PENGARUH KOMPOSISI DAN UKURAN PARTIKEL SERBUK

39 nilai 4,23 MPa pada ukuran 170 mesh dan komposisi 30. Semakin kecil ukuran partikel akan lebih memudahkan penyebaran partikel pengisi sehingga interaksi fisik antara pengisi dan matriks menjadi lebih bagus dan mengakibatkan efek penguatan yang diberikan oleh pengisi dapat lebih merata sehingga dapat meningkatkan sifat kekuatan tarik komposit [56]. Namun untuk komposisi pengisi 40 dan 50, kekuatan tarik dari komposit epoksi-PSSKKD mengalami fluktuasi seiring dengan menurunnya ukuran partikel. Hal ini disebabkan oleh terjadinya aglomerasi dari pengisi serbuk kulit kerang darah. Aglomerasi dapat menurunkan kekuatan tarik yang terjadi apabila komposisi pengisi yang terlalu besar.

4.3 PENGARUH KOMPOSISI DAN UKURAN PARTIKEL SERBUK

KULIT KERANG DARAH ANADORA GRANOSA TERHADAP SIFAT PEMANJANGAN PADA SAAT PUTUS ELONGATION AT BREAK KOMPOSIT EPOKSI-PS SERBUK KULIT KERANG DARAH SKKD Gambar 4.6 menunjukkan pengaruh ukuran partikel dan komposisi serbuk kulit kerang darah terhadap sifat pemanjangan pada saat putus elongation at break komposit epoksi-PSSKKD. Gambar 4.6 Pengaruh Ukuran Partikel Dan Komposisi Serbuk Kulit Kerang Darah Terhadap Sifat Pemanjangan Pada Saat Putus Elongation At Break Komposit Epoksi-PSSKKD Universitas Sumatera Utara 40 Pengujian sifat pemanjangan pada saat putus dilakukan untuk mengetahui apakah bahan dapat mengalami deformasi atau pemanjangan ketika diberi beban. Sifat pemanjangan pada saat putus juga dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu beban dapat bersifat deformable sebelum bahan mengalami putus. Gambar 4.6 menunjukkan bahwa penambahan serbuk kulit kerang darah pada komposit dapat menurunkan nilai pemanjangan pada saat putus dari komposit atau sehingga dapat merubah sifat dari komposit menjadi lebih kaku. Hal ini disebabkan karena penambahan bahan pengisi menyebabkan matriks berkurang keelastisannya, sehingga material komposit menjadi lebih kaku. Penambahan pengisi dapat mengakibatkan pembatasan mobilitas matriks dan deformabilitas oleh penambahan bahan pengisi [57]. Apabila suatu bahan cenderung tidak elastis, maka bahan tersebut akan memiliki nilai pemanjangan saat putus yang rendah. Pengaruh komposisi pengisi dapat dilihat pada grafik di atas, bahwa semakin besar komposisi pengisi dalam komposit, maka sifat pemanjangan saat putus cenderung menurun. Hal ini sesuai dengan fungsi pengisi dalam matriks, dimana pengisi memberikan efek kaku pada matriks [57]. Namun nilai pemanjangan saat putus yang terlalu rendah seperti pada komposisi 40 dan 50 menandakan bahwa komposit bersifat terlalu rapuh. Pada komposisi 50, dengan ukuran pengisi 110 mesh, nilai pemanjangan pada saat putus turun hingga mencapai 3,090 MPa. Pemanjangan saat putus yang terlalu rendah juga menandakan komposit tidak mampu menahan beban yang diberikan, sehingga mengakibatkan komposit lebih cepat mengalami kerusakan. Pada gambar di atas, juga dapat dilihat pengaruh ukuran serbuk kulit kerang darah terhadap nilai pemanjangan pada saat putus dari komposit epoksi-PSSKKD. Dari gambar di atas terlihat bahwa pada komposisi pengisi 10 sampai 30, nilai pemanjangan pada saat putus yang terendah terdapat pada ukuran pengisi 170 mesh yaitu sebesar 6,098 MPa pada komposisi 30. Ukuran pengisi yang semakin kecil akan cenderung menurunkan nilai pemanjangan pada saat putus dari komposit. Hal ini disebabkan karena semakin kecil ukuran partikel, maka partikel akan tersebar lebih merata di dalam matriks, sehingga semakin banyak ikatan fisik yang dapat terbentuk antara matriks dengan pengisi sehingga dapat mengurangi mobilitas dari komposit dan dapat lebih mengkakukan komposit. Universitas Sumatera Utara 41 Namun pada komposisi 40 dan 50, nilai pemanjangan pada saat putus dari komposit cenderung sangat rendah dan fluktuatif, sehingga pengaruh ukuran serbuk kulit kerang darah terhadap nilai pemanjangan pada saat putus dari komposit tidak dapat terlihat dengan jelas. Hal ini karena ukuran partikel yang terlalu kecil dan komposisi yang besar akan meningkatkan proses aglomerasi. Ketika ukuran partikel menjadi kecil, maka diameter antar partikel juga menjadi kecil. Gaya van der waals akan menjadi besar ketika diameter menjadi kecil sehingga memicu aglomerasi [58]. Karena adanya aglomerasi, penyebaran dari pengisi menjadi tidak merata, sehingga efek penguatan menjadi tidak seragam.

4.4 HUBUNGAN