21
2.5 Makanan dan Kebudayaan Tionghoa
Makanan mempunyai fungsi majemuk dalam masyarakat .Fungsi tersebut bukan hanya sebagai fungsi biologis, tetapi juga fungsi sosial, budaya, dan agama.
Makanan erat kaitannya dengan tradisi suatu masyarakat setempat, karena itu makanan memiliki fenomena lokal. Seluruh aspek makanan tersebut merupakan
bagian-bagian dari warisan tradisi suatu golongan masyarakat. Tradisi memang selalu menjadi perkara yang tak lekang dimakan waktu.
Sejak ribuan tahun yang lalu upacara budaya selalu dilaksanakan setiap tahunnya. Makanan sebagai lambang peradaban, jadi salah satu bagian terpenting dalam sebuah
perkembangan tradisi. Setiap perayaan upacara budaya Cina, ada banyak hidangan yang disajikan. Serba manis, serba gurih, bentuk dan penuh dengan warna. Untuk
menandakan harapan-harapan yang serba indah dan serba manis dihasil usaha pada tahun yang akan datang. Serta maempunyai makna dari makanan tradisional dengan
harapan juga seperti, umur panjang, kemakmuran, kesehatan, keberuntungan, dan kebahagiaan, jadi deretan harapan yang juga disemaikan dalam hati semua orang
yang merayakannya. 1
Peringatan kelahiran di etnis Tionghoa
Budaya keluarga etnis Tionghoa menganut garis Patrilinear. Karena keluarga Tionghoa, terutama yang masih berpikir konservatif, lebih menghargai kelahiran anak
laki-laki dibandingkan perempuan. Sebab anak laki-laki akan membawa nama marga sebuah keluarga.
Universitas Sumatera Utara
22
Keluarga Tionghoa akan merayakan satu bulan kelahiran bayinya dengan membagikan ketan kuning dan putih, juga kelapa yang sudah di adon bersama gula
merah. Sementara kerabat akan memberi hadiah atau angpau untuk bayi. Peristiwa ini dikenal dengan istilah chut ngiat.
Pada saat bayi berumur satu Tahun, maka etnis Tionghoa akan merebus telur merah. Jumlah telur harus genap apabila bayi perempuan dan ganjil bila laki-laki.
Setiap perayaan ulang tahun etnis Tionghoa, mi menjadi salah satu menu sajian yang tidak pernah ketinggalan. Etnis Tionghoa mengartikan pemberian mi pada orang
yang berulang tahun sebagai harapan atau doa agar yang berulang tahun berumur panjang.
Selain mi, telur rebus merah juga tidak kala penting. Pada zaman dulu sebagian besar orang Tionghoa hidup dalam keterbatasan. Telur dianggap sebagai makanan
istimewa. Levelnya setingkat dengan daging. Agar terlihat berbeda maka telur diberi warna merah yang bagi etnis Tionghoa melambangkan kebahagiaan
2 Pernikahan etnis Tionghoa
Bagi masyarakat Tionghoa, upacara pernikahan merupakan adat perkawinan yang berdasarkan kekerabatan, penghormatan kepada leluhur, kemanusiaan dan
kekeluargaan. Inilah nilai dasar ritual perkawinan Tionghoa. Upacara pernikahan Tionghoa tidaklah seragam di semua tempat. Terdapat berbagai variasi tergantung
pada tempat dan pengaruh adat lainnya di tempat itu pada masa lampau. Makan 12 mangkuk adalah bersantap dengan 12 jenis lauk yang masing-masing
diletakkan dalam mangkuk porselin. Makanan dalam 12 mangkuk itu melambangkan kesinambungan rezeki dalam tiap-tiap bulan selama setahun. Rasa masakan juga
Universitas Sumatera Utara
23
berbeda-beda: asin, manis, pahit, tawar, pedas, gurih, berlemak. Untuk menyiapkan pengantin bahwa tidak selamanya mereka menghadapi kondisi menyenangkan
sepanjang usia pernikahan mereka. 3
Peringatan Kematian
- Peringatan 3 hari setelah meninggal
Setelah 3 hari dari pemakaman, seluruh keluarga melakukan upacara penghormatan dan peringatan di tempat jenazah berada. Mereka membawa makanan,
buah-buahan, dupa, dan lilin ke kuburan. -
Peringatan 7 hari setelah meninggal Seperti halnya upacara peringatan 3 hari, keluarga sembahyang lagi ke kuburan
almarhum. Mereka membawa rumah-rumahan, makanan dan buah-buahan, serta uang akhirat.
- Peringatan 100 hari setelah meninggal
Pada hari ke 100 keluarga melakukan upacara penghormatan di kuburan almarhum. Semua baju duka dari blacu dibuka dan diganti baju biasa sebagai tanda
mereka telah rela melepas arwah almarhum kea lam baka. -
Peringatan 1 tahun setelah meninggal Peringatan setahun ini merupakan upacara persembahan. Pada meja
persembahan diletakan berbagai macam makanan, buah-buahan, minuman antara lain teh dan kopi, serta minimal tiga macam manisan, rokok, dan sirih sekapur.
4 Perayaan Imlek
Bagi masyarakat Tionghoa, Imlek adalah salah satu perayaan akbar yang paling ditunggu setiap tahunnya. Imlek, sesungguhnya adalah perayaan menyambut
Universitas Sumatera Utara
24
musim semi yang berkaitan erat dengan prinsip kemakmuran. Masyarakat Tionghoa dahulunya sangat mengandalkan alam dalam setiap sendi kehidupan mereka. Tentu
saja, datangnya musim semi yang berarti datangnya kembali kesempatan untuk bercocok tanam, adalah suatu peristiwa yang wajib dirayakan dengan meriah.
Pada perayaan Tahun Baru Imlek, biasanya masyarakat Tionghoa yang berkecukupan selalu menyediakan 12 jenis masakan dan 12 jenis kue, terkait dengan shio yang
berjumlah 12. Selain masakan yang selalu mengandung makna tertentu, kue-kue yang disajikan juga biasanya memiliki rasa yang lebih manis dari biasanya, dengan
harapan agar hidup mereka juga menjadi lebih manis dan penuh rezeki di tahun-tahun berikutnya.
Makanan yang biasanya dihidangkan dalam perayaan imlek: -
Daging hewan yang kerap muncul di perayaan Tahun Baru Imlek adalah ayam, ikan, dan babi. Pemilihan tiga hewan ini tentunya bukan tanpa alasan.
Masyarakat Tionghoa meyakini bahwa makanan tersebut melambankan kemakmuran. Hidangan ayam dan ikan harus disajikan secara utuh sebagai harapan mengawali dan
mengakhiri sesuatu dengan baik -
Sajian mi terutama Siu MieShou Mian yang berarti mi panjang umur harus dihidangkan tanpa putus dari ujung awal hingga ke ujung akhir. Dengan demikian,
diharapkan orang yang memakannya akan panjang umur. -
Sesuai tradisi, perayaan Imlek tidak akan lengkap tanpa kue keranjang atau Nian Gao. Kata Nian berarti tahun, sementara Gao berarti kue dan juga terdengar
seperti tinggi. Inilah mengapa kue keranjang biasanya disajikan dengan cara disusun tinggi atau bertingkat, dan semakin mengecil di bagian atasnya. Ini
Universitas Sumatera Utara
25
merupakan perlambang makna peningkatan rezeki atau kemakmuran. Kue keranjang juga kerap disusun dengan kue mangkok berwarna merah di atasnya. Ini
melambangkan kehidupan yang manis dan semakin menanjak semakin merekah seperti kue mangkok.
- Kuaci atau biji bunga matahari juga biasa disajikan saat Imlek. Makanan
ringan ini punya filosofi bahwa jumlahnya yang banyak sebagi doa, haapan agar nantinya keturunan Tionghoa juga banyak.
- Masyakarat Tionghoa sangat senang makan jeruk terutama jeruk mandarin
karena buah yang satu ini ternyata merupakan perlambang kemakmuran dan kekayaan yang selalu bertumbuh. Jeruk yang disajikan di kala perayaan Imlek sebisa
mungkin masih memiliki daun di tangkainya. Daun ini menandakan adanya kehidupan dan kesejahteraan.
5. Sembahyang Bulan
Setiap tanggal 15 bulan ke 8 penanggalan Cina, masyarakat Tionghoa menjalankan sembahyang bulan. Peringatan ini dikenal dengan istilah Pat Ngiat Pan.
Untuk merayakannya, mereka akan menikmati kue bulan, yaitu salah satu kue khas Tionghoa yang berbentuk bulat dengan hiasan ukiran serta manis rasanya.
Selain kue bulan, kelapa dan tebu merupakan persembahan yang wajib saat Sembahyang Bulan. Selain itu tiga macam buah serta tiga macam sayur tidak
ketinggalan dalam Sembahyang Bulan. Karena masyarakat Tionghoa meyakini Dewi Bulan vegetarian.
Universitas Sumatera Utara
26
2.5 Kerangka Konsep Penelitian