BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penentuan mutu bahan pangan pada umumnya sangat tergantung pada beberapa faktor, seperti cita rasa, tekstur, dan nilai gizinya, juga sifat mikrobiologis.Tetapi, se-
belum faktor-faktor lain dipertimbangkan, secara visual faktor warna tampil lebih dahulu dan kadang-kadang sangat menentukan. Selain sebagai faktor yang menentu-
kan mutu, warna dapat digunakan sebagai indikator kesegaran atau kematangan. Baik tidaknya cara pencampuran atau cara pengolahan dapat ditandai dengan adanya warna
yang seragam dan merata. Cahyadi, W., 2008
Secara sistematis, bahan pewarna makanan dapat digolongkan dalam tiga kelompok: bahan kondensat batubara coal tar, bahan tumbuhan dan bahan mineral.
Bahan pewarna dapat diperoleh dari hasil kondensasi proses destilasi batubara. Hasil kondensat batubara ini umumnya terdiri dari bahan hidrokarbon, fenol, piridin dan
karbon bebas. Sudarmadji, S., 1992
Di Indonesia, peraturan mengenai penggunaan zat pewarna yang diizinkan dan dilarang untuk pangan diatur melalui SK Menteri Kesehatan RI Nomor
722MenkesPerIX88 mengenai bahan tambahan pangan. Akan tetapi, seringkali terjadi penyalahgunaan pemakaian zat pewarna untuk sembarang bahan pangan,
misalnya zat pewarna untuk tekstil dan kulit dipakai untuk mewarnai bahan pangan. Hal ini jelas sangat berbahaya bagi kesehatan karena adanya residu logam berat pada
zat pewarna tersebut. Cahyadi, W., 2008
Universitas Sumatera Utara
Pewarna dicampur dalam makanan untuk menimbulkan warna tertentu yang diharapkan dapat membangkitkan selera. Namun sayangnya, tidak banyak tersedia zat
pewarna seperti yang diharapkan. Arisman, 2008. Minuman ringan adalah minuman yang membutuhkan warna yang cerah dan
bersifat stabil pada suasana asam dimana zat warna ini digunakan penarik perhatian para konsumen. Bahan tambahan makanan yang biasa digunakan adalah asam
benzoat, dan bahan –bahan yang terdapat pada sari buah, dan sulpur dioksida. Pada minuman, warna yang stabil tidak penting tetapi warna tidak boleh cepat
teroksidasi dengan adanya logam. Carmoisine, Amaranth, Allura Red AC, Sunset Yellow FCF, dan Tartrazine yaitu contuh zat warna sintesis yang paling sering
digunakan. Walford, F., 1980 Oleh karena itu dalam penelitian ini ingin diketahui apakah minuman nutrisari
serbuk yang yang beredar dipasaran mengandung zat pewarna Tartrazine dan Sunset Yellow dan apakah masih dalam batas yang diizinkan oleh Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Dimana menurut SK Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 722MenkesPerIX 88 ditetapkan bahwa zat warna yang diizinkan dalam
makanan adalah dalam batas 0,3 mgg. Arisman, 2008
Universitas Sumatera Utara
1.2. Permasalahan