21 curang dapat merugikan kepentingan pemilik merek tekenal sehingga
perlu diberikan adanya perlindungan terhadap HKI, khususnya mengenai merek terkenal.
2.1.2 Perlindungan Hukum Merek Terkenal Menurut Perjanjian Internasional
Perlindungan hukum merek terkenal menurut perjanjian internasional diatur dalam Paris Convention for The Protection of
Industrial Property dan Agreement on Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights TRIPs Agreement. Kedua perjanjian
internasional ini sangat mempengaruhi Indonesia dalam memberikan perlindungan hukumnya, khususnya tentang merek terkenal.
Indonesia telah menjadi negara pihak dari kedua perjanjian internasional, sehingga memberikan konsekuensi kepada Indonesia
bahwa ia harus menjalankan kewajiban internasionalnya. Kedua perjanjian internasional ini akan penulis bahas seperti yang tercantum
di bawah ini, sebagai berikut:
1. Perlindungan Hukum Merek Terkenal menurut Paris Convention
for The Protection of Industrial Property 1967
Paris Convention for The Protection of Industrial Property 1967 merupakan konvensi kekayaan intelektual yang ditandatangani oleh
151 negara, yang menetapkan kerangka dasar bagi negara anggota untuk perlindungan terhadap paten, merek, desain, indikasi geografis
22 dan persaingan tidak sehat.
11
Indonesia menjadi anggota Paris Convention for The Protection of Industrial Property melalui Keppres
Nomor 24 Tahun 1979 dengan disertai pengecualian terhadap Pasal 1 sampai dengan Pasal 12. Tahun 1997, Indonesia meratifikasi
sepenuhnya ketentuan dalam Konvensi Paris tanpa pengecualian, hal ini tertuang dalam Keppres Nomor 15 Tahun 1997 yang menyatakan
bahwa Pasal 1 sampai dengan Pasal 12 Paris Convention for The Protection of Industrial Property berlaku di Indonesia.
Perlindungan hukum merek terkenal tercantum dalam Paris Convention for The Protection of Industrial Property pada Pasal 6bis
ayat 1. Pasal 6bis ayat 1 Konvensi Paris menyatakan bahwa: The countries of the Union undertake, ex officio if ther
legislation so permits, or at the request of an interested party, to refuse or to cancel the registration, and to
prohibit the use, of a trademark which constitutes a reproduction, an imitation, a translation, liable to create
confusion, of a mark considered by the competent authority of the country of registration or use to be well-
known in that country as being already the mark of a person entitled to the benefits of this Convention and used
for identical or similar goods. These provisions shall also apply when the essential part of the mark constitutes a
reproduction of any such well-known mark or an imitation liable to create confusion therewith.
Terjemahannya adalah: Negara peserta diminta menolak, baik atas dasar
perundang-undangan merek yang dimiliki, atau atas dasar permintaan pihak berkepentingan, permintaan pendaftaran
atau pembatalan pendaftaran dan melarang penggunaan merek yang sama dengan atau merupakan tiruan dari atau
menimbulkan kebingungan dari suatu merek yang: a. menurut pertimbangan pihak yang berwenang di negara
penerima pendaftaran merupakan merek terkenal atau
11
Suyud Margono, Hak Milik Industri, Pengaturan dan Praktik di Indonesia, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011, hlm. 27.
23 telah dikenal luas sebagai merek milik seseorang yang
berhak memperoleh perllindungan sebagaimana diatur dalam konvensi; b. Digunakan untuk produk yang sama
atau sejenis. Perlindungan hukum dalam pasal ini merupakan perlindungan
hukum yang diberikan terhadap merek terkenal untuk barang sejenis. Negara anggota harus menolak dan melarang penggunaan merek yang
mirip dengan merek terkenal untuk barang sejenis karena dapat menciptakan kebingungan di masyarakat.
2. Perlindungan Hukum Merek Terkenal Menurut Agreement on