Pengertian Kekayaan Intelektual Tinjauan Umum tentang Kekayaan Intelektual

40 jika pemakaian atau pendaftaran oleh orang lain untuk barang yang tidak sejenis dapat merugikan kepentigan pemilik merek terkenal. Faktor “confussion of business connection” sebagai pertimbangan untuk menentukan apakah merek yang sama dengan merek terkenal akan tetapi didaftarkan untuk barang yang tidak sejenis itu bisa ditolak atau dibatalkan. 17

2.3 Tinjauan Umum tentang Kekayaan Intelektual

2.3.1 Pengertian Kekayaan Intelektual

Kekayaan Intelektual KI merupakan perubahan nama Hak Kekayaan Intelektual yang telah diatur sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Alasan berubahnya nomenklatur tersebut karena mengikuti institusi yang menangani bidang kekayaan intelektual di negara- negara lain. Mayoritas institusi negara-negara lain yang menangani bidang kekayaan intelektual tidak mencantumkan kata “hak” dalam nama institusinya. 18 Perubahan nomenklatur di Ditjen KI telah dilakukan sebanyak 4 kali, yaitu Ditjen HCPM, Ditjen HaKI, Ditjen HKI dan Ditjen KI. Terbentuknya Direktorat Jenderal Hak Cipta, Paten dan Merek Ditjen HCPM berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1988 tentang 17 Suyud Margono, Op.Cit., hlm. 106. 18 Ini Alasan Berubahnya Nomenklatur Ditjen Hak Kekayaan Intelektual, http:www.hukumonline.comberitabacalt55cd5c0bcc7c9ini-alasan-berubahnynomenklatur- ditjen-kekayaan-intelektual diakses pada tanggal 10 Januari 2016, pukul 13.30 WIB. 41 pembentukan Direktorat Jenderal Hak Cipta, Paten dan Merek untuk mengambil alih fungsi dan tugas Direktorat Paten dan Hak Cipta. Pada tahun 1998, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 144 Ditjen HCPM diubah menjadi Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Ditjen HaKI. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 177 Tahun 2000 Ditjen HaKI berubah menjadi Ditjen HKI, dan sekarang berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2005 Ditjen HKI berubah menjadi Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual DJKI. Penyebutan Kekayaan Inteletual kini telah seragam dengan istilah di berbagai negara. Kekayaan Intelektual berkaitan dengan benda tidak berwujud serta melindungi karya yang lahir dari kemampuan intelektual manusia. Kemampuan intelektual manusia di bidang ilmu pengetahuan, seni, sastra maupun teknologi dilahirkan oleh manusia melalui daya cipta, rasa dan karsanya. Pengertian Kekayaan Intelektual menurut World Intellectual Property Organization, adalah sebagai berikut: Intellectual property, very broadly, means the legal rights which result from intellectual activity in the industrian, scientific, literaty and artistic fields. Terjemahannya adalah: Kekayaan intelektual dalam arti luas, berarti hak-hak hukum yang dihasilkan dari aktivitas intelektual di bidang industri, ilmiah, sastra dan seni. Pengelompokan Kekayaan Intelektual dapat dikategorikan sebagai berikut: 19 1. Hak Cipta Copy Rights 2. Hak Milik Perindustrian Industrial Property Rights 19 OK. Saidin, Op.Cit., hlm. 13-15 42 Hak Cipta dapat diklasifikasikan ke dalam 2 dua bagian, yaitu: a. Hak Cipta Copy Rights b. Hak yang berkaitan dengan hak cipta Neighbouring Rights Berdasarkan Convention Establishing The World Intellectual Property WIPO Hak Kekayaan Perindustrian Industrial Property Rights diklasifikasikan menjadi: 1. Patent Paten; 2. Utility Models Model dan Rancang Bangun dalam hukum Indonesia, dikenal dengan istilah paten sederhana simple patent; 3. Industrial Design Desain Industri; 4. Trade Mark Merek Dagang; 5. Trade Names Nama Dagang; 6. Indication of Source or Appelatiom of Origin Sumber tanda atau sebutan asal. Menurut Robert C. Sherwood, terdapat 5 teori dasar perlindungan Hak Kekayaan Intelektual yaitu: 20 1. Reward Theory Reward Theory yaitu pengakuan terhadap kekayaan intelektual yang telah dihasilkan oleh penemupenciptapendesain sehingga ia harus diberi penghargaan sebagai imbangan atas upaya kreatifnya dalam menemukanmenciptakan karya intelektualnya. 2. Recovery Theory Recovery Theory yaitu penemupenciptapendesain yang telah mengeluarkan waktu, biaya, serta tenaga untuk menghasilkan karya intelektual, sehingga harus memperoleh kembali apa yang telah dikeluarkannya. 3. Incentive Theory Incentive Theory yaitu teori yang mengaitkan pengembangan kreativitas dengan memberikan insentif kepada para penemu penciptapendesain Berdasarkan teori ini, insentif perlu diberikan untuk mengupayakan terpacunya kegiatan-kegiatan penulisan yang berguna. 20 Sudaryat, Hak Kekayaan Intelektual, Bandung: Oase Media, 2010, hlm. 19-20 43 4. Risk Theory Dinyatakan bahwa setiap karya mengandung resiko. Hak Kekayaan Intelektual sebagai hasil penulisan mengandung resiko yang memungkinkan orang lain yang terlebih dahulu menemukan cara tersebut atau memperbaikinya. Oleh karena itu, wajar apabila diberikan perlindungan hukum terhadap upaya atau kegiatan yang mengandung resiko tersebut. 5. Economic Growth Stimulus Theory Diakuinya bahwa perlindungan atas Hak Kekayaan Intelektual sebagai alat pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi adalah keseluruhan tujuan dibangunnya sistem perlindungan atas Hak Kekayaan Intelektual yang efektif.

2.3.2 Sifat Kekayaan Intelektual