19 Tabel 2.2 Komposisi Kimia Serbuk Kulit Kerang
Komponen Kimia Komposisi
CaO 66,70
SiO
2
7,88 Fe
2
O
3
0,03 MgO
22,28 Al
2
O
3
1,25 Dari data komposisi serbuk kulit kerang di atas, dapat dilihat bahwa serbuk
kulit kerang mengandung kalsium oksida CaO dan magnesium oksida MgO yang relatif cukup tinggi dan berpotensi untuk dijadikan sebagai pengisi komposit untuk
meningkatkan sifat mekanik dari komposit tersebut.
2.7 POLISTIRENA
Monomer stirena merupakan hidrokarbon aromatik, yang, dalam kondisi normal tidak berwarna, cairan yang mudah terbakar. Metode konvensional untuk
memproduksi monomer stirena adalah alkilasi benzena dengan etilena [41]. Polistirena adalah polimer linear yang komersil dan bersifat amorf.
Polistirena sangat mudah untuk diproses dan mempunyai suhu transisi gelas Tg sebesar 100
o
C. [42]. Pada penelitian ini, polistirena ditambahkan ke dalam resin epoksi dengan perbandingan 10 : 90. Tujuan penambahan polistirena ini adalah
sebagai toughening agent untuk membantu menguatkan matriks epoksi. Struktur kimia dari polistirena ditunjukkan pada Gambar 2.9 dibawah ini:
Gambar 2.9 Polistirena [42]
2.8 UKURAN MAKRO PARTIKEL DAN MIKRO PARTIKEL
Salah satu variasi yang digunakan di dalam percobaan ini adalah variasi ukuran dari partikel pengisi. Ukuran partikel yang dikaji pada percobaan ini adalah
ukuran dari pengisi dari komposit yaitu serbuk kulit kerang darah tetapi masih dalam batas ukuran makro partikel.
Universitas Sumatera Utara
20 Ukuran partikel yang termasuk ke dalam ukuran mikro partikel adalah ukuran
partikel dengan kisaran angka antara 1 x 10
-7
sampai 1 x 10
-4
meter [43] yang juga berarti kisaran antara 0,1 sampai 100 mikron. Sedangkan partikel-partikel dengan
ukuran di bawah 0,1 mikron termasuk ke dalam jenis nano partikel, dan ukuran partikel di atas 100 mikron termasuk ke dalam jenis makro partikel. Adapun satuan
ukuran partikel yang digunakan dalam percobaan ini adalah dalam mesh yang sesuai dengan satuan ukuran ayakan yang digunakan.
Pada percobaan ini nilai ukuran partikel pengisi divariasikan sebesar 50, 80, 110, 140 dan 170 mesh. Adapun kisaran konversi dari nilai mesh yang digunakan ke
nilai mikron ditunjukkan pada tabel di bawah ini [44]: Tabel 2.3 Tabel Konversi Nilai Mesh ke Nilai Mikron
Ukuran Partikel dalam Mesh
Ukuran Partikel dalam Mikron
50 300
80 180
110 138
140 106
170 90
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ukuran partikel pengisi 170 mesh jika dikonversikan ke mikron, menjadi sebesar 90 mikron yang berarti termasuk ke dalam
jenis mikro partikel, namun ukuran 170 mesh ini tetap dipakai dalam percobaan ini karena masih mendekati ke ukuran makro partikel dan juga untuk melengkapi variasi
ukuran partikel yang telah ada.
2.9 PENGUJIAN DAN KARAKTERISASI BAHAN KOMPOSIT