HUBUNGAN Pengaruh Komposisi dan Ukuran Makro Serbuk Kulit Kerang Darah (Anadora Granosa) Terhadap Komposit Epoksi-PS/Serbuk Kulit Kerang Darah (SKKD)

41 Namun pada komposisi 40 dan 50, nilai pemanjangan pada saat putus dari komposit cenderung sangat rendah dan fluktuatif, sehingga pengaruh ukuran serbuk kulit kerang darah terhadap nilai pemanjangan pada saat putus dari komposit tidak dapat terlihat dengan jelas. Hal ini karena ukuran partikel yang terlalu kecil dan komposisi yang besar akan meningkatkan proses aglomerasi. Ketika ukuran partikel menjadi kecil, maka diameter antar partikel juga menjadi kecil. Gaya van der waals akan menjadi besar ketika diameter menjadi kecil sehingga memicu aglomerasi [58]. Karena adanya aglomerasi, penyebaran dari pengisi menjadi tidak merata, sehingga efek penguatan menjadi tidak seragam.

4.4 HUBUNGAN

STRESS-STRAIN EPOKSI-PS MURNI DAN KOMPOSIT EPOKSI-PSSERBUK KULIT KERANG DARAH SKKD Gambar 4.7 menunjukkan hubungan stress-strain epoksi-PS murni dan komposit epoksi-PSserbuk kulit kerang darah SKKD dengan komposisi pengisi 30. Gambar 4.7 Hubungan Stress-Strain Epoksi-PS Murni Dan Komposit Epoksi- PSSKKD Untuk Komposisi 30 Pengujian kurva stress-strain dari suatu bahan dilakukan untuk mengetahui bagaimana dinamika proses deformasi bahan berlangsung. Jumlah gaya yang diberikan stress akan dipasangkan dengan deformasi yang terjadi strain, sehingga Universitas Sumatera Utara 42 didapatkan suatu kecenderungan seberapa besar gaya yang dibutuuhkan untuk mendeformasi bahan. Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa komposit epoksi-PSSKKD memiliki nilai stress yang lebih tinggi dibandingkan dengan epoksi-PS murni, tetapi memiliki nilai strain yang lenih kecil. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan serbuk kulit kerang darah sebagai pengisi mampu meningkatkan kekakuan dari komposit. Gambar 4.7 menunjukkan bahwa pada komposisi pengisi 30, nilai stress mengalami peningkatan seiring dengan menurunnya ukuran dari serbuk kulit kerang darah, dengan nilai tertinggi terdapat pada ukuran 170 mesh, Sedangkan nilai strain cenderung mengalami penurunan seiring dengan menurunnya ukuran serbuk kulit kerang darah dengan nilai terendah terdapat pada ukuran 170 mesh. Hal ini menunjukkkan bahwa pada komposisi 30, komposit epoksi-PSSKKD dengan ukuran pengisi 170 mesh memiliki tingkat kekakuan yang relatif lebih tinggi dibandingkan ukuran mesh lainnya. Modulus Young merupakan suatu parameter yang menunjukkan sifat kekakuan suatu bahan stiffness dimana nilai Modulus Young yang kecil menunjukkan bahan yang fleksibel dan nilai Modulus Young yang besar menunjukkan bahan yang kaku dan getas stiffness and rigidity [59]. Nilai Modulus Young dari campuran epoksi-PS dan komposit epoksi-PSSKKD dengan komposisi 30 dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Nilai Modulus Young Campuran Epoksi-PS Murni dan Komposit Epoksi- PSSKKD Dengan Komposisi 30 Material Modulus Young [MPa] Epoksi-PS 20,322 Komposit Epoksi-PSSKKD 50 mesh 48,287 Komposit Epoksi-PSSKKD 80 mesh 40,610 Komposit Epoksi-PSSKKD 110 mesh 52,214 Komposit Epoksi-PSSKKD 140 mesh 90,221 Komposit Epoksi-PSSKKD170 mesh 91,790 Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa nilai Modulus Young untuk epoksi-PS murni memiliki nilai terendah dan nilai Modulus Young yang tertinggi terdapat pada Universitas Sumatera Utara 43 komposit epoksi-PSSKKD dengan ukuran 170 mesh. Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa ukuran partikel yang makin kecil memberikan efek mengkakukan stiffening effect yaitu meningkatkan Modulus Young. Nwanonenyi, dkk. dalam penelitiannya mengenai pengaruh ukuran dan komposisi serbuk cangkang bekicot sebagai pengisi terhadap sifat LDPE, juga melaporkan hasil yang sama bahwa nilai Modulus Young mengalami peningkatan jika ukuran partikel yang digunakan semakin kecil [60].

4.5 PENGARUH KOMPOSISI DAN UKURAN PARTIKEL SERBUK