Teks dan Konteks dalam Pemakaian Bahasa

teratur, sistematis, dalam satu kesatuan koheren, yang dibentuk oleh unsur-unsur segmental maupun nonsegmental bahasa. Jadi, wacana adalah proses komunikasi yang menggunakan simbol-simbol, yang berkaitan dengan interpretasi dan peristiwa-peristiwa di dalam sistem kemasyarakatan yang luas. Melalui pendekatan wacana pesan-pesan komunikasi, seperti kata-kata, frase, kalimat, gambar, dan lain-lain, tidak bersifat netral dan steril. Eksistensinya ditentukan oleh orang-orang yang menggunakannya, konteks peristiwa yang berkenaan dengannya, situasi masyarakat luas yang melatarbelakangi keberadaannya, dan lain-lain.

2.2.4 Teks dan Konteks dalam Pemakaian Bahasa

Teks merupakan hasil proses wacana. Di dalam proses tersebut, terdapat nilai- nilai, ideologi, emosi, kepentingan-kepentingan, dan lain-lain. Dengan demikian memahami makna suatu teks itu, tidak bisa dilepaskan dari hanya pemahaman tentang teks itu tersendiri, namun juga harus memahami tentang konteks yang menyertai teks tersebut. Jika salah dalam menafsirkan konteksnya maka pemahaman makna dan pesan teks akan terhambat. Perpaduan teks dan konteks disebut wacana. Artinya, sebuah teks disebut wacana berkat adanya konteks. Aminuddin 2000: 4 menyatakan bahwa wacana adalah keseluruhan unsur- unsur yang membangun perwujudan paparan bahasa dalam peristiwa komunikasi. Wujud kongkretnya dapat berupa tuturan lisan spoken discourse maupun teks Universitas Sumatera Utara tertulis written texts. Ruang lingkup analisis wacana selain merujuk pada wujud objektif paparan bahasa berupa teks, juga berkaitan dengan dunia acuan konteks. Pada pihak lain, Sumarlam 2005: 47 menyatakan bahwa konteks wacana adalah aspek internal wacana dan segala sesuatu yang secara eksternal melingkupi sebuah wacana. Berdasarkan pengertian tersebut, maka konteks wacana secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu konteks bahasa dan konteks luar bahasa. Halliday dan Hasan 1992: 14 menandai konteks bahasa koteks itu sebagai konteks internal wacana internal discourse context sedangkan segala sesuatu yang melingkupi wacana, baik konteks situasi maupun konteks budaya sebagai konteks eksternal wacana external discourse contex . Senada dengan uraian di atas, Saragih dalam Persfektif LFS 2006: 4, juga memaparkan bahwa konteks merupakan wahana terbentuknya teks. Tidak ada teks tanpa konteks. Konteks mengacu pada segala sesuatu yang mendampingi teks. Konteks mencakup, yakni 1 konteks linguistik konteks internal dan 2 konteks sosial konteks eksternal. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa konteks adalah segala sesuatu yang melingkupi teks. Teks dan konteks merupakan sesuatu yang selalu berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Makna yang terealisasi dalam teks merupakan hasil interaksi pemakai bahasa dengan konteksnya, sehingga konteks merupakan wahana terbentuknya teks. Universitas Sumatera Utara Dengan batasan diatas, dapat dipahami bahwa konteks memiliki dua bentuk :1 Konteks Linguistikkonteks internal konteks bahasa koteks2 Konteks sosialkonteks eksternal konteks luar bahasa. a Konteks Linguistik Konteks Linguistik mengacu kepada unit linguistik lain yang mendampingi satu unit yang sedang dibicarakan. Unit linguistik lain yang mendampingi suatu unit linguistik yang sedang dibicarakan sering juga disebut konteks internal atau koteks cotext. Dikatakan konteks internal karena konteks ini berada di dalam dan merupakan bagian dari teks yang dibicarakan. b Konteks Sosial Konteks sosial mengacu pada sesuatu di luar yang tertulis atau terucap, yang mendampingi bahasa atau teks dalam peristiwa pemakaian bahasa atau interaksi sosial. Konteks ini disebut juga konteks eksternal. Konteks sosial ini terbagi dalam tiga kategori, yaitu konteks situasi, konteks budaya, dan konteks ideologi Martin, 1992. Konteks yang dekat kepada teks disebut lebih konkret atau nyata dan konteks yang lebih jauh dari teks disebut konteks abstrak Saragih, 2003:193. Bagaimana hubungan bahasa dengan konteks digambarkan berikut ini. Universitas Sumatera Utara Gambar 1: Hubungan Konteks dengan Bahasa adaptasi dari Martin, 1992 Saragih 2006 konteks yang paling konkret adalah konteks situasi karena konteks ini langsung berhubungan dengan bahasa atau teks. Dengan kata lain, konteks situasi adalah jembatan konteks sosial kepada bahasa. Konteks yang sangat abstrak adalah konteks ideologi karena unsur ini paling jauh dari teks. Antara konteks situasi dan konteks ideologi terdapat konteks budaya. Semua konteks menggunakan bahasa sebagai alat realisasinya, sehingga untuk dapat memahami makna suatu bahasa, sesorang harus dapat mengenal semua konteks tersebut. Konteks situasi dalam pandangan Halliday 1978 terdiri dari tiga komponen yaitu ‘medan’field, ‘pelibat’tenor, ‘sarana’ mode. Medan field wacana menunjuk pada hal yang sedang terjadi, pada sifat tindakan sosial yang sedang berlangsung, apa sesungguhnya yang sedang disibukkan oleh pelibat, yang di dalamnya bahasa ikut serta sebagai Konteks Ideologi Ideology Konteks Budaya Culture Konteks Situasi Register Teks atau Bahasa Universitas Sumatera Utara unsur pokok tertentu. Pelibat tenor wacana menunjuk pada orang-orang yang mengambil bagian, pada sifat para pelibat, kedudukan dan peranan mereka. Sarana mode wacana menunjuk pada bagian yang diperankan oleh bahasa, hal yang diharapkan oleh para pelibat diperankan bahasa dalam situasi itu; organisasi simbolik teks, kedudukan yang dimilikinya, dan fungsinya dalam konteks termasuk salurannya Halliday dan Hasan, 1992 : 16. Halliday 1994 menyatakan bahwa konteks situasi terdiri dari tiga komponen, yaitu field medan, participant pelibat, dan mode sarana. Dengan pengertian tersebut Saragih 2006: 194 menyatakan bahwa unsur konteks situasi terjadi tiga komponen yaitu apa medan atau isi yang dibicarakan, siapa pelibat atau orang yang membicarakan suatu bahasan– pelaku atau tepatnya peran interaksi antara yang terlibat dalam penciptaan teks, dan yang terakhir bagaimana sarana atau cara pembicara ini dilakukan. Berdasarkan uraian Saragih dapat dibuat contoh sebagai berikut: misalnya, sebuah pidato yang membicarakan tentang hari ulang tahun negara medan atau isi yang melibatkan seorang Presiden pelibat atau orang upacara kenegaraan dengan interaksi satu arah saja sarana atau cara. Dari contoh di atas dapat diketahui bahwa apa medan atau isi yang dibicarakan adalah tentang HUT RI, dibicarakan oleh pelibat yaitu seorang Presiden dengan cara penyampaian interaksi satu arah, karena yang digunakan pelibat adalah pidato yang dilaksanakan pada upacara kenegaraan.

2.2.5 Wacana Kepemimpinan

Dokumen yang terkait

Analisis Wacana Pada Media Cetak Perspektif Linguistik Fungsional Sistemik (Lfs) Dan Representasi Semiotik

6 98 10

Pencitraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Terkait Perseteruan KPK Dan POLRI (Analisis Framing Terhadap Pembentukan Citra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Terkait Perseteruan Polri dan KPK Pada Surat Kabar Kompas)

1 52 118

Persepsi Masyarakat Terhadap Susilo Bambang Yudhoyono (Suatu Penelitian Deskriptif Kuantitatif di Desa Sukaraja Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh)

0 25 94

ANALISIS WACANA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO DI DEPAN SIDANG BERSAMA MPR/DPR 2009-2013 (Analisis Wacana Teks Pidato Kenegaraan Terkait Isu Ekonomi di Indonesia)

3 13 19

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA TEKS PIDATO PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO BULAN Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada Teks Pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Bulan September 2011 Dan Pengembangannya Sebagai Materi Ajar Bahasa Indonesia Di S

0 1 14

PENDAHULUAN Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada Teks Pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Bulan September 2011 Dan Pengembangannya Sebagai Materi Ajar Bahasa Indonesia Di SMP.

0 1 6

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA TEKS PIDATO PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO BULAN SEPTEMBER Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada Teks Pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Bulan September 2011 Dan Pengembangannya Sebagai Materi Ajar Bahasa Indo

0 2 19

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN EKSPRESIF PADA WACANA PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SUSILO BAMBANG YUDHOYONO MASA JABATAN 2004-2009.

1 2 7

Pidato Kebijakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Terkait Perselisihan Kpk Dan Polri (Analisis Wacana Kritis Model Teun A. Van Dijk Tentang Pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Terkait Perselisihan Kpk Dan Polri).

0 0 2

RETORIKA PIDATO SUSILO BAMBANG YUDHOYONO DAN BARACK OBAMA SEBAGAI CAPRES PETAHANA (Kajian Retorika Banding Rancang-bangun Teks Pidato Politik) - Scientific Repository

0 1 6