70 Pendekatan konseptual conceptual approach digunakan karena belum
ada aturan hukum yang secara khusus mengatur perlindungan hukum merek terkenal untuk barang tidak sejenis. Sesuai dengan penelitian tersebut maka
penulis harus membangun suatu konsep untuk dijadikan acuan di dalam penelitian ini. Dalam membangun konsep, penulis harus berdasar dari
doktrin-doktrin, prinsip-prinsip hukum dan substansi dasar hukum internasional serta hukum merek, sehingga penulis mampu menganalisis
permasalahan-permasalahan yang akan diteliti. Pada akhirnya penelitian ini akan menghasilkan kerangka konseptual atas suatu produk hukum dalam
bentuk Peraturan Pemerintah tentang merek terkenal untuk barang tidak sejenis.
3.3 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif. Penelitian yuridis normatif merupakan penelitian kepustakaan, yaitu
penelitian terhadap data sekunder.
35
Penelitian hukum normatif atau biasa disebut penelitian yuridis normatif, terdiri atas:
36
1 Penelitian terhadap asas-asas hukum; 2 Penelitian terhadap sistematika hukum;
3 Penelitian terhadap taraf sinkronisasi hukum vertikal dan horizontal; 4 Penelitian sejarah hukum;
5 Penelitian perbandingan hukum.
35
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1990, hlm. 11.
36
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2014, hlm. 12.
71 Penulis dalam penelitian ini menggunakan penelitian terhadap taraf
sinkronisasi hukum vertikal dan horizontal. Penelitian terhadap taraf sinkronisasi hukum bertujuan untuk mengungkapkan sampai sejauh mana
suatu perundang-undangan sinkron atau serasi satu sama lainnya, baik secara vertikal maupun horizontal. Penelitian terhadap taraf sinkronisasi hukum
secara vertikal untuk menganalisis apakah suatu peraturan perundang- undangan yang berlaku terhadap bidang tertentu tidak saling bertentangan
antara satu dengan yang lain. Sedangkan, penelitian terhadap taraf sinkronisasi hukum secara horizontal untuk menganalisis bahwa peraturan
perundang-undangan yang sederajat dan termasuk bidang yang sama tersebut tidak saling bertentangan.
Penelitian terhadap taraf sinkronisasi hukum dapat dilakukan dengan cara menginventarisasi peraturan perundang-undangan yang mengatur
masalah merek terkenal, khususnya untuk barang tidak sejenis. TRIPs Agreement sebagai perjanjian internasional memiliki kedudukan yang lebih
tinggi, sehingga peneliti dapat melakukan apakah TRIPs Agreement, khususnya Pasal 16 ayat 3 sinkron dengan Undang-Undang Nomor 15
Tahun 2001 tentang Merek, khususnya Pasal 6 ayat 2.
3.4 Sumber-sumber Penelitian