi the economic argument; HKI berasal dari proses kreatif yang memiliki manfaat serta berguna dalam menunjang kehidupan manusia, maka kepemilikan itu wajar karena sifat ekonomis manusia yang menjadikan hal itu satu keharusan untuk menunjang kehidupannya dalam masyarakat. Dengan demikian HKI merupakan suatu bentuk kekayaan bagi pemiliknya. Dari 22 Muhammad Djumhana dan R.Djubaedillah, Hak Milik Intelektual, Sejarah, Teori dan Prakteknya di Indonesia, 1999, Bandung: Citra Aditya Bakti, hlm. 25-26 45 kepemilikan itu orang akan mendapatkan keuntungan, misalnya royalti. c. Prinsip kebudayaan the cultural argument; Hasil ciptaan itu sejalan dengan ilmu pengetahuan, seni dan sastra yang besar artinya bagi peningkatan taraf kehidupan, peradaban, dan martabat manusia. Selain itu juga akan memberikan kemaslahatan bagi masyarakat, bangsa dan negara. Pengakuan atas karya dan karsa manusia yang dibakukan dalam sistem HKI adalah suatu usaha untuk mewujudkan lahirnya semangat dan minat untuk mendorong lahirnya ciptaan baru. d. Prinsip sosial the social argument. Hukum tidak mengatur kehidupan manusia sebagai perseorangan yang berdiri sendiri, tetapi hukum mengatur kepentingan manusia sebagai warga masyarakat. Sehingga, hak yang diakui oleh hukum dan diberikan kepada perorangan atau suatu persekutuan, tidak boleh diberikan semata-mata untuk memenuhi kepentingan perseorangan atau persekutuan saja, akan tetapi pemberian hak kepada perseorangan atau persekutuan itu diakui oleh hukum, oleh karena itu diberikan hak tersebut kepada perseorangan atau persekutuan maka kepentingan seluruh masyarakat akan terpenuhi.

2.4 Tinjauan Umum tentang Merek