33 Pasal 6 ayat 1 dan Pasal 6 ayat 2 Undang-Undang Nomor 15
Tahun 2001 memberikan perlindungan hukum terhadap merek terkenal, baik untuk barang sejenis maupun barang tidak sejenis.
Namun, permasalahan muncul pada Pasal 6 ayat 2 yang menyatakan bahwa perlindungan hukum terhadap barang tidak sejenis akan diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah yang sampai saat ini belum diterbitkan.
10. Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 022 KNHaKI2002
Untuk menentukan
kriteria mengenai
merek terkenal,
Mahkamah Agung berpedoman pada Yurisprudensi Mahkamah Agung yaitu selain didasarkan pada pengetahuan umum masyarakat,
penentuannya juga didasarkan pada reputasi merek yang bersangkutan yang telah dipromosi karena promosi yang telah dilakukan oleh
pemiliknya, disertai dengan bukti pendaftaran merek tersebut di beberapa negara jika hal ini ada, hal-hal tersebut merupakan salah satu
alat pembuktian yang ampuh. Berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 022 KNHaKI2002, maka kriteria
merek terkenal untuk dapat memperoleh perlindungan hukum: pertama, pengetahuan umum masyarakat; kedua, reputasi merek yang
diperoleh melalui promosi; ketiga, bukti pendaftaran merek di beberapa negara.
34
2.2 Tinjauan Umum tentang TRIPs Agreement
2.2.1 Sejarah TRIPs Agreement
TRIPs Agreement merupakan lampiran dari World Trade Organization WTO, ditandatangani di Marrakesh, Maroko pada
tanggal 15 April 1994, yang mengikat lebih dari 120 negara.
14
Tujuan TRIPs Agreement tercantum dalam Pasal 7 yaitu:
The protection and enforcement of intellectual property rights
should contribute
to the
promotion of
technological innovation and to the transfer and dissemination of technology, to the mutual advantage or
producers and users of technological knowledge and in a manner conducive to social and economic welfare, and
to a balance of rights and obligations. Terjemahannya adalah:
Perlindungan dan penegakan hak kekayaan intelektual harus memberikan konstribusi untuk promosi inovasi
teknologi dan transfer penyebaran terknologi, untuk keuntungan produsen dan pengguna pengetahuan
teknologi, untuk kesejahteraan sosial dan ekonomi bersama dan untuk keseimbangan hak dan kewajiban.
Ciri pokok TRIPs Agreement adalah:
15
1. Berbeda dengan isu-isu lainnya yang erat kaitannya dan pangkal tolaknya pada komoditi dan aksesnya ke pasar,
TRIPs Agreement berbicara tentang norma dan standar tingkat atau kualitas pengaturan.
2. Dalam beberapa hal TRIPs Agreement mendasarkan diri atas prinsip full compliance terhadap konvensi-konvensi
Hak Kekayaan Intelektual yang telah ada dan menggunakannya sebagai basis minimal.
3. Karena keterkaitannya yang erat dengan perdagangan internasional,
TRIPs Agreement
memuat dan
menekankan derajat yang tinggi mekanisme penegakan hukum dan penyesuaian perselisihan yang dikaitkan
dengan kemungkinan pembalasan silang.
14
Huala Adolf A. Chandrawulan, Masalah-masalah Hukum dalam Perdagangan Internasional, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995, hlm. 1
15
Adrian Sutedi, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Jakarta: Sinar Grafika, 2009, hlm. 44.