tingkahlaku yang umum.
9
Sedangkan dalam Bambang Pranowo ditegaskan hubungannya dengan bahasa adalah sistem komunikasi simbolikmenggunakan kata-
kata yang diucapkan sesuai dengan pola-pola tertentu serta memiliki makna yang telah distandarisasikan.Bahasa mencakup juga tanda sign, dan simbol. Bahasa
memiliki dua karakteristik utama sebagai sebuah sistem komunikasi. Pertama adalah kualitas simbolnya. Kedua adalah norma atau yang bisa disebut sebagai
gramatikalnya.
10
Oleh karena itu bahasa dan komunikasi mencakup juga tanda dan simbol yang memiliki karakteristik utama sebagai sebuah sistem komunikasi. Tafsiran
tersebut dapat berwujud melalui pembicaraan, gerak gerik badan atau sikap-sikap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.
Komunikasi terjadi apabila sesorang memberi arti pada kegiatan orang lain serta perasaan-perasaan apa saja yang ingin disampaikan oleh orang tersebut, orang yang
bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan-perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Interaksi sosial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Interaksi sosial baru bisa berlangsung apabila dilakukan minimal dua orang atau lebih.
2. Adanya interaksi dari pihak lain atas komunikasi dan kontak sosial.
3. Adanya hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara satu dan yang
lainnya. 4.
Interaksi cendrung bersifat positif, dinamis, dan berkesinambungan. 5.
Interaksi cendrung menghasilkan penyusuain diri bagi subjek-subjek yang menjalin interaksi.
6. Berpedoman pada norma-norma atau kaidah sebagai acuan dalam interaksi.
D. Bentuk-bentuk Interaksi sosial
Bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama, persaingan bahkan pertentangan atau pertikaian. Suatu pertikaian mungkin mendapat suatu penyelesaian. Mungkin
penyelsaian tersebut hanya akan dapat diterima untuk sementara waktu, proses ini dinamakan akomodasi. Dibawah ini akan dijelaskan bentuk-bentuk interaksi sosial,
yaitu: 1.
Kerja sama 2.
Persaingan
9
Abdul Chaer, Leoni Agustina, Sosiolinguistik Perkenalan Awal, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004, h.17.
10
M. Bambang Pranowo,Sosiologi Sebuah Pengantar: Tinjauan Pemikiran Sosiologi Perspektif Islam, Jakarta: Laboratorium Sosiologi Agama, 2008, h. 145.
3. Pertentangan
Kebiasaan-kebiasaan dan sikap-sikap demikian dimulai semenjak masa kanak-kanak dalam kehidupan keluarga atau kelompok-kelompok kekerabatan. Kerja sama timbul
karena orientasi orang perorangan terhadap kelompoknya yaituin-group-nya dan kelompok lainnya yang merupakan out-group-nya. Kerja sama tersebut mungkin akan
bertambah kuat apabila ada bahaya dari luar yang mengancam atau ada tindakan- tindakan dari luar yang menyinggung kesetiaan secara tradisionil atau institusionil telah
tertanam di dalam kelompok-kelompok tersebut, dalam diri seorang atau segolongan orang.Persaingan atau compeetition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial, dimana
orang perorangan atau suatu kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa menjadi pusat
perhatian dari publik Tidak perseorangan maupun kelompok manusia. Selanjutnya Pertentangan merupakan suatu proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha
memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan
.
E.
Proses-proses interaksi sosial
1. Proses Asosiatif
a. Kerja sama
Kerja sama timbul karena orientasi orang perorangan terhadap kelompoknya yaitu in- group dan kelompok lainnya yang merupakan out group. Kerja sama akan
mungkin bertambah kuat apabila adanya bahaya-bahaya dari luar yang mengancam atau ada tindakan-tindakan dari luar yang menyinggung kesetiaan yang secara
tradisional atau institusional yang mengancam terhadap suatu kelompok.Betapa pentingnya kerja sama digambarkan oleh Charles H. Cooley dalam Soerjono
Soekanto dikatakan bahwa: Kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa merekamempunyai
kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi
kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan- kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting
dalam kerja sama yang berguna.
11
Dalam hubungannya dengan kebudayaan suatu masyarakat, maka kebudayaan itulah yang mengarahkan dan mendorong terjadinya kerja sama. Lain halnya dengan
11
Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2005, Cet. 38, h.73.
keadaan yang dijumpai pada msayarakat indonesia umumnya. Dikalangan masyarakat indonesia dikenal dengan nama gotong royong.
b. Akomodasi
Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan, sehingga lawan-lawan tersebut
kehilangankepribadiannya.Menurut Gillin dan Gillin dalam Soerjono Soekanto dikatakan bahwa:
Akomodasi adalah suatu pengertian yang dipergunakan oleh parasosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama artinya
dengan pengertian adaptasi adaptation yang dipergunakan oleh ahli-ahli biologi untuk menunjuk pada suatu proses dimana mahluk-mahluk hidup menyesuaikan
dirinya dengan alam sekitarnya.
12
Dengan pengertian tersebut dimaksudkan sebagai suatu proses dimana orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia yang saling mengadakan penyesuaian
diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Tujuan dari akomodasi dapat berbeda- beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu:
1.
Untuk mengurangi pertentangan antara orang-perorangan atau kelompok- kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham. Untuk mencegah meledaknya suatu
pertentangan, untuk sementara untuk atau secara temporer.
2.
Akomodasi kadang-kadang diusahakan untuk memungkinkan terjadinya kerja sama antara kelompok-kelompok sosial yang sebagai akibat faktor-faktor sosial psikologis dan
kebudayaan, hidupnya terpisah seperti, misalnya yang dijumpai pada masyarakat- masyarakat yang mengenal sistem berkasta.
3.
Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah, misalnya, melalui perkawinan campuran atau asimilasi dalam arti yang luas.
Akomodasi sebagai suatu proses, dapat mempunyai beberapa bentuk, yaitu: a.
Coercion, adalah suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan oleh suatu paksaan. Coercion merupakan bentuk akomodasi, dimana salah satu pihak berada dalam
keadaan yang lemah sekali, dibandingkan dengan pihak lawan. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara fisik yaitu secara langsung, maupun secara psikologis yaitu secara tidak
langsung. Misalnya perbudakan, adalah suatu coercion, dimana interaksi sosialnya
12
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, h.75.