Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 1486 KPdt1991 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek

28 4. Keputusan Menteri Republik Indonesia No. M.03-HC.02.01 Tahun 1991 tentang Penolakan Permohonan Pendaftaran Merek Terkenal atau Merek yang Mirip Merek Terkenal Milik Orang Lain atau Milik Badan Lain Keputusan Menteri ini memberikan perlindungan terhadap merek terkenal yang tercantum dalam Pasal 2 ayat 1 dan ayat 2 yaitu: 1 Permohonan pendaftaran merek dalam daftar Umum ditolak, apabila merek yang didaftarkan adalah: a. merek terkenal miliki orang lain atau milik badan lain; b. merek yang mempunyai persamaan atau kemiripan baik pada pokoknya maupun pada keseluruhannya dengan merek terkenal milik orang lain atau badan lain. 2 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 berlaku bagi barang yang sejenis dan yang tidak sejenis Berdasarkan Keputusan Menteri ini, maka Indonesia telah memberikan perluasan perlindungan terhadap merek terkenal yaitu untuk barang tidak sejenis. Perluasan perlindungan hukum yang mencakup barang tidak sejenis dilatarbelakangi bahwa pemakaian merek yang mirip dengan merek terkenal dapat menyesatkan konsumen terhadap asal usul kualitas barang yang memakai merek tersebut.

5. Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 1486 KPdt1991

Untuk menentukan kriteria mengenai merek terkenal, Mahkamah Agung berpedoman pada Yurisprudensi Mahkamah 29 Agung, yaitu selain didasarkan pada pengetahuan umum masyarakat, penentuannya juga didasarkan pada reputasi merek yang bersangkutan yang telah diperoleh karena promosi yang telah dilakukan oleh pemiliknya, disertai dengan bukti pendaftaran merek di beberapa negara jika hal ini ada, hal-hal tersebut merupakan salah satu alat pembuktian yang ampuh.

6. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek

Undang-Undang ini telah mengatur mengenai merek terkenal dan telah diakomodirnya pengertian kelas barang dan jasa selain itu berubahnya sistem pendaftaran yang dianut menjadi sistem konstitutif. Perlindungan hukum terhadap merek terkenal diatur dalam Pasal 6 ayat 2 huruf a dan penjelasannya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992 adalah: Permintaan pendaftaran merek juga ditolak oleh Kantor Merek apabila: Merupakan atau menyerupai nama orang terkenal, foto, merek dan nama badan hukum yang dimiliki orang lain yang sudah terkenal, kecuali atas persetujuan tertulis dari yang berhak. Penjelasan Pasal 6 ayat 2 huruf a Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992 adalah: Penentuan suatu merek atau nama terkenal, dilakukan dengan memperhatikan pengetahuan umum masyarakat mengenai merek atau nama tersebut di bidang usaha yang bersangkutan. 30 Pengertian kelas barang dan jasa dalam penjelasan pasal 8 ayat 1 dan ayat 2 adalah: Yang dimaksud dengan kelas barang atau jasa adalah kelompok jenis barang atau jasa yang mempunyai persamaan dalam sifat, cara pembuatan dan tujuan penggunaannya. Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992, maka Indonesia telah memberikan perlindungan hukum merek terkenal dengan melakukan penolakan terhadap pendaftaran merek yang mempunyai persamaan pada pokoknya maupun keseluruhannya dengan merek terkenal serta diakomodirnya pengertian kelas barang dan jasa.

7. Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 426 PKPdt1994