Tempat dan Waktu Penelitian
merupakan produk sosial yang muncul dari interaksi sosial; dan 3 ‘social actor’ memberi makna dari proses interpretasi.
Sedangkan pendekatan etnometodologi lebih merajuk pada bidang yang diteliti, yaitu tentang bagaimana individu menciptakan dan memahami kehidupannya sehari-hari. Dalam
hal ini yang ingin dipahami adalah bagaimana orang-orang melihat, menerangkan dan menguraikan keteraturan dunia tempat hidupnya. Fokus penelitiannya adalah realitas dari
kehidupan sosial sehari-hari. Jadi yang dipentingkan adalah hal-hal yang nyata dan apa adanya menurut yang dilihat dan diketahui. Bendasarkan pemikiran pada pendekatan-
pendekatan tersebut maka peneliti harus dapat “menangkap” proses interpretasi dan melihat segala sesuatu dari sudut pandang orang yang diteliti. Pendekatan ini berasumsi bahwa
peneliti tidak memenuhi segala sesuatu dari orang-orang yang diteliti. Menggunakan pendekatan-pendekatan ini peneliti berusaha mendalami aspek ‘subjektif’ dari perilaku
manusia dari cara ‘masuk’ ke dalam dunia-dunia konseptual orang yang diteliti. Dengan cara tersebut diharap peneliti dapat mengerti bagaimana makna sosial dan wacana-wacana
dikembangkan dalam kehidupan sehari-harinya. Pemahaman mengenai dasar teori dan pendekatan dari penelitian kualitatif sangatlah
penting dipahami mengapa penelitian kualitatif berbeda dengan metode penelitian kuantitatif. Dari hal tersebut dapat dipahami mengapa penelitian kualitatif mengajukan research
questions yang berbeda. Selain itu, penelitian kualitatif juga mencari kehidupan yang berbeda dari kehidupan sosial yang diteliti.karena itu penelitian kualitatif memerlukan prosedur
penelitian yang berbeda.
a. Variasi Penggunaan Teori dalam Penelitian Kualitatif
Para peneliti kualitatif menggunakan teori dalam penelitian untuk tujuan-tujuan yang berbeda Pertama, dalam penelitian kualitatif, teori sering kali digunakan sebagai
penjelasan atas perilaku dansikap-sikap tertentu.Teori ini bisa jadi sempurna dengan adanya variable-variabel, konstruk-konstruk, dan hipotesis-hipotesis penelitian. Misalnya,
para ahli etnografi memanfaatkan tema-tema kultural atau “aspek-aspek kebudayaan” walcott, 1999:113 untuk dikaji dalam proyek penelitian mereka, seperti kontrol sosial,
bahasa, stabilitas dan perubahan, atau organisasi sosial, seperti kekerabatan atau keluarga. Kedua, para penelitian kualitatif sering kali menggunakan perspektif teoritis sebagai
panduan umum untuk meneliti gender, kelas, dan ras atau isu-isu lain mengenai kelompok marginal. Perspektif ini biasanya digunakan dalam penelitian advokasi
partisipatoris kualitatif dan dapat membantu peneliti untuk merancang rumusan masalah,