Pengertian Pola Interaksi Pola Interaksi Sosial

masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, interaksi sosial merupakan suatu wadah yang berfungsi sebagai perekat dalam kehidupan sosial, baik dalam konteks kehidupan pranata keluarga maupun dalam kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Apabila interaksi sosial berjalan dengan baik, masyarakat dapat hidup dengan tenang. Mereka dapat memperoleh hubungan yang baik melalui interaksi antar sesamanya, baik dalam bentuk berkomunikasi melalui interaksi maupun dalam bentuk bekerja sama. Oleh karena itu, hubungan masyarakat dalam bentuk apapun dapat diselsaikan dengan interaksi, baik interaksi dengan masyarakat bawahan, menenengah, maupun sampai pada kalangan masyarakat paling atas. Kontak sosial pada dasarnya merupakan aksi dari individu atau kelompok yang mempunyai makna bagi pelakunya yang kemudian ditangkap oleh individu atau kelompok lain. Penangkapan makna tersebut yang menjadi pangkal tolak untuk memberikan reaksi. Suatu interaksi sosial dimungkinkan terjadi karena dua hal yakni, kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial terjadi secara langsung maupun secara tidak langsung. Secara langsung misalkan melalui gerak fisik seseorang, misalnya dari berbicara, gerak isyarat. Secara tidak langsung misalkan melalui tulisan atau komunikasi jarak jauh yang menjadi syarat utama terjadinya kontak sosial. Interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial, oleh karena itu tanpa adanya interaksi sosial tidak mungkin adanya kehidupan. Bertemunya orang perorangan secara badaniyah belaka tidak akan menghasilkan pergaulan hidup suatu kelompok sosial. Pergaulan baru akan terjadi apabila individu atau kelompok bekerja sama, saling berkomunikasi untuk mencapai tujuannya masing-masing, bahkan mungkin terjadi persaingan, pertikaian, pertentangan diantara individu atau kelompok. Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor antara lain imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati. Faktor-faktor tersebut dapat bergerak sendiri secara terpisah maupun dalam keadaan bergabung. Imitasi adalah kecendrungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain dengan kata lain secara tidak disadari seseorang mengambil sifat, sikap, norma, pedoman hidup sebagainya. Sugesti adalah dorongan yang berasal dari dalam dirinya dan kemudian diterima oleh orang lain dan dijadikan sebagai pedoman untuk berinteraksi. Sedangkan identifikasi mempunyai peranan penting yaitu dapat mendorong seseorang untuk mematuhi nilai-nilai yang berlaku, tetapi juga dapat melemahkan atau dapat mematikan perkembangan daya kreasi seseorang. Simpati merupakan perasaan individu tertariknya dengan individu lain. Hal tersebut merupakan faktor minimal yang menjadi dasar bagi keberlangsungan proses interaksi sosial, walaupun kenyataan proses tersebut sangat kompleks sehingga terkadang sulit mengadakan pembedaan tegas antara faktor-faktor tersebut.

C. Syarat-syarat Terjadinya Kontak Sosial

Suatu interaksi tidak mungkin dapat terjadi apabila tidak memenuhi kedua syarat yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi. 1. Kontak Sosial Kontak sosial pada dasarnya merupakan aksi dari individu atau kelompok yang mempunyai makna bagi pelakunya, yang kemudian ditangkap oleh individu atau kelompok lain. Secara fisik kontak baru akan terjadi apabila terjadi hubungan badaniyah atau tanpa menyentuh seperti halnya berhubungan melalui telepon, telegraf, radio, televisi, internet dan lain-lain. Lebih jelasnya dijelaskan dengan bahasa lain adalah kontak sosial memiliki dua sifat yang pertama bersifat primer artinya terjadi apabila hubungan diadakan secara langsung dengan berhadapan muka. Yang kedua bersifat skunder artinya suatu kontak memerlukan suatu perantara. Cara pertama bersifat verbal atau gestural, yaitu kontak yang terjadi akibat saling menyapa, berbicara dan berjabat tangan. Cara kedua adalan nonverbal atau nongestural yaitu kontak yang terjadi dengan tidak menggunakan kata-kata atau bahasa melainkan dengan adanya isyarat. Misalkan dengan adanya timbul bau keringat, bau minyak wangi, lambaian tangan dan sebagainya. 2. Komunikasi Manusia merupakan mahluk yang saling menggantungkan satu sama lain. Keinginan dan kebutuhan yang dimilikinya tidak dapat dipenuhi tanpa bantuan orang lain. Untuk mewujudkannya, ia berupaya menyampaikan keinginan tersebut kepada orang lain baik secara verbal maupun simbol-simbol tertentu, sehingga orang lain dapat memahaminya dan meresponnya, ketika itu terjadilah komunikasi. Webster s new dictionary 1981: 225 dalam Abdul Chaer dan Leoni dikatakan, komunikasi adalah: Communication is process by which information is exchange between individualals through a common system of symbol, sign, or behaviour Komunikasi adalah proses pertukaran informasi antar individu melalui sistem simbol, tanda, atau tingkahlaku yang umum. 9 Sedangkan dalam Bambang Pranowo ditegaskan hubungannya dengan bahasa adalah sistem komunikasi simbolikmenggunakan kata- kata yang diucapkan sesuai dengan pola-pola tertentu serta memiliki makna yang telah distandarisasikan.Bahasa mencakup juga tanda sign, dan simbol. Bahasa memiliki dua karakteristik utama sebagai sebuah sistem komunikasi. Pertama adalah kualitas simbolnya. Kedua adalah norma atau yang bisa disebut sebagai gramatikalnya. 10 Oleh karena itu bahasa dan komunikasi mencakup juga tanda dan simbol yang memiliki karakteristik utama sebagai sebuah sistem komunikasi. Tafsiran tersebut dapat berwujud melalui pembicaraan, gerak gerik badan atau sikap-sikap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Komunikasi terjadi apabila sesorang memberi arti pada kegiatan orang lain serta perasaan-perasaan apa saja yang ingin disampaikan oleh orang tersebut, orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan-perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Interaksi sosial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Interaksi sosial baru bisa berlangsung apabila dilakukan minimal dua orang atau lebih. 2. Adanya interaksi dari pihak lain atas komunikasi dan kontak sosial. 3. Adanya hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara satu dan yang lainnya. 4. Interaksi cendrung bersifat positif, dinamis, dan berkesinambungan. 5. Interaksi cendrung menghasilkan penyusuain diri bagi subjek-subjek yang menjalin interaksi. 6. Berpedoman pada norma-norma atau kaidah sebagai acuan dalam interaksi.

D. Bentuk-bentuk Interaksi sosial

Bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama, persaingan bahkan pertentangan atau pertikaian. Suatu pertikaian mungkin mendapat suatu penyelesaian. Mungkin penyelsaian tersebut hanya akan dapat diterima untuk sementara waktu, proses ini dinamakan akomodasi. Dibawah ini akan dijelaskan bentuk-bentuk interaksi sosial, yaitu: 1. Kerja sama 2. Persaingan 9 Abdul Chaer, Leoni Agustina, Sosiolinguistik Perkenalan Awal, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004, h.17. 10 M. Bambang Pranowo,Sosiologi Sebuah Pengantar: Tinjauan Pemikiran Sosiologi Perspektif Islam, Jakarta: Laboratorium Sosiologi Agama, 2008, h. 145.