Tabu Makanan Pola Makan Keluarga

13

2.2.3 Tabu Makanan

Menurut Djaeni 1999 pantangan atau tabu makanan adalah suatu larangan untuk mengonsumsi jenis makanan tertentu karena terdapat ancaman bahaya terhadap barang siapa yang melanggarnya. Kategori tabu makanan: 1 Tabu yang jelas merugikan kondisi gizi dan kesehatan, sebaiknya diusahakan untuk mengurangi, bahkan kalau dapat menghapuskannya. 2 Tabu yang memang menguntungkan keadaan gizi dan kesehatan, diusahakan untuk memperkuatnya dan melestarikannya. 3 Tabu yang tidak jelas pengaruhnya bagi kondisi gizi dan kesehatan dapat dibiarkan sambil dipelajari terus pengaruhnya untuk jangka panjang. Suatu tabu yang berdasarkan agama disebut haram hukumnya, dan individu yang melanggar tabu disebut dosa karena makanan tertentu dianggap mengganggu kesehatan jasmani atau rohani bagi pemakannya. Sedangkan tabu berdasarkan kepercayaan umumnya mengandung nasehat-nasehat yang baik dan tidak baik yang lambat laun menjadi kebiasaan adat terlebih dalam suatu masyarakat yang masih sederhana Khumaidi, 1994. Harus diakui tidak semua tabu berakibat negatif terhadap kondisi gizi dan kesehatan. Untuk mengambil tindakan yang tepat terhadap suatu tabu, sebaiknya kita telusuri terjadinya tabu tersebut untuk mengambil kesimpulan, apakah mudah ditanggulangi atau tidak Sediaoetama, 1986. Universitas Sumatera Utara 14 Menurut Simons yang dikutip Suhardjo 1986 telah melakukan penelitian mengenai asal dan menyebarkan tabu makanan seperti di bawah ini: 1. Tabu terhadap makanan karena makanan tersebut asing bagi masyarakat tersebut. Misalnya masyarakat primitif menganggap bahwa binatang yang tidak dikenal adalah media, melalui media ini roh jahat dapat dipindahkan ke tubuh manusia yang memakan makanan tersebut 2. Tabu terhadap makanan karena alasan tidak higienis. Misalnya orang Yahudi menolak makan daging babi dengan alasan higienis. Sebaliknya masyarakat Timur Tengah termasuk bangsa Smith menganggap babi suci dan diasosiasikan sebagai tuhan di bidang pertanian. Kepercayaan mengenai higienis makanan dapat dihubungkan dengan faktor lain, misalnya faktor ketakutan terhadap kontaminasi magis 3. Adanya kepercayaan bahwa makan makanan tertentu akan menimbulkan ketidak suburan. Misalnya adanya makan telur ayam bagi anak dan wanita untuk menghindari kemandulan 4. Kepercayaan atau religi, merupakan dari alasan tabu terhadap makanan tertentu. Masyarakat juga mengenal bermacam-macam tabu makanan yang diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Menurut waktu meliputi tabu yang bersifat permanen dan tabu yang bersifat sementara 2. Menurut besarnya kelompok, tabu dapat dibagi dalam: - Tabu berasal dari kelas social - Tabu menurut jenis kelamin Universitas Sumatera Utara 15 3. Menurut periode-periode di dalam lingkaran hidup, meliputi: - Tabu pada saat puber - Tabu pada saat hamil 2.3 Kebutuhan Gizi Keluarga 2.3.1 Kecukupan Energi Keluarga