Makanan Tradisional Tabu Makanan Tabel 4.17 Distribusi Berdasarkan Tabu Makanan Pada Keluarga Etnis Status Gizi

41 Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa 49 keluarga 96,1 yang mengonsumsi protein melebihi angka kecukupan protein keluarga AKPK. Sumbangan protein paling besar berasal dari ikan, keluarga etnis Tionghoa cukup dalam mengonsumsi ikan sehingga asupan protein dapat terpenuhi.

4.5 Makanan Tradisional

Makanan tradisional adalah makanan yang dikonsumsi masyarakat tertentu dengan cita rasa khas yang dapat diterima masyarakat tersebut. Makanan tradisional yang sering dikonsumsi oleh etnis Tionghoa Tabel 4.9 Distribusi Berdasarkan Jenis Makanan Tradisional pada Kelurga Etnis Tionghoa di Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2014 NO Makanan Tadisional n 1 2 3 4 Bak Chang Kimci Bak Chun Kien Khau Bak 27 4 12 8 52,9 7,8 23,5 15,7 Total 51 100,0 Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa 27 keluarga 53,7 yang sering mengonsumsi makanan tradisional Bak Chang.

4.6 Distribusi Makanan

Pendistribusian makanan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi anggota keluarga. Adapun pendistribusian makanan keluarga etnis Tionghoa dapat dilihat dari tabel: Universitas Sumatera Utara 42 Tabel 4.10 Distribusi Berdasarkan Ada atau Tidaknya Prioritas Pembagian Makanan pada Kelurga Etnis Tionghoa di Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2014 NO Distribusi Makanan n 1 2 Ada Tidak 45 6 88,2 11,8 Total 51 100,0 Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa sebanyak 45 keluarga 88,2 yang mengatakan bahwa adanya prioritas dalam pembagian makanan. Tabel 4.11 Distribusi Berdasarkan Prioritas dalam Pembagian Makanan pada Kelurga Etnis Tionghoa di Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2014 Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa 33 keluarga 64,7 yang memprioritaskan pembagian makanan pada ayah hal ini dikarenakan ayah adalah orang yang paling tua dalam keluarga dan sebagai kepala keluarga yang mencari nafka. Ada 12 keluarga 23,5 yang memprioritaskan distribusi makanan pada anak dengan alasan agar anak mendapat asupan gizi yang lebih baik.

4.6.1 Penyediaan Makanan Dalam Keluarga

Penyediaan makanan keluarga meliputi menentukan menu, berbelanja dan memasak. NO Prioritas Distribusi Makanan n 1 2 3 Ayah Anak Semua sama 33 12 6 64,7 23,5 11,8 Total 51 100,0 Universitas Sumatera Utara 43 Tabel 4.12 Distribusi Berdasarkan Penyedia Makanan pada Kelurga Etnis Tionghoa di Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2014 NO Menyiapkan Makanan n 1 2 3 Ibu Anak Pembantu 47 3 1 92,2 5,9 2,0 Total 51 100,0 Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat bahwa sebanyak 47 keluarga 92,2 penyiapan makanan dilakukan oleh ibu dikarenakan merasa sudah kewajibannya menyiapkan makanan dan anggota keluarga lain memiliki kesibukan diluar rumah.

4.6.2 Kegiatan Makan Bersama Dalam Keluarga

Kegiatan Makan bersama sedikit banyak mempengaruhi dalam pendistribusian makanan. Ada tidaknya kegiatan makan bersama dalam keluarga dapat dilihat dari tabel: Tabel 4.13 Distribusi Berdasarkan Kegiatan Makan Bersama pada Kelurga Etnis Tionghoa di Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2014 NO Kegiatan Makan Bersama n 1 2 Ya Tidak 27 24 52,9 47,1 Total 51 100,0 Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat bahwa 27 Keluarga 52,9 melakukan kegiatan makan bersama dalam keluarga dikarenakan sudah terbiasa. Sedangkan sebanyak 24 keluarga 47,1 tidak melakukan kegiatan makan bersama dalam keluarga karena memiliki kesibukan aktivitas yang berbeda tiap anggota keluarga. Universitas Sumatera Utara 44 Tabel 4.14 Distribusi Berdasarkan Frekuensi Makan Bersama pada Kelurga Etnis Tionghoa di Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2014 NO Frekuensi Makan Bersama n 1 2 3 1 Kali 2 Kali 3 Kali 16 11 59,3 40,7 0,0 Total 27 100,0 Berdasarkan tabel 4.14 dapat dilihat bahwa 16 keluarga 59,3 yang melakukan kegiatan makan bersama dalam keluarga sebanyak 1 kali yaitu pada saat makan pagi. Sedangkan sebanyak 11 keluarga 40,7 yang melakukan kegiatan makan bersama sebanyak 2 kali yaitu pada saat pagi dan malam hari.

4.7 Jenis Makanan yang mempunyai Nilai Tinggi dan Nilai Rendah

4.7.1 Jenis Makanan yang mempunyai Nilai Tinggi

Jenis makanan yang mempunyai niali tinggi dan nilai rendah menurut asumsi dari responden. Tabel 4.15 Distribusi Berdasarkan Jenis Makanan Yang Mempunyai Nilai Tinggi Pada Keluarga Etnis Tionghoa di Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2014 NO Nilai Tinggi Makanan n 1 2 Ada Tidak 43 8 84,3 15,7 Total 51 100,0 Berdasarkan tabel 4.15 dapat dilihat bahwa sebanyak 43 keluarga 84,3 mengatakan adanya makanan yang bernilai tinggi. Jenis makanan nilai tinggi ini dilihat dari segi sosial budayanya. Universitas Sumatera Utara 45 Tabel 4.16 Distribusi Berdasarkan Jenis Makanan Yang Mempunyai Nilai Tinggi Pada Keluarga Etnis Tionghoa di Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2014 NO Nilai Tinggi Makanan n 1 2 3 4 Daging Babi Daging Ayam Daging Bebek Ikan 18 13 2 10 41,8 30,2 4,75 23,25 Total 43 100,0 Berdasarkan tabel 4.16 dapat dilihat bahwa 21 keluarga 41,2 berasumsi bahwa daging babi adalah jenis makanan yang mempunyai nilai tinggi karena etnis Tionghoa menganggap daging babi adalah simbol kemakmuran.

4.7.2 Jenis Makanan yang mempunyai Nilai Rendah

Seluruh keluarga etnis Tionghoa beranggapan bahwa tidak adanya jenis makanan yang mempunyai nilai rendah. Etnis Tionghoa mengangap setiap makanan bermanfaat dan mempunyai makna tersendiri yang patut untuk di syukuri.

4.8 Tabu Makanan Tabel 4.17 Distribusi Berdasarkan Tabu Makanan Pada Keluarga Etnis

Tionghoa Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2014 NO Tabu Makanan n 1 2 Ada Tidak 45 6 88,2 11,8 Total 51 100,0 Dari Tabel 4.17 menunjukkan bahwa sebanyak 45 keluarga 88,2 mengatakan adanya makanan pantangan yaitu daging sapi dikarenakan alasan perintah agama.

4.9 Status Gizi

Universitas Sumatera Utara 46 Status gizi keluarga yang baik adalah manifestasi dari pola makan yang baik. Status gizi keluarga dapat dikatakan baik bila anggota keluarga yang termasuk dalam kelompok rentan gizi bayi, balita, anak sekolah, remaja, ibu hamilmenyusui dan lansia tidak bermasalah dengan status gizinya. Tabel 4.18 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Rentan Gizi pada Kelurga Etnis Tionghoa di Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2014 NO Kelompok Rentan Gizi n 1 2 3 4 Bayi Balita Anak sekolah Remaja 1 8 22 20 2,0 15,7 43,1 39,2 Total 51 100,0 Dari Tabel 4.18 menunjukkan bahwa dari 51 keluarga, terdapat 1 keluarga 2,0 yang indikator status gizi keluarganya dilihat dari status gizi bayi. Ada 8 keluarga 15,7 yang indikator status gizi keluarganya dilihat dari status gizi balita. Sebanyak 22 keluarga 43,1 yang status gizi keluarganya dilihat dari status gizi anak usia sekolah dan sebanyak 20 keluarga 39,2 yang status gizi keluarganya dilihat dari remaja. Tabel 4.19 Distribusi Berdasarkan Kategori Status Gizi pada Bayi dan Balita NO Katagori Status Gizi n 1 2 3 4 Buruk Kurang Normal Lebih 9 0,0 0,0 100,0 0,0 Total 9 100,0 Dari Tabel 4.19 menunjukkan bahwa status gizi pada seluruh bayi dan balita 100 berada pada katagori normal. Universitas Sumatera Utara 47 Tabel 4.20 Distribusi Berdasarkan Katagori Status Gizi pada Anak Sekolah dan Remaja NO Katagori Status Gizi n 1 2 3 4 5 Sangat kurus Kurus Normal Gemuk Sangat gemuk 29 9 4 0,0 0,0 69,05 21,43 9,52 Total 42 100,0 Dari Tabel 4.20 menunjukkan bahwa status gizi pada 29 anak sekolah dan remaja 69,05 berada pada katagori normal. Universitas Sumatera Utara 48

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Jenis Makanan dan Frekuensi Makan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa jenis sumber karbohidrat yang dikonsumsi keluarga etnis Tionghoa dengan jumlah paling banyak adalah nasi dan mie dengan jumlah 100. Frekuensi seluruh keluarga etnis Tionghoa 100 dalam mengonsumsi nasi adalah selalu 1-3 xhari dan sebanyak 56,9 mengonsumsi mie dengan frekuensi 1-3 xminggu. Nasi adalah sumber karbohidrat yang paling utama dikonsumsi tetapi keluarga etnis Tionghoa sering mengonsumsi mie sebagai pengganti nasi pada saat pagi hari. Keluarga etnis Tionghoa yang mengonsumsi mie dipengaruhi berbagai faktor seperti kebiasaan atau kebudayaan, kesukaan dan ketersediaan makanan tersebut. Ada juga yang mengonsumsi mie karena makna dalam makanan, etnis tionghoa memasak dan memakan mie tanpa dipotong-potong agar mie tetap dalam keadaan panjang sebagai harapan agar mereka memiliki umur yang panjang seperti panjangnya mie. Hasil penelitian diatas juga didukung penelitian Meyni 2009 bahwa 100 responden vegetarian yang merupakan etnis Tionghoa mengonsumsi mie sebagai sumber makanan pokok atau makanan sumber karbohidrat. Hasil penelitian dari Muhammad Syahril 2003 diperoleh bahwa keluarga suku Batak Toba yang mengkonsumsi mie adalah 59,10 dan keluarga suku jawa sebanyak 63,64. Dari kedua penelitian diatas dapat dilihat adanya perbedaan jenis sumber karbohidrat yang dikonsumsi, walaupun tetap memprioritaskan nasi sebagai sumber karbohidrat. Universitas Sumatera Utara