Uji Kekuatan Tarik Tensile Strength dengan ASTM D-638 Uji Kekuatan Bentur Impact Strength dengan ASTM D 4812 Penyerapan Air Water Absorption dengan ASTM D-570

32 Gambar 3.6 Gambar Alat Uji Bentur Gambar 3.7 Gambar Plat Uji Tarik Gambar 3.8 Gambar Plat Uji Bentur

3.4 PENGUJIAN KOMPOSIT

3.4.1 Uji Kekuatan Tarik Tensile Strength dengan ASTM D-638

Sifat mekanis biasanya dipelajari dengan mengamati sifat kekukatan tarik  t menggunakan alat tensometer. Secara praktis kekuatan tarik diartikan sebagai Universitas Sumatera Utara 33 besarnya beban maksimum F maks yang dibutuhkan untuk memutuskan spesimen bahan dibagi dengan luas penampang bahan. Gambar 3.9 menunjukkan spesifikasi spesimen yang digunakan pada uji kekuatan tarik: Gambar 3.9 Ukuran Dimensi Spesimen Kekuatan Tarik ASTM D-638 Komposit hasil spesimen dipilih dan dipotong membentuk spesimen untuk pengujian kekuatan tarik uji tarik. Pengujian kekuatan tarik dilakukan dengan tensometer terhadap tiap spesimen dengan ketebalan 4 mm. Tensometer terlebih dahulu dikondisikan pada beban 100 kgf dengan kecepatan 50 mmmenit, kemudian dijepit kuat dengan penjepit yang ada dialat. Mesin dihidupkan dan spesimen akan tertarik ke atas spesimen diamati sampai putus, dicatat tegangan maksimum dan regangannya.

3.4.2 Uji Kekuatan Bentur Impact Strength dengan ASTM D 4812

Spesimen yang akan diuji bentur mengikuti metoda Unnotched Izod. Gambar 3.10 menunjukkan sepsifikasi spesimen yang digunakan pada uji kekuatan bentur: Gambar 3.10 Ukuran Dimensi Spesimen Metoda Izod ASTM D 4812 Universitas Sumatera Utara 34

3.4.3 Penyerapan Air Water Absorption dengan ASTM D-570

Karakteristik penyerapan air dari epoksi-PS murni dan komposit epoksiPS- SKKD diuji dengan perendaman dalam air pada suhu ruangan setiap 24 jam hingga bahan komposit tidak lagi menyerap air jenuh. Spesimen tes berbentuk 25mm x 25mm sesuai ASTM D-570. Pada setiap rentang waktu pencelupan, sampel diambil dan dibersihkan dengan kertas tisu untuk menyerap air. Sampel kemudian ditimbang dan dihitung dengan persamaan: 100 x Wo Wo We Wg   3.1 Dimana : Wg = Persentase pertambahan berat komposit We = Berat komposit setelah perendaman Wo = Berat komposit sebelum perendaman Universitas Sumatera Utara 35 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 KARAKTERISTIK