Bahan Hukum Primer Bahan Hukum Sekunder

72 bahan-bahan hukum primer dan bahan-bahan hukum sekunder. 37 Bahan- bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif, artinya mempunyai otoritas. 38 Bahan-bahan hukum primer terdiri dari perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan peraturan perundang-undangan dan putusan-putusan hakim. Adapun, bahan- bahan sekunder berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi, seperti: publikasi tentang hukum meliputi buku-buku teks, jurnal-jurnal hukum, dan komentar-komentar atas putusan pengadilan. 39 Selain itu, peneliti disini akan menambahkan bahan hukum tersier, sebagai bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan bermakna terhadap bahan hukum primer dan sekunder yaitu kamus hukum, dan kamus.

3.4.1 Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer berupa peraturan perundang-undangan. Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Selain itu, bahan hukum primer yang digunakan peneliti dalam penulisan skripsi ini, yaitu perjanjian internasional. Jadi, bahan hukum primer terdiri atas: 37 Ibid., hlm. 141. 38 Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, 2010, Dualisme Penelitian Hukum. Normatif dan Empiris, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, hlm. 153. 39 Peter Mahmud Marzuki, Op.Cit.,hlm. 181 73 1. Undang-Undang Dasar 1945 2. Vienna Convention on the Law of Treaties, 1968 3. Statuta Mahkamah Internasional 4. Paris Convention For The Protection of Industrial Property 1967 5. Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property OrganizationTRIPs Agreement 6. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia 7. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional 8. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek. 9. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1993 Tentang Kelas Barang atau Jasa Bagi Pendaftaran Merek 10. Putusan Mahkamah Agung Nomor 165 PKPdt.Sus2012 jo. Putusan Mahkamah Agung Nomor 697 KPdt.Sus2011 jo. Putusan Pengadilan Niaga Nomor 39Merek2011PN.Niaga.Jkt.Pst mengenai sengketa merek IKEA 11. Putusan Nomor 06Merek2001PN.NIAGA.JKT.PST

3.4.2 Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder digunakan penulis sebagai petunjuk ke arah mana penulis melangkah. Bahan hukum sekunder terdiri dari buku-buku hukum termasuk skripsi, tesis dan disertasi hukum, jurnal-jurnal hukum, kamus-kamus hukum, dan komentar-komentar atas putusan pengadilan. 40 40 Ibid., hlm. 201-204 74 Selain itu, untuk menguatkan peneliti dalam mengidentifikasi dan menganalisis fakta secara akurat serta menemukan isu hukum atas fakta tersebut, peneliti akan melakukan wawancara terhadap beberapa narasumber yang berkaitan dengan penelitian tersebut, yang dapat menjadi bahan hukum sekunder. Jadi, bahan hukum sekunder, terdiri atas: 1. Buku-buku hukum 2. Skripsi hukum 3. Tesis hukum 4. Disertasi hukum 5. Jurnal hukum 7. Komentar-komentar atas putusan pengadilan 8. Rancangan Undang-Undang

3.4.3 Bahan Hukum Tersier