Metode Tanya Jawab 1 Deskripsi teoretis 1.

2 Adapun kekurangan dari metode brainstorming yang perlu diatasi adalah: a Guru kurang memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir dengan baik. b Anak-anak yang kurang selalu ketinggalan. c Kadang-kadang berbicara hanya dimonopoli oleh anak yang pandai saja. d Guru hanya menampung pendapat tidak pernah merumuskan kesimpulan. e Siswa tidak segera tahu apakah pendapatnya itu benar atau salah. f Tidak menjamin pemecahan masalah. g Masalah bisa berkembang kearah yang tidak diharapkan . 44

b. Metode Tanya Jawab 1

Pengertian Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab adalah cara penyajian bahan pengajaran dengan jalan mengajukan pertanyaan dengan meksud untuk mendapatkan jawaban lisan atau berupa tindakan sebagai terhadap peertanyaan yang diajukan guru atau instruktur kepada siswa atau sebaliknya sebagai upaya untuk melengkapi atau memperdalam penguasaan bahan guna pencapaian tujuan pengajaran. 45 Metode tanya jawab menurut Roestiyah adalah suatu teknik untuk memberi motivasi pada siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya, selama mendengarkan pelajaran, atau guru yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan itu, siswa menjawab. 46 Selanjutnya menurut Roestiyah Tanya jawab dapat membantu tumbuhnya perhatian siswa terhadap pelajaran, serta mengembangkan kemampuannya untuk menggunakan pengetahuan dan pengalamannya, sehingga pengetahuannya menjadi fungsional. 47 Menurut Lalu Muhammad Metode tanya jawab adalah cara menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab siswa atau 44 Ibid.., h. 75 45 Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester SKS, Op. cit.., h.113 46 Roestiyah. N. K, Strategi Belajar Mengajar, Op. cit., h.129 47 Ibid., h.130 sebaliknya, baik secara lisan maupun tulisan. 48 Metode tanya jawab juga memungkinkan terjadinya komunikasi langsung antara guru dan pelajar, bisa pula pelajar bertanya dan guru mrnjawab. Hunungan antara guru dan pelajar merupakan hubungan timbal balik secara langsung. 49 Sedangkan Wahdi Sayuti mengemukakan bahwa metode pembelajaran tanya jawab merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat dugunakan oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas. Secara umum, metode ini dapat digunakan untuk meninjau ulang pelajaran yang telah disampaikan dalam proses pembelajaran sebelumnya. 50 Dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar, Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya mengatakan, metode tanya jawab adalah suatu metode di dalam pendidikan dan pengajaran di mana guru bertanya, sedangkan murid-murid menjawab tentang bahan materi yang ingin diperolehnya. 51 Sedangkan menurut Syaiful Bahri metode tanya jawab adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang perlu dijawab oleh anak didik. Dengan metode ini, antara lain dapat dikembangkan keterampilan mengamati, interprestasi, mengklasifikasikan, membuat kesimpulan, menerapkan, dan mengkomunikasikan. 52 Dari berbagai pendapat para ahli tentang metode tanya jawab, maka penulis menyimpulkan bahwa metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran melalui berbagai bentuk pertanyaan, dari atau kepada siswa, sehingga terjadi komunikasi langsung dua arah antara guru dan murid. Metode ini dapat digunakan untuk meninjau ulang pelajaran yang telah disampaikan 2 Tujuan Metode Tanya Jawab Menurut Lalu Muhammad, tujuan dari metode tanya jawab adalah: 1 Untuk mengetahui penguasaan bahan pelajaran dalam ingatan, pengungkapan perasaan dan sikap siswa. 48 Lalu Muhammad Azhar, Proses Belajar Mengajar Pola CBSA, Surabaya: Usaha Nasional, 1993, h. 106 49 Tim Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Op.cit, h. 107 50 Wahdi Sayuti, Op. cit., h. 121 51 Abu Ahmadi, dan joko Tri Prasetya, Op. cit., h. 56 52 Syaiful Bahri Djamarah, Op. cit., h. 203 2 Untuk mengetahui jalan berpikir siswa secara sistematus, logis dan menuju pemecahan masalah. 3 Untuk memberi tekanan perhatian bagian-bagian penting dari materi pelajaran. 4 Untuk memperkuat korelasi antara pertanyaan dengan jawabannya. 5 Membiasakan siswa mengenal bentuk dan jenis pertanyaan serta jawaban yang benar atau tepat dalam rangjka kelanjutan belajarnya. 53 Menurut Roestiyah penggunaan metode tanya jawab baik untuk maksud- maksud yang diperlukan untuk menyimpulkan atau mengikhtisarkan pelajaran atau apa yang dibaca, dengan dibantu Tanya jawab siswa akan tersusun jalan pikirannya sehingga mencapai perumusan yang baik dan tepat, membantu tumbuhnya perhatian siswa pada pelajaran, meneliti kemampuan atau daya tangkap siswa untuk dapat memahami bacaan, dan mengetahui juga apakah siswa mendengarkan dengan baik. 54 Sedangkan menurut Slameto, metode tanya jawab digunakan bila: 1 Mengulangi pelajaran yang lalu untuk mengaitkan dengan pelajaran yang baru. 2 Anda ingin mengikutsertakan siswa secara aktif dalam pengajaran. 3 Anda ingin menuntun pengamatan dan pemmikiran siswa. 4 Materi pelajaran berupa fakta dan informasi yang umum dan mudah diacak melalui berbagai sumber. 55 Pertanyaan dapat menjadi alat guru untuk merangsang kegiatan berpikir siswa. Guru dapat juga menggunakan jawaban siswa untuk mengecek efektifitas pengajarannya yang sedang berlangsung. Pertanyaan juga dapat berfungsi sebagai pengatur, pertanyaan mengecek efektifitas pengajarannya yang sedang berlangsung. Selain itu pertanyaan juga dapat berfungsi sebagai pengatur, pertanyaan yang diajukan sebelum ceramah atau demontrasi dimulai dapat 53 Lalu Muhammad Azhar, Op. cit., h.106 54 Roestiyah. N. K, Strategi Belajar Mengajar, Op. cit., h. 130 55 Slameto Op. cit, h. 113 membantu siswa memusatkan perhatiannya pada hal-hal penting. 56 Oleh karena itu aspek tehnik dari pertanyaan harus pula dipakai dan dilatih, agar pengajar dapat menggunakan pertanyaan secara efektif dalam proses belajar mengajar. 3 Jenis-Jenis Pertanyaan Menurut JJ. Hasibuan dan Moedjiono, dalam buku Proses Belajar Mengajar. Menggolongkan tiga jenis pertanyaan sebagai berikut: 1 Jenis-jenis pertanyaan menurut maksudnya a Pertanyaan permintaan compliance question b Pertanyaan retorik rhetorical question c Pertanyaan mengarah atau menuntun prompting question d Pertanyaan menggali probing question 2 Jenis-jenis pertanyaan menurut taksonomi Bloom a Pertanyaan pengetahuan recall question atau knowledge question b Pertanyaan pemahaman comprehension question c Pertanyaan penerapan application question e Pertanyaan analisis analysis question f Pertanyaan sintesis synthesis question g Pertanyaan evaluasi evaluation question 3 Jenis-jenis pertanyaan menurut luas sempitnya sasaran 1 Pertanyaan sempit narrow question a Pertanyaan sempit informasi langsung: b Pertanyaan sempit memusat: 2 Pertanyaan Luas broad question a Pertanyaan luas terbuka b Pertanyaan luas menilai evaluating question . 57 4 Tahapan Metode Tanya Jawab Adapun tahapan atau langkah-langkah metode tanya jawab adalah sebagai berikut: 56 W. James Popham, Eva L. Baker Amirul Hadi, dkk, Teknik Mengajar secara sistematis, Jakarta: Rineka Cipta, 2001 h. 89 57 JJ. Hasibuan, Moedjiono, Op. cit., h. 15 1 Persiapan. a Menentukan topik b Merumuskan tujuan TIK c Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang tepat sesuai dengan TIK d Mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang memungkinkan diajukan siswa. 2 Pelaksanaan a Menjelaskan TIK yang akan dicapai b Mengkomunikasikan penggunaan metode tanya jawab murid tidak hanya bertanya tetapi juga menjawab pertanyaan guru atau siswa yamg lain. c Guru memberikan permasalahan sebagai bahan persepsi. d Guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas. e Guru memberikan limit waktu tempo yng cukup untuk siswa menyusun memikirkan jawaban yang sistematis. f Memelihara ketenangan suasana tanya jawab. g Guru mengusahakan pemerataan giliran bertanya menjawab. 58 5 Kelebihan dan Kekurangan Metode Tanya jawab Dalam pelaksanaannya metode tanya jawab memiliki kelebihan dan kekurangan. 1 Adapun kelebihannya adalah: a Lebih mengaktifkan anak didik dibandingkan dengan metode ceramah. b Anak akan lebih cepat mengerti, karena memberi kesempatan kepada anak didik untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas dimengerti sehingga guru dapat menjelaskan kembali. c Mengetahui perbedaan pendapat antara anak didik dan guru, dan akan memebawa kearah suatu diskusi. d Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian anak didik. 2 Sedangkan kelemahan dari metode tanya jawab adalah: a Mudah menyimpang dari pokok persoalan. b Dapat menimbulkan beberapa masah baru. 58 Lalu Muhammad Azhar, Op. cit., h.108 c Anak didik terkadang merasa takut untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan kepadanya. d Sukar membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan pemahaman anak didik. 59 2.Hakikat Penguasaan Konsep Sistem Indera a. Penguasaan konsep Penguasaan konsep terdiri dari dua kata yaitu penguasaan dan konsep. Penguasaan diartikan sebagai pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan pengetahuan, kepandaian, dan sebagainya. 60 Sedangkan konsep merupakan suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri, karakter atau atribut yang sama dari sekelompok obyek dari suatu fakta, baik merupakan suatu proses, peristiwa benda atau fenomena di alam yang membedakan dari kelompok lainnya. 61 Menurut Amien yang dikutip Yuni dan Adi konsep adalah suatu gagasan atau ide yang didasarkan pada pengalaman tertentu yang relevan yang dapat digeneralisasikan. Suatu konsep dikatakan objektif jika dapat dikonfirmasikan dengan kenyataannya, artinya simbol yang ada dalam konsep tersebut dapat ditelusuri keberadannya dialam nyata. 62 Menurut Rosser yang dikutip Dahar, dikatakan bahwa, konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan- kegiatan, atau hubungan-hubungan, yang mempunyai atribut-atribut yang sama. 63 Selanjutnya Dahar menjelaskan pembentukan konsep merupakan suatu bentuk belajar penemuan discovery learning, paling sedikit dalam bentuk primitif, yang melibatkian proses-proses psikologi seperti analisis diskriminatif, abstaksi, diferensiasi, pembentukan generation hipotesis dan pengujian testing, dan generalisasi. 64 Sedangkan menurut Bell yang dikutip Abidin Konsep adalah suatu ide atau gagasan abstrak yang memungkinkan seseorang dapat mengklasifikasikan obyek- 59 Syaiful Bahri Djamarah, Op. cit., h. 203 60 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Op cit., h.534 61 Nuryani. R. Strategi Belajar Mengajar Biologi, Malang: UM Press,2005 , h.51 62 Yuni Tri Hewindati, dan Adi Suryanto, Jurnal Pendidikan: Pemahaman Murid Sekolah Dasar Terhadap Konsep IPA Berbasis BIologi: Suatu Diagnosis Adanya Miskonsepsi,, Universitas Terbuka: Jurnal pendidikan. Vol, No. I, Maret 2004, hal.63 63 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar, Jakarta: Erlangga, 1996, h.80 64 Ibid, h.81 obyek atau peristiwa-peristiwa tertentu dan memungkinkan pula untuk menentukan apakah obyek-obyek atau peristiwa-peristiwa tertentu itu merupakan contoh atau bukan contoh dari gagasan tersebut. 65 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Konsep merupakan ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret. 66 Tafsiran atau pengertian seseorang terhadap suatu konsep disebut konsepsi. Setiap konsep tidak berdiri sendiri, melainkan setiap konsep berhubungan dengan konsep lain, semua konsep tersebut bersama-sama membentuk semacam jaringan pengetahuan dalam pikiran manusia. Semakin lengkap jaringan konsep tersebut dalam struktur kognitif seseorang semakin besar kemungkinannya dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan. 67 Pembentukan konsep merupakan proses induktif. Dalam proses ini seseorang mengabstraksikan atribut-atribut tertentu yang sama dari berbagai stimulus yang diberikan . Stimulus – stimulus tersebut dapat berupa pemberian contoh-contoh dari sesuatu yang dikonsepkan. Sedangkan asimilasi konsep bersifat deduktif. 68 Dengan terkonsepnya rangsangan oleh individu dengan baik diharapkan individu akan lebih mudah mememori dan memunculkan kembali rangsangan tersebut dalam bentuk konsep pada situasi dan kondisi yang lain. 69 Adapun manfaat konsep menurut S. Nasution adalah membebaskan individu dari pengaruh stimulus yang spesifik dan dapat menggunakannya dalam segala macam situasi dan stimulus yang mengandung konsep itu. 70 Selanjutnya menurut Nasution mempelajari konsep berbeda dengan belajar hubungan stimulus dan respon karena yang terakhir ini bertalian erat dengan bentuk fisik tertentu, sedangkan konsep sudah lepas sama sekali dari bentuk atau kesamaan 65 Zainal Abidin, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran: Pemahaman Konseptual dan Proses Dalam Belajar Matematika, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Tahun 17, No. 2, 2 Agustus 2004, h. 59 66 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Op cit., h. 520 67 Muhaemin AD, Jurnal Pendidikan: Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Biologi Pada Siswa Kelas II Semester Ganjil SMA Al-Kautsar TP 20042005 Melalui Pendekatan Peta Konsep , Jakarta: Jurnal Pendidikan Pengajaran, Vol. 4, No. 1, Maret 2006, h. 86 68 Zainal Abidin, Op. cit., h. 60 69 Sutarto, Jurnal Pendididkan dan Kebudayaan: Buku Ajar Fisika BAF dengan Tugas Analisis Foto Kejadian Fisika AFKF sebagai Alat Bantu Penguasaan Konsep Fisika, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Tahun 11, No. 54, Mei 2005, h. 332 70 S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 1997, h. 164 fisik. Misalnya konsep “sudut “ tidak terikat pada sudut obyek tertentu, akan tetapi dikenal dalam setiap benda. 71 Tingkat pencapaian konsep yang diharapkan dari siswa, tergantung pada kompleksitas dari konsep, dan tingkat perkembangan kognitif siswa. 72 Sesuai dengan taksonomi Bloom dalam ranah kognitif yang meliputi 6 tingkat, yaitu: 1 Pengetahuan, pengenalan, yaitu dapat mengenal, mengingat dan mereproduksi bahan pengetahuan atau pelajaran yang pernah diberikan. 2 Pemahaman, yaitu memahami materi atau gagasan yang diberikan. Siswa tahu apa yang disampaikan dan dapat menggunakan materi atau gagasan yang diberikan, tanpa perlu menghubungkannya dengan materi lain atau melihat implikasinya. 3 Penerapan, yaitu menggunakan hal-hal abstrak dalam situasi yang khusus dan konkret. 4 Analisis, yaitu menguraikan suatu materi atau bahan yang diberikan menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian, sehingga kedudukan atau hubungan antarunsur atau bagian yang diungkapkan menjadi jelas. 5 Sintesis, yaitu menghimpun atau menyusun unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga membentuk keseluruhan; proses bekerja dengan bahan-bahan, unsur- unsur, dan menyusun atau menggabungkannya menjadi pola atau struktur tertentu. 6 Evaluasi, yaitu memberikan pertimbangan mengenai nilai dari bahan dan metode-metode untuk tujuan tertentu. Biasanya dengan menggunakan patokan atau tolok ukur penilaian. Patokan ini dapat diberikan oleh guru atau ditentukan sendiri oleh siswa. 73 Pendekatan-pendekatan kognitif tentang belajar memusatkan pada proses perolehan konsep-konsep, pada sifat dari konsep-konsep, dan pada bagaimana konsep-konsep itu disajikan dalam stuktur kognitif. 74 Berdasarkan pendapat para ahli dan uraian tentang penguasaan konsep, maka penulis menyimpulkan bahwa penguasaan konsep adalah pemahaman atau 71 S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 1997, h. 164 72 Ratna Wilis Dahar, Op. cit., h. 91 73 S. C. Utami Munandar, Op. cit., h.120 74 Ratna Wilis Dahar, Op. cit., h. 84 kesanggupan siswa terhadap suatu gagasan atau ide yang didasarkan pada pengalaman tertentu yang relevan yang dapat digeneralisasikan. abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri, karakter atau atribut yang sama dari sekelompok obyek dari suatu fakta, baik merupakan suatu proses, peristiwa benda atau fenomena di alam yang membedakan dari kelompok lainnya yang didasarkan pada pengalaman tertentu yang relevan yang dapat digeneralisasikan dan diukur melalui tingkat perkembangan kognitif siswa sesuai dengan klasifikasi Bloom. b. Sistem Indera Sistem dapat diartikan sebagai hirargi tertinggi susunan stuktur dan fungsi tubuh. 75 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sistem adalah perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. 76 Sedangkan indera merupakan reseptor rangsang. Selain itu indera juga dapat diartikan sebagai alat untuk merasa, mencium bau, mendengar, melihat, meraba, dan merasakan sesuatu secara naluri intuitif. 77 Macam indera sesuai dengan macam stiumulus di alam: raba fisik, raba suhu panasdingin, raba arus anginair, bau, kecap, bunyi, keseimbangan, nyeri dan cahaya. 78 Sistem indera merupakan alat untuk mengenal dunia luar. Alat indera mempunyai lima indera yang dikenal dengan panca indera, alat indera pada manusia dilengkapi dengan bagian –bagian yang berfungsi untuk menerima rangsangan dari luar, dan saraf-saraf pembawa rangsang ke saraf pusat otak . Alat indera manusia dapat berfungsi dengan sempurna apabila: 1. Saraf –saraf yang berfungsi membawa rangsang ke sumsum saraf pusat bekerja dengan baik. 2. Otak sebagai pusat pengolah rangsang bekerja dengan sempurna. 3. Secara anatomi alat-alat indera tidak mempunyai kelainan bentuk dan fungsinya. Adapun lima alat indera manusia tersebut adalah: 1 Mata indera penglihat, peka terhadap cahaya. Bagian-bagian mata yaitu: a Bagian depan bola mata 75 Wildan Yatim, Kamus Biologi, Jakarta: Yayasan obor Indonesia, 1999, Edisi I, h. 793 76 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Op cit., h 950 77 Ibid., h. 377 78 Ibid, h. 470 Terdiri atas: alis, kelopak mata, dan kelenjar air mata. Bola mata direkatkan pada dinding sebelah dalam rongga mata oleh tiga pasang otot, yang juga berfungsi menggerakan bola mata. Otot-otot tersebut yaitu: 1 Otot yang menggerakan bola mata lurus atas dan lurus bawah. 2 Otot yang menggerakan bola mata lurus dalam dan lurus luar. 3 Otot yang menggerakan bola mata miring atas dan miring bawah. b Bola mata terdiri dari tiga lapisan yaitu: 1 Lapiasan luar Sklera, berwarna putih. Bagian sklera memebentuk kornea, yan berfungsi untuk memerima cahaya yang masuk ke mata. Kornea dilindungi selaput tipis yamg disebut konjungtiva. 2 Lapisan tengah, berwarna gelap banyak mengandung pembuluh darah, dan berfungsi untuk menyerap cahaya serta mengurangi cahaya yang memantul disekitar mata bagian dalam. Dibagian ini juga terdapat iris, pupil, dan lensa mata. 3 Lapisan dalam Retina atau selaput jala. Retina mengandung reseptor yang peka terhadap cahaya. Pada retina terdapat bintik kuning dan bintik buta. Proses Melihat Suatu benda dapat dilihat jika ada cahaya. Cahaya dipantulkan benda mata Kornea Pupil Lensa mata Retina Saraf mata Diterjemahkan oleh pusat penglihatan di otak Melihat. Gangguan-gangguan pada Mata Gangguan atau kelainan pada mata diantaranya adalah: Rabun jauh miopi, rabun dekat hipermetropi, rabun jauh dan dekat presbiopi, Astigmatisme silindris, rabun senja, katarak, dan buta warna. 2 Telinga indera pendengar Telinga manusia terdiri atas: a. Telinga luar terdiri dari daun telinga, lubang telinga dan gendang telinga. Telinga luar berfungsi untuk menangkap dan tempat masuknya gelombang bunyi b. Telinga tengah terdiri dari pembuluh Eustachius dan tulang-tulang pendengaran yaitu tulang martil, tulang landasan dan tulang sanggurdi. Telinga tengah berfungsi dalam menghantarkan getaran ke telinga bagian dalam c. Telinga dalam terdiri dari rumah siput atau koklea,dua lubang berselaput yaitu tingkap jorong dan tingkap bundar, dan alat keseimbangan berupa tiga buah saluran setengah lingkaran. Proses Mendengar Gelombang bunyi ditangkap dan dikumpulkan oleh daun telinga Saluran telinga Menggetarkan gendang telinga Tulang martil Tulang landasan Tulang sanggurdi Tingkap jorong Cairan limfa didalam rumah siput bergetar Merangsang ujung-ujung urat saraf Saraf pendengaran Pusat pendengaran di otak Mendengar. Gangguan-gangguan pada Telinga Gangguan pada telinga dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu gangguan penghantaran bunyi dan gangguan saraf. Gangguan atuau kelainan pada telinga diantaranya adalah: Otosklerosis yaitu kelainan pada tulang sanggurdi dan Presbikus yaitu gangguan yang disebabkan oleh.penuaan yang mengakibatkan rusaknya sel saraf pada telinga. 3 Lidah indera pengecap Zat yang dapat dikecap lidah adalah zat kimia yang berupa larutan. Ujung- ujung saraf pengecap berkelompok membentuk kuncup pengecap. Ada kuncup pengecap yang peka terhadap rasa manis, asin, asam dan pahit. Kuncup-kuncup pengecap berkumpul pada bagian tertentu dari lidah. Ujung lidah peka terhadap rasa manis dan asin, tepi lidah peka terhadap rasa asam dan pangkal lidah peka terhadap rasa pahit. Gangguan pada indera pengecap dapat bersifat sementara, misalnya pada saat makan atau minum sesuatu yang panas atau dingin lidah akan mati rasa beberapa saat dan bersifat permanen misalnya rusaknya jaringan saraf yang berhubungan dengan indera pengecap di otak. 4 Hidung indera pencium Dalam rongga hidung bagian atas terdapat serabut-serabut saraf pembau dengan sel-sel pembau di ujungnya. Serabut-serabut saraf itu bergabung menjadi urat saraf pembau yang menuju kepusat pembau di otak. Sel-sel pembau menuju rambut-rambut halus di ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab. Sel-sel pembau peka terhadap zat kimia beruapa gas. Sewaktu menarik napas, udara masuk kedalam rongga hidung. Zat kimia yang ada didalam udara akan dilarutkan pada selaput lendir, kemudian dibawa oleh saraf pembau ke otak, sehingga rangsangan bau dapat diterima. 5 Kulit indera peraba Kulit merupakan lapisan tipis yang menutupi dan melindungi seliruh tubuh. Kulit berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh, tempat menyimpan cadangan makananlemak, melindungi tubuh dari gesekan, penyinaran, panas, zat kimia, dan kuman, juga berfungsi sebagau indera peraba. Selain itu kulit juga berfungsi sebagai alat pengeluaran Sel-sel saraf peraba tersebar diseluruh permukan kulit, bagian tubuh yang peka terhadap sentuhan adalah ujung jari, telapak tangan dan telapak kaki. Saraf peraba dapat merasakan permukaan halus dan kasar. Kulit terdiri dari lapisan epidermis kulit ari dan lapisan dermis kulit jangat. 3. Penelitian yang Relevan Dari hasil penelitian yang relevan tentang brainstorming dan tanya jawab dalam pembelajaran yang dilakukan oleh Ratu Amelia, menunjukkan bahwa terdapat pertumbuhan kreativitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode brainstrorming. Pertumbuhan kreativitas dimulai dengan pertumbuhan unsur kelancaran dan keluwesan berpikir diikuti dengan pertumbuhan unsur kepekaan terhadap masalalah. Hasil penelitian Syahrudin, menunjukkan bahwa brainstorming sebagai tekhnik untuk pelatihan berfikir divergen mampu meningkatkan kreativitas dan dapat memberikan pengalaman dan pengembangan pemikiran bagi individu yang bersangkutan dalam mencoba menyelesaikan masalah. Selanjutnya menurut penelitian Wiwik, menunjukkan metode pembelajaran brainstrorming mempunyai hubungan yang bermakna terhadap peningkatan pengetahuan siswa. Sedangkan hasil penelitian mengenai tanya jawab yang dilakukan oleh Albertus sinaga menunjukkan metode tanya jawab sesuai untuk diterapkan dalam pengajaran berbicara karena waktu siswa bertanya guru dapat mendengar dengan seksama bagaimana cara siswa untuk menyampaikan permasalahan nya, dengan demikian guru terus-menerus memantau perkembangan berbicara siswa. Jika terdapat kesalahan dan kejanggalan guru dapat memperbaikinya . Metode barainstrorming dan tanya jawab dapat melatih keterampilan berbicara siswa karena metode brainstrorming dan tanya jawab dapat melatih keberanian berpikir, menanamkan kepada pemahaman dan ingatan siswa untuk menguasai konsep yang diajarkan sehingga dapat memudahkan penguasaan konsep siswa dalam proses belajar mengajar.

B. Kerangka Berpikir

Dokumen yang terkait

Perbedaan Hasil belajar bahasa Indonesia siswa yang diajar dengan metode konvensional dan siswa yang diajar dengan metode maternal Reflektif di SDLB Negeri 01 Lenteng agung Jakarta Selatan

0 6 119

Penggunaan metode tanya jawab dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS Kelas IV di MI Unwanul Huda Jakarta Selatan

8 110 81

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang yang diajar menggunakan metode demontrasi dengan metode ceramah : Studi eksperimen di SMPN I Cikarang Barat

0 3 148

Perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan metode reception Learning dan Metode Discovery Learning

0 7 136

Perbedaan Keterampilan Generik Sains Siswa Yang Diajar Melalui Metode Praktikum Dengan Metode Demonstrasi Pada Konsep Jamur

0 7 168

PERBEDAAN PENGUASAAN KONSEP PHOTOSHOP ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE BRAINSTORMING DAN METODE TANYA JAWAB

0 12 154

Metode Tanya Jawab Dalam Al-Qur'an (Kajian Tafsir Surat Al-Anbiya 7, Al-Qari'ah 1-2, Al-Baqarah 28, At-Takwir 26-27, Ar-Rahman 13, Al-Baqarah 245

3 50 114

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TIPE STAD PADA POKOK BAHASAN EKOSISTEM DI KELAS

0 2 15

PERBEDAAN TINGKAT SIKAP NASIONALISME ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN DAN SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE PEMBELAJARAN CERAMAH PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KUNDURAN KABUPATEN BLORA.

0 0 2

Perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan metode drill dan ekspositori

0 1 8