Jenis Penelitian Defenisi Operasional Aspek Pengukuran

27

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survei bersifat deskriptif, dengan desain cross sectional yang menggambarkan pola makan dan status gizi keluarga etnis Tionghoa di Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang dengan alasan, dari pengamatan penulis saat melakukan survei pendahuluan, keluarga etnis Tionghoa yang bertempat tinggal di Kelurahan Asam Kumbang masih menjalankan tradisi-tradisi yang ada, seperti masih mengonsumsi mie saat acara ulang tahun dan imlek, masih mengonsumsi telur rebus merah saat ulang tahun, masih merayakan hari-hari besar seperti Imlek, Sembahyang Bulan dan Valentine Cina Qiqiao Jie.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2014 sampai bulan Januari 2015.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi Penelitian ini adalah seluruh keluarga etnis Tionghoa di Kelurahan Asam Kumbang sebanyak 104 KK sumber: profil Kelurahan Asam Kumbang tahun 2013 . Universitas Sumatera Utara 28

3.3.2 Sampel

Pada penelitian ini penentuan besar sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Notoatmodjo, 2002 n = N 1+N d 2 Dimana : n = Sampel N = Populasi d = penyimpangan statistik dari sampel terhadap populasi, ditetapkan 0,10 Sampel pada keluarga etnis Tionghoa n = N 1+N d 2 = 104 1+104 0,10 2 = 104 2,04 = 50.98 = 51 KK Jadi besar sampel pada penelitian ini berjumlah 51 KK dengan sasaran utama Ibu Rumah Tangga karena ibu rumah tangga yang mengatur penyelenggaraan makan keluarga dan sekaligus jadi responden. Dalam penentuan sampel ini keluarga tersebut suami dan istri yang satu etnis yaitu etnis Tionghoa. Universitas Sumatera Utara 29

3. 4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi identitas responden yang diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dan menggunakan kuesioner yang telah disusun sebelumnya. Data jenis dan frekuensi makan diperoleh dengan menggunakan Formulir Frekuensi Makan. Data jumlah makanan diperoleh dengan cara Food List Method metode pendaftaran makanan. Data distribusi makanan, jenis pangan nilai tinggi dan rendah serta tabu makanan diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data gambaran umum masyarakat etnis Tionghoa, gambaran demografi dan letak geografis yang diperoleh dari Kantor Kelurahan Asam Kumbang.

3.5 Defenisi Operasional

1. Etnis Tionghoa adalah etnis yang mendiami Kelurahan Asam Kumbang yang menjadi objek penelitian yang akan diteliti pola makan dan status gizinya. 2. Pola makan keluarga adalah suatu keadaan yang menggambarkan jenis makanan keluarga, frekuensi makan keluarga dan jumlah makanan keluarga, - Jenis makanan keluarga adalah macamragam makanan yang dikonsumsi oleh keluarga terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, nabati, serta sayur dan buah setiap harinya. - Frekuensi makan keluarga adalah keacapan mengonsumsi setiap jenis makanan dikonsumsi oleh keluarga. Universitas Sumatera Utara 30 - Jumlah makanan keluarga adalah banyaknya makanan yang dikonsumsi keluarga dalam sehari yang dilihat dari tingkat kecukupan energi dan tingkat kecukupan protein. 4. Distribusi makanan adalah kegiatan pelaksanaan pembagianpenyaluran makanan pada anggota keluarga 5. Makanan nilai tinggi dan nilai rendah adalah jenis makanan yang dianggap memiliki nilai khusus dari makanan lainnya dagi segi ekonomi, sosial budaya dan agama menurut responden. 6. Tabu makanan adalah suatu larangan atau pantangan untuk mengkonsumsi jenis makanan tertentu oleh keluarga 7. Status gizi keluarga adalah keadaan yang dapat menggambarkan tentang keadaan gizi anggota keluarga.

3.6 Aspek Pengukuran

1. Jenis makanan keluarga Jenis makanan yang terdiri dari bahan makanan pokok, lauk-pauk, sayuran, dan buah yang dikonsumsi oleh responden dari formilir food frequency . 2. Frekuensi makan keluarga Frekuensi makan keluarga diukur dengan formulir Food Frequency dan terdiri dari lima kelompok, sebagai berikut Fitri, 2013: - Selalu 1-3 kalihari - Sering 4-5 kaliminggu - Kadang-kadang 1-3 kaliminggu - Jarang 1-3 kali bulan Universitas Sumatera Utara 31 - Tidak pernah 3. Jumlah makan keluarga Jumlah makan keluarga dapat dilihat dari jumlah konsumsi energi dan protein keluarga. - Tingkat kecukupan energi keluarga diukur dengan formulir Food List Method dan dikategorikan menjadi dua kelompok yaitu Hardinsyah Martianto, 1992: a. Cukup jika ≥ AKEK b. Tidak cukup jika AKEK - Tingkat kecukupan protein keluarga diukur dengan formulir Food List Method dan dikategorikan menjadi dua kelompok yaitu Hardinsyah Martianto, 1992: a. Cukup jika ≥ AKPK b. Tidak cukup jika AKPK 4. Distribusi makan Adanya prioritas pembagian makanan dalam keluarga setiap kali makan. Distribusi makan dibagi menjadi dua kategori, yaitu: - Ada, jika ada anggota keluarga yang diprioritaskan atau didahulukan untuk makan - Tidak ada, jika tidak ada anggota keluarga yang diprioritaskan atau didahulukan untuk makan - Universitas Sumatera Utara 32 5. Makanan nilai tinggi dan nilai rendah Adanya anggapanasumsi mengenai nilai dari suatu makanan. - Ada, jika ada anggapanasumsi mengenai makanan yang memiliki nilai tinggi dan nilai rendah - Tidak ada, jika tidak ada anggapanasumsi mengenai makanan yang memiliki nilai tinggi dan nilai rendah 6. Tabu makanan adalah larangan mengkonsumsi makanan tertentu berdasarkan adat istiadat atau kepercayaan. Pantangan dibagi menjadi dua kategori, yaitu: - Ada, jika ada jenis makanan yang dijadikan pantangan makanan - Tidak ada, jika tidak ada jenis makanan yang dijadikan pantangan makanan 7. Status gizi keluarga diperoleh dengan cara pengukuran antropometri - Untuk menilai status gizi bayi dan balita dengan menggunakan indeks BBU dimana status gizi dapat dibagi kepada 4 kategori Soekirman, 2002 : a. Buruk jika Z -3 SD b. Kurang jika -3 SD ≤ Z -2 SD c. Normal jika -2 SD ≤ Z + 2 SD d. Lebih jika Z ≥ + 2 SD - Untuk menilai status gizi anak sekolah dan remaja menggunakan IMT dengan katagori Ambang batas BMIU untuk Indonesia WHO, 2005 a. Sangat kurus -3 SD b. kurus jika -3 SD ≤ Z -2 SD c. Normal jika -2 SD ≤ Z ≤ 2 SD Universitas Sumatera Utara 33 d. Gemuk jika 2 SD Z ≤ 3 SD e. Sangat gemuk 3 SD

3.7 Pengolahan Data