37 kedua kurva tersebut yaitu pada bilangan gelombang 3603,28 cm
-1
. Bilangan gelombang tersebut termasuk ke dalam rentang gugus Si-OH. Gugus ini didapat dari
gugus silika yang berasal dari serbuk kulit kerang darah. Namun, MgO dan CaO sebagai komponen yang lebih dominan tidak dapat dideteksi melalui FT-IR karena
pita serapan logam Mg dan Ca tidak terletak pada rentang analisa FT-IR 4000 cm
-1
– 400 cm
-1
. Ikatan MgO dan CaO terletak pada rentang di bawah 400 cm
-1
[53]. Jadi dapat dilihat dari hasil karakterisasi FTIR, bahwa penambahan kulit kerang darah
cenderung tidak menimbulkan interaksi kimia pada komposit epoksi-PSSKKD.
4.2 PENGARUH KOMPOSISI DAN UKURAN KOMPOSISI SERBUK
KULIT KERANG DARAH ANADORA GRANOSA TERHADAP
SIFAT KEKUATAN TARIK TENSILE STRENGTH KOMPOSIT
EPOKSI-PS SERBUK KULIT KERANG DARAH SKKD
Gambar 4.5 menunjukkan pengaruh ukuran partikel dan komposisi serbuk kulit kerang darah terhadap kekuatan tarik tensile strength komposit epoksi-
PSSKKD
Gambar 4.5 Pengaruh Ukuran Partikel Dan Komposisi Serbuk Kulit Kerang Darah Terhadap Kekuatan Tarik Tensile Strength Komposit Epoksi-PSSKKD
Pengujian kekuatan tarik dilakukan untuk mengetahui untuk seberapa besar gaya yang diperlukan untuk menarik bahan hingga patah. Semakin besar nilai
Universitas Sumatera Utara
38 kekuatan tarik suatu bahan berarti dibutuhkan gaya yang lebih besar untuk menarik
bahan. Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa dengan menambahkan pengisi serbuk kulit kerang darah, nilai kekuatan tarik komposit epoksi-PSSKKD lebih
tinggi dibandingkan dengan epoksi-PS murni. Hal ini disebabkan oleh pembasahan yang baik dari pengisi oleh matriks dan penempatan pengisi ke dalam matriks yang
dapat menempati ruang-ruang kosong pada matriks. Pembasahan pengisi yang baik akan memberikan kesempatan pada pengisi dan matrik untuk berinteraksi satu sama
lain membentuk ikatan mekanik sehingga pemindahan beban dari matriks menuju pengisi akan menjadi lebih mudah mengakibatkan sifat mekanik komposit yang lebih
unggul [54]. Selain itu salah satu komposisi yang dominan di dalam serbuk kulit kerang
darah adalah magnesium oksida MgO. Magnesium oksida murni sebelumnya telah digunakan oleh Deya’a dkk sebagai pengisi untuk meningkatkan kekuatan mekanik
dari komposit epoksi. Dari penelitian tersebut, Deya’a dilaporkan bahwa Magnesium
Oksida termasuk material yang keras dan penambahan material yang keras akan mampu meningkatkan kekuatan mekanik dari komposit [19]. Hal ini mendukung
hasil yang didapat, di mana penambahan sebuk kulit kerang darah dapat meningkatkan kekuatan dari komposit secara mekanik.
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa nilai kekuatan tarik dari komposit epoksi-PSSKKD untuk ukuran partikel yang sama, cenderung mengalami
peningkatan seiring dengan penambahan komposisi pengisi sampai 30. Pada komposisi 30, nilai kekuatan tarik mencapai 4,23 MPa dan kemudian nilai
kekuatan tarik komposit mulai menurun pada komposisi pengisi sebesar 40 dan 50, seperti pada komposisi 50 dengan ukuran 80 mesh, nilai kekuatan tarik
menurun hingga mencapai 1,31 MPa, hal ini disebabkan karena ketika komposisi pengisi telah melewati suatu titik optimum, partikel pengisi akan mengalami
aglomerasi membentuk suatu partikel yang lebih besar dan tidak merata sehingga menurunkan kekuatan tarik komposit [55].
Kekuatan tarik komposit epoksi-PSSKKD juga cenderung mengalami peningkatan seiring dengan menurunnya ukuran partikel. Dari gambar di atas dapat
dilihat bahwa nilai kekuatan tarik yang terbesar terdapat pada komposit dengan ukuran pengisi 170 mesh pada komposisi pengisi 10 sampai 30, hingga mencapai
Universitas Sumatera Utara
39 nilai 4,23 MPa pada ukuran 170 mesh dan komposisi 30. Semakin kecil ukuran
partikel akan lebih memudahkan penyebaran partikel pengisi sehingga interaksi fisik antara pengisi dan matriks menjadi lebih bagus dan mengakibatkan efek penguatan
yang diberikan oleh pengisi dapat lebih merata sehingga dapat meningkatkan sifat kekuatan tarik komposit [56]. Namun untuk komposisi pengisi 40 dan 50,
kekuatan tarik dari komposit epoksi-PSSKKD mengalami fluktuasi seiring dengan menurunnya ukuran partikel. Hal ini disebabkan oleh terjadinya aglomerasi dari
pengisi serbuk kulit kerang darah. Aglomerasi dapat menurunkan kekuatan tarik yang terjadi apabila komposisi pengisi yang terlalu besar.
4.3 PENGARUH KOMPOSISI DAN UKURAN PARTIKEL SERBUK