37 untukmemahami dan mengimplementasikan informasi baru yang ditemukan oleh
orang lain, hal ini mendorong pertumbuhan Bappenas, 2008.
2.3 Penelitian Terdahulu
Penelitian Yuliati 2011yang berjudul Evaluasi Hasil Pemekaran : Studi Kasus Pemekaran Kabupaten, ditujukan untuk mengetahui apakah pembentukan
daerah otonomi baru terjadi peningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah tersebut melalui peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan percepatan
pembangunan ekonomi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode treatment-control. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata
pertumbuhan PDRB DOB lebih tinggi dari daerah induk dan daerah kontrol, rata- rata Indeks Kemampuan Ekonomi DOB lebih tinggi dari daerah kontrol dan lebih
rendah dari daerah induk. Hasil untuk evaluasi pelayanan bagi masyarakat baik secara rasio maupun pertumbuhan jumlah guru per siswa SLTA pada DOB masih
berada di bawah daerah induk maupun daerah kontrol. Di sisi lain DOB memiliki trend positif untuk pertumbuhan jumlah guru per siswa. Selanjutnya, rata-rata
pertumbuhan jumlah fasilitas kesehatan DOB lebih rendah dibandingkan dengan daerah induk dan daerah kontrol. Pertumbuhan jumlah tenaga kesehatan pada
daerah induk meningkat positif dibandingkan daerah kontrol positif di bawah daerah induk dan trend DOB yang menurun negatif. Tapi jika dilihat dari rata-
rata pertumbuhan jumlah tenaga kesehatan DOB mempunyai rata-rata yang paling tinggi disusul daerah induk dan daerah kontrol. Rata-rata prosentase jalan kondisi
baik di DOB paling rendah setelah daerah kontrol dan daerah induk, tapi jika
38 dianalisa pertumbuhannya, DOB mempunyai rata-rata pertumbuhan tertinggi
setelah daerah induk dan daerah kontrol. Penelitian yang dilakukan oleh Radiansyah 2012 yang berjudul “Analisis
Kontribusi Infrastruktur terhadap Kontribusi Pertumbuhan Ekonomi Regional Indonesia Pada Tahun 1998-2008” dengan tujuan untuk membahas kontribusi
sektor infrastruktur dan pengaruh pelaksanaan otonomi daerah terhadap pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia. Penelitian ini menggunakan analisis
ekonometrika menggunakan data panel pada periode tahun 1998-2008. Variabel terikat yang digunakan adalah pendapatan perkapita dan variabel-variabel
bebasnya adalah panjang jalan, kapasitas listrik, jumlah sambungan telepon, investasi, tingkat pendidikan, dan dummy otonomi daerah. Dari hasil penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara pembangunan infrastruktur dan pelaksanaan otonomi daerah dengan pertumbuhan ekonomi yang
diwakili oleh pendapatan perkapita penduduk. Penelitian yang dilakukan oleh Sidik 2011 yang berjudul “Pengaruh
Pembangunan Infrastruktur Jalan dan Listrik terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kalimantan Tahun 1994-2008” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana pengaruh ketersediaan infrastruktur jalan dan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi di Kalimantan. Berdasarkan hasil regresi ekonometrika
data panel dapat diketahui elastisitas infrastruktur jalan maupun infrastruktur listrik terhadap pertumbuhan ekonomi di Kalimantan. Infrastruktur jalan dan
listrik secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut diketahui dari hasil estimasi didapatkan nilai
39 F statistik sebesar 11082,37. Nilai tersebut secara statistik dikatakan baik karena
bernilai lebih dari 4, signifikan pada derajad keyakinan 95 α=5. Dengan dilakukan perhitungan sumber pertumbuhan dapat diketahui pula kontribusi
masing-masing infrastruktur dan juga total faktor produktivitas terhadap pertumbuhan ekonomi di Kalimantan dalam periode 1994-2008.
Penelitian Sitanggang, Sirozuzilam, Sihombing dan Mahalli 2011 dalam penelitian yang berjudul Analisis Dampak Pemekaran Kabupaten terhadap
Pembangunan Pariwisata di Kabupaten Samosir. Penelitian ini dilakukan pada 3 tiga Kecamatan yang menjadi daerah tujuan wisata Kabupaten Samosir yaitu
Simanindo, Pangururan dan Sianjur Mula-mula, yang berbasis pada data primer hasil survei terhadap 100 responden. Tipe penelitian adalah deskriptif dengan
paparan data sekunder dan primer yang analisisnya tergambar dalam tabel tunggal, tabel silang dan uji beda t atas penghasilan responden sebelum dan
sesudah pemekaran Kabupaten Samosir. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemekaran daerah berdampak positif pada perekonomian dan kesejahteraan
masyarakat Kabupaten Samosir, dengan adanya kemajuan pembangunan dan perbaikan sarana dan prasana, serta kelembagaan pembangunan.
Penelitian Wahyuni 2009 yang berjudul Analisis Pengaruh Infrastruktur Ekonomi dan Sosial terhadap Produktivitas Ekonomi di Indonesia. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat pengaruh serta besarnya kontribusi infrastruktur sosial dan ekonomi terhadap produktivitas ekonomi di Indonesia. Produktivitas ekonomi
diperoleh koefisien dari output per tenaga kerja yang diadopsi dari bentuk model pertumbuhan Solow, yang menghubungkan output dengan input faktor produksi.
40 Kapital yang diteliti adalah investasi yang digunakan untuk pembangunan
infrastruktur ekonomi dan sosial. Analisis regresi data panel digunakan untuk melihat besarnya pengaruh infrastruktur terhadap produktivitas ekonomi di
Indonesia. Infrastruktur yang diteliti meliputi: panjang jalan, energi listrik yang terjual, air bersih yang disalurkan dan sarana kesehatan yang diwakili dengan data
jumlah rumah sakit dan puskesmas. Analisis dilakukan dengan menggunakan data 26 provinsi di Indonesia dan pada kurun waktu 13 tahun 1995-2007. Pendekatan
dilakukan dengan model fixed effects menunjukkan hasil bahwa masing-masing infrastruktur memberikan pengaruh yang positif terhadap produktivitas ekonomi
dengan tingkat elastisitas yang berbeda-beda, yaitu infrastruktur sarana kesehatan sebesar 0,65, energi listrik 0,08, panjang jalan 0,07 dan air bersih 0,05. Sarana
kesehatan yang merupakan bagian dalam modal manusia yang vital bagi pembangunan, mempunyai tingkat elastisitas yang paling besar memengaruhi
produktivitas ekonomi dimana setiap kenaikan 1 persen infrastruktur kesehatan akan meningkatkan produktivitas ekonomi sebesar 0,65 persen.
2.4 Kerangka Konseptual