Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kritik KR, Permintaan Maaf PM, dan Humor HM. Ketidakmunculan bukan karena kelemahan teks pidato tersebut, hanya saja teks pidato tersebut merupakan interaksi satu arah sehingga pola-pola yang menggambarkan interaksi dua arah tiak dapat terjaring pada teks pidato SBY. Dengan demikian dalam mengkaji wacana kepemimpinan teks pidato Presiden SBY ini, pola fase yang tidak muncul diabaikan. Berkaitan dengan penggunaan modalitas 282 68,78 yaitu modalisasi 172 42,89 dan modulasi 110 27,43, penelitian ini didominasi oleh modalitas- modalisasi, yang terbagi atas probabilitas 92 22,94 dan keseringan sebanyak 80 19,95. Pengunaan klausa-klausa penutur dalam memberi informasi bahwa dominasi ini menunjukkan tingkat kepastian atau kemungkinan terjadinya atau berlangsungnya peristiwa yang dinyatakan teks, derajat keterjadiannya atau keberlangsungannya masih dalam derajat kemungkinan ya atau kemungkinan tidak terjadi may be yes, may be no, bahkan dengan jumlah probabilitas menengah yang tinggi, ini mengindikasikan derajat kemungkinan terjadi cenderung lebih jauh.

4.4 Pembahasan

Tujuan pembahasan pada subbab ini menjawab pertanyaan penelitian nomor tiga yaitu makna fase dan modalitas dalam wacana kepemimpinan dalam teks pidato Presiden SBY HUT ke-64 RI 2009. Modalitas jenis modalisasi, yakni probabilitas menengah, secara umum memang selalu digunakan ketika pembicara menyatakan hal-hal yang belum dilakukan atau pembicara belum yakin betul terhadap apa yang dinyatakannya. Oleh Universitas Sumatera Utara sebab itu, sebagai tindakan antisipatif dan seni retoris yang lazim digunakan dalam komunikasi, ada 3 hal penting yang perlu diungkapkan dalam pembahasan ini. Yang pertama, SBY mengemukakan proposisinya kepada rakyat dengan menggunakan pertimbangan logis atas tingkat kemungkinan terealisasinya segera pokok-pokok yang diungkapkan dalam teks pidato tersebut. Dalam pidato HUT ini Presiden SBY menggunakan modalitas tingkat kemungkinan menengah. Selain itu, SBY cenderung tidak berani menggunakan modalitas probabilitas derajat tinggi pasti dalam membuat janji-janjinya kepada rakyat. Sebagai penutur atau pencipta teks, wacana kepemimpinan SBY menunjukkan posisi yang tidak lebih tinggi dari pendengarnya. Adanya kekuatiran dan keraguan. Klausa imperatif yang bersifat perintah direalisasikan dengan klausa ‘mari’ mengajak bukan ‘harus’ menggurui. Perlu digarisbawahi bahwa penutur memposisikan diri sebagai “kita”. Sebaran penggunaan modalisasi dapat digarisbawahi bahwa secara indikatif modalisasi derajat menengah dipakai untuk memanfaatkan ungkapannya kepada rakyat. Berlakunya suatu kepastian dan kebenaran melalui modalitas derajat tinggi. Ini berarti pemunculan kepastian dan kebenaran penutur yang muncul dengan frekuensi menengah. Di pihak lain sebaran penggunaan modulasi terjadi karena perlunya keinginan untuk melakukan keharusan mengemban fungsi imperatif. Konotasinya perintah atau larangan pada pendengar. Fase sebagai tata organisasi teks mendukung wacana kepemimipinan SBY. Dilihat dari struktur fase, makna wacana adalah persoalan menata teks dalam tahap- Universitas Sumatera Utara tahap pencapaian tujuan atau komunikasi sosial yang diharapkan. Struktur fase wacana kepemimpinan yang muncul didominasi oleh subfase Pernyataan PE, struktur yang lazim adalah ucapan-ucapan pernyataan tersebut mencerminkan isi materi yang dibahas. Subfase menunjukkan isi materi penting untuk diberi penekanan. Jika dikaitkan dengan ketentuan yang ada maka susunan fase dan subfase dapat dinyatakan berhasil menyampaikan info komunikatif. Fungsi retoris wacana kepemimpinan adalah bertujuan untuk mempengaruhi masyarakat yang menjadi objek dari proses penyebaran wacana itu, dan menjadi alat untuk kepentingan politik, dengan memanfaatkan retorikanya dan kaitannya dengan fase dan modalitas yang dihasilkan. Presiden SBY sangat sarat dengan kata-kata yang memang dipilih benar-benar untuk mencitrakan siapa dirinya. Teks SBY banyak berisi pertautan, antara fase yang satu dengan fase yang lain memiliki hubungan, yang sebenarnya mengandung makna yang sama, menjelaskan atau memberi informasi atas setiap pencapaian target dan program yang telah beliau laksanakan. Tetapi banyak juga terjadi pengulangan kata misal: semakin baik, semakin sering dan semakin harus kita lakukan.... yang sebenarnya ingin menegaskan suatu kalimat tetapi yang terjadi justru sebaliknya terkesan bertele-tele dan tidak langsung pada sasaran. Ini dikaitkan dengan imej image masyarakat pada SBY, yakni sebagai sosok yang terlalu hati-hati dalam mengambil keputusan dan terkesan ragu-ragu dalam bertindak. Universitas Sumatera Utara Selain itu, gaya bicara dan pandangan SBY yang sering berputar-putar terlihat dari banyak pidatonya yakni 16 lembar. Padahal pokok pikiran yag disampaikan dapat dipadatkan lagi menjadi kalimat-kalimat yang lebih efisien. Jika dikaitkan dengan fase pidato Presiden SBY ini terlihat subfase yang diulang-ulang yaitu subfase Salam Pembuka SPe 18 4,83, Orientasi OR 2 0,54, Pengingat PT 16 4,29, Fokus FO 33 8,85, Pesan PS 8 2,14, Ungkapan UK 2 0,54, Pernyataan PE 112 30,03, Penjelasan PJ 74 19,84, Definisi DE 1 0,26, Membanding MG 9 2,41, Memberi Contoh MC 1 0,26, Kutipan penuhsebagianKP 4 1,07, Cek CK 11 2,95, Ringkasan RK 17 4,55, Penegasan PG 46 12,33, Penilaian PL Evaluasi EV 18 4,83, dan Salam Penutup SPp 1 0,26. Dominasi sub-fase dalam teks pidato Presiden SBY ini terlihat pada pola Pernyataan PE sebesar 112 30,03 yang berada pada urutan pertama dan pola Penjelasan PJ sebanyak 74 19,84, yang menempati urutan kedua. Pengulangan Subfase memperlihatkan pemanfaatan struktur yang kurang konsisten. Temuan ini didukung berdasarkan pengalaman publik, publik sudah melihat bagaimana SBY kerap ragu-ragu, maju-mundur menerapkan kebijakan pemerintah, dan kurang konsisten untuk mengimplementasikan kebijakannya Harian Republika, Sabtu 11 April 2009. Anies Baswedan menilai, kepemimpinan SBY di periode ini tidak tegas, sehingga memunculkan sejumlah guncangan politik Harian Republika, Senin, 24 Agustus 2009. Dengan demikian implementasi temuan penelitian fase dan modalitas didukung dengan pengalaman publik yang menyatakan Universitas Sumatera Utara bahwa memang presiden SBY sebagai sosok yang terlalu hati-hati dalam mengambil keputusan dan terkesan ragu-ragu dalam bertindak. Pada wacana kepemimpinan teks pidato Presiden SBY yang diteliti berdasarkan fase dan modalitas dapat digaris bawahi dalam beberapa hal sebagai berikut. 1. Tidak dapat disangkal, bahwa keberhasilan wacana kepemimpinan Presiden SBY melalui pidato kepemimpinan yang terdapat dalam HUT ke-64 RI 2009 dapat diterima sebagai suatu trueisme. Apabila dikatakan bahwa fase dan modalitas menggambarkan mutu kepemimpinan yang terdapat dalam suatu pemerintahan memainkan peranan yang sangat dominan dalam keberhasilannya mempengaruhi rakyat. Presiden SBY memahami ciri khas kontrak sosial dan moral antara dirinya sebagai pemimipin negara dan rakyat Indonesia sebagai masyarakatnya. Dalam hal memimpin, pada periode pertama 2004-2009 beliau membuktikan keberhasilannya pada masyarakat, namun harapan rakyat seorang pemimpin selayaknya harus bisa mengambil keputusan yang bijak dan tegas untuk mencapai sasaran yang telah disepakati. 2. Pada hakekatnya, esensi dari kepemimpinan Presiden SBY terletak pada moral, kualitas dan kapabilitas pidatonya. Beliau memimpin bangsa Indonesia dalam situasi dan kondisi politik Indonesia saat ini yang sangat rawan dengan terjadinya disintegrasi, dimana tingkat kemajemukan sangat tinggi. Karenanya fase dan modalitas yang digunakannya selayaknya sangat diperlukan seorang negarawan Universitas Sumatera Utara yang menegakkan kepemimpinan untuk memelihara kedamaian dan keamanan Negara. 3. Sejatinya Presiden SBY harus peduli rakyatnya. Kesejahteraan dan kemakmuran harus dirasakan rakyat yang telah memilihnya. Karena itu, agar wacana kepemimpinannya menggunakan fase dan modalitas yang menekankan pentingnya komitmen dan keseriusan seorang pemimpin baik ditingkat lokal maupun nasional untuk betul-betul mengedepankan kepentingan rakyat. 4. Presiden SBY melalui pemilihan fase dan modalitas perlu efisien dan tegas, misalnya fase dan modalitas yang tidak berulang-ulang. Dengan demikian wacana secara tulus bekerja sesuai dengan amanah yang diberikan rakyat dan sepenuhnya mengabdikan dirinya untuk kepentingan rakyat. Universitas Sumatera Utara 107 Tabel 16: Realisasi Fase Teks Pidato Presiden SBY No Tipe Fase Realisasi fase Persentase 1 Persepahaman PS 19 11,72 2 Penstruktur Wacana PW 37 22,89 3 Substansi SU 50 30,86 4 Simpulan SP 22 13,58 5 Evaluasi EV 34 20,98 Total 162 39,51 Universitas Sumatera Utara 108 Tabel 17: Hasil Data Fase Teks Pidato Presiden SBY Fase Tipe Fase Persepahaman PS Penstruktur Wacana PW Substansi SU Simpulan SP Evaluasi EV Jumlah 19 37 50 22 34 Persentase 11,72 22,89 30,86 13,58 20,98 Jumlah seluruh realisasi fase yang digunakan sebesar 162 atau 39,51 Tabel 18: Realisasi Subfase Teks Pidato Presiden SBY Universitas Sumatera Utara 109 No Tipe Sub-fase Sub-phase Types Realisasi Sub- fase Persentase 1 Salam Pembuka SPe 18 4,83 2 Orientasi OR 2 0,54 3 Pengingat PT 16 4,29 4 Fokus FO 33 8,85 5 Pesan PS 8 2,14 6 Ungkapan UK 2 0,54 7 Pernyataan PE 112 30,03 8 Penjelasan PJ 74 19,84 9 Definisi DE 1 0,26 10 Membanding MG 9 2,41 11 Memberi Contoh MC 1 0,26 12 Kutipan penuhsebagianKP 4 1,07 13 Cek CK 11 2,95 14 Ringkasan RK 17 4,55 15 Penegasan PG 46 12,33 16 Penilaian PL EvaluasiEV 18 4,83 17 Salam Penutup SPp 1 0,26 Total 373 90,97 Tabel 19: Hasil Data Subfase Teks Pidato Presiden SBY Universitas Sumatera Utara 110 Sub-fase Sub-phase Tipe Sub-Fase SPe OR PT FO PS UK PE PJ DE MG MC KP C Jumlah 18 2 16 33 8 2 112 74 1 9 1 4 1 Persentase 4,83 0,54 4,29 8,85 2,14 0,54 30,03 19,84 0,26 2,41 0,26 1,07 2 Jumlah seluruh realisasi subfase yang digunakan sebesar 373 atau 90 Tabel 20: Realisasi Modalitas Teks Pidato Presiden SBY Universitas Sumatera Utara 111 Modalitas Modalisasi Modulasi Nilai Probabilitas Keseringan Keharusa n Kecendr n Tinggi 5 1,25 48 11,97 43 10,47 14 Menengah 57 14,21 1 0,58 14 3,49 8 Rendah 30 7,48 32 7,98 13 3,24 18 Total 92 22,94 80 19,95 70 17,46 40 Tabel 21: Hasil Data Modalitas Teks Pidato Presiden SBY Universitas Sumatera Utara 112 BAB V Jenis modalitas Modalisasi Modalization Probabilitas probability Keseringan usuality Keharusan ob Nilai Value T High M Middle R Low T High M Middle R Low T High M Middle 5 57 30 48 1 32 43 14 Realisasi Modalitas Jumlah seluruh realisasi modalitas yang digunakan pada jenis modalisasi sebesar 172 atau 42,89 Jumlah seluruh modulasi sebesa Jumlah seluruh realisasi modalitas yang digunakan pada jenis modalisasi dan Universitas Sumatera Utara 113 SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dokumen yang terkait

Analisis Wacana Pada Media Cetak Perspektif Linguistik Fungsional Sistemik (Lfs) Dan Representasi Semiotik

6 98 10

Pencitraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Terkait Perseteruan KPK Dan POLRI (Analisis Framing Terhadap Pembentukan Citra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Terkait Perseteruan Polri dan KPK Pada Surat Kabar Kompas)

1 52 118

Persepsi Masyarakat Terhadap Susilo Bambang Yudhoyono (Suatu Penelitian Deskriptif Kuantitatif di Desa Sukaraja Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh)

0 25 94

ANALISIS WACANA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO DI DEPAN SIDANG BERSAMA MPR/DPR 2009-2013 (Analisis Wacana Teks Pidato Kenegaraan Terkait Isu Ekonomi di Indonesia)

3 13 19

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA TEKS PIDATO PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO BULAN Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada Teks Pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Bulan September 2011 Dan Pengembangannya Sebagai Materi Ajar Bahasa Indonesia Di S

0 1 14

PENDAHULUAN Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada Teks Pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Bulan September 2011 Dan Pengembangannya Sebagai Materi Ajar Bahasa Indonesia Di SMP.

0 1 6

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA TEKS PIDATO PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO BULAN SEPTEMBER Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada Teks Pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Bulan September 2011 Dan Pengembangannya Sebagai Materi Ajar Bahasa Indo

0 2 19

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN EKSPRESIF PADA WACANA PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SUSILO BAMBANG YUDHOYONO MASA JABATAN 2004-2009.

1 2 7

Pidato Kebijakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Terkait Perselisihan Kpk Dan Polri (Analisis Wacana Kritis Model Teun A. Van Dijk Tentang Pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Terkait Perselisihan Kpk Dan Polri).

0 0 2

RETORIKA PIDATO SUSILO BAMBANG YUDHOYONO DAN BARACK OBAMA SEBAGAI CAPRES PETAHANA (Kajian Retorika Banding Rancang-bangun Teks Pidato Politik) - Scientific Repository

0 1 6