Metode Brainstorming Deskripsi teoretis 1.

berbagai keadaannya; 4 Fasilitas dengan berbagai kualitas dan kuantitasnya; 5 Pribadi guru serta kemampuan profesinya yang berbeda-beda. 26

a. Metode Brainstorming

1 Pengertian Metode Brainstorming Brainstorming atau curah pendapat atau sumbang saran merupakan teknik yang dikembangkan oleh Osborn yang dapat diterapkan untuk memecahkan suatu masalah dalam kelompok kecil sekitar 8 sampai 10 orang dengan menggali gagasan-gagasan sebanyak mungkin dari anggota kelompok. 27 Dalam kelompok kecil ini seorang anak dipilih untuk berperan sebagai ketua dan siswa lain bertugas mencatat semua gagasan yang muncul. Dasar penggunaan metode curah gagasan atau brainstorming adalah bahwa kelompok dapat mengajukan usul lebih banyak dibandingkan anggota secara individual. 28 Teknik ini terdiri dari dua tahap , yaitu tahap identifikasi gagasan dan tahap evaluasi gagasan. 29 Menurut Martinis, metode brainstorming adalah metode yang merangsang berpikir dan menggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan oleh siswa. Akan tetapi guru dapat menggambarkan bahwa yang diminta adalah buah pikiran dengan alasan-alasan yang rasional. 30 Roestiyah dalam bukunya mengatakan, brainstorming adalah suatu teknik atau cara mengajar dengan melontarkan suatu masalah, kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat sehingga mungkin masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru atau dapat diartikan pula sebagai suatu cara untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang sangat singkat. 31 26 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Intraksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, h. 184 27 . C. Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, Jakarta: Gramedia, 1999, h.103 28 Tim Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Depag, 2001, h. 128 29 Atwi Suparman ed, Model-Model Pembelajaran Interaktif, Jakarta: STIA LAN press, 2003, h.153 30 Martinis Yamin, Startegi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung Persada Press, 2003, h. 74 31 Roestiyah. N. K, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1998., h. 73 Sedangkan menurut Wahdi Sayuti, metode pembelajaran brainstormig atau curah gagasan merupakan langkah eksplorasi dan inventarisasi ide melalui curah pendapat tentang topik tertentu dengan bebas tanpa seleksi. 32 Prinsip yang dianut oleh metode brainstorming adalah menunda memberi penilaian sampai semua gagasan selesai dilontarkan. 33 Setelah semua ide-ide kreatif itu selesai dikemukakan, kemudian diadakann suatu evaluasi untuk melihat ide-ide kretif mana yang nilai paling sesuai dalam rangka penyelesaian permasalahan. Senada dengan hal diatas menurut pendapat Ratu dalam tulisannya pada jurnal kejuruan teknik mesin mengatakan bahwa brainstorming adalah proses penyampaian sebanyak-banyaknya gagasan pemecahan suatu masalah secara bebas, terbuka, dan tanpa ada kritik terhadap gagasan-gagasan yang muncul. 34 Dengan menunda adanya kritik diharapkan dapat menggali gagasan-gagasan sebanyak mungkin dari semua siswa. Brainstorming merupakan salah satu teknik untuk merangsang munculnya pemikiran-pemikiran kreatif terutama dalam usaha pemecahan masalah. Selanjutnya menurut Ratu teknik kreatif ini dilaksanakan dengan memberikan rangsangan stimulus untuk memberikan kondisi yang membangkitkan tanggapan respon berupa ide-ide kreatif. Rangsangan yang diberikan dapat berupa pertanyaan untuk tugas pemecahan masalah atau tugas melakukan kegiatan. 35 Dalam buku Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, Sujana mengatakan curah pendapat atau brainstorming adalah teknik pembelajaran yang dilakukan dalam kelompok yang peserta didiknya memiliki latar belakang pengetahuan dan pengalaman yang berbeda-beda. 36 Menurut Slameto Brainstorming ialah semacam cara pemecahan masalah dimana siswa mengusulkan dengan cepat semua kemungkinan pemecahan yang terpikirkan. Tidak ada kritik, Evaluasi atas pendapat-pendapat tadi dilakukan kemudian. 37 32 Wahdi Sayuti, Op. cit., h.122 33 Atwi Suparman, Op. cit., h. 154 34 Ratu Amilia Avianti, Jurnal Kejuruan Teknik Mesin: Proses Penumbuhan Kreativitas Pembuatan Program CNC dengan Metode Brainstorming, , Jakarta: FT-UNJ, 2003, Vol. 1, h. 159 35 Ratu Amilia Avianti, Op. cit., h. 161 36 H. D. Sujana, Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, Bandung: Falah Production, 2001, h. 86 37 Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester SKS, Op. cit., h. 106 Dari berbagai pendapat para ahli mengenai brainstorming, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa brainstorming atau curah gagasan adalah pemberian materi pelajaran dengan memperoleh pendapat atau ide-ide dari siswa dengan bebas tanpa seleksi yang akan menunjang daya pikir kreatifnya dan akan lebih memperkaya pengalaman siswa, dalam hal ini dapat menghubungkan ide atau hal-hal yang sebelumnya tidak berhasil, siswa tidak hanya akan saling melengkapi gagasan-gagasan yang timbul, tetapi juga akan saling mengisi. 2 Tujuan Metode Brainstorming Menurut Roestiyah, tujuan brainstorming adalah untuk mengurus habis, apa yang dipikirkan para siswa dalam menanggapi masalah yang dilontarkan guru ke kelas tersebut. 38 Sedangkan menurut Ratu, tujuan brainstorming adalah untuk menghasilkan kuantitas ide yang sebesar-besarnya, tanpa harus memeperhatikan kualitasnya. Dalam kurun waktu tertentu diharapkan ide-ide akan muncul. 39 Bagi setiap jumlah ide yang diungkapkan pada satu kurun waktu tersebut berbeda-beda. Selain jumlah ide berbeda kualitas ide pun berbeda. Menurut Slameto, metode brainstorming digunakan untuk: a Mengembangkan pikiran yang kreatif; b merangsang partisipasi siswa; c Pada waktu mencari kemungkinan pemecahan masalah; d Berhubungan dengan metode lainnya; e Untuk membangkitkan pendapat-pendapat baru; f Untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dalam kelompok. 40 Dalam bukunya Model-Model Pembelajaran Interaktif Afwi Suparman mengatakan bahwa metode Brainstorming diharapkan dapat melatih peserta untuk mengekspresikan gagasan-gagasan baru menurut daya imajinasi mereka dan melatih daya kreativitas berfikir peserta. 41 3 Tahapan Metode Brainstorming Brainstorming mempunyai tahapan atau langkah-langkah pokok, yaitu: 38 Roestiyah. N. K, Strategi Belajar Mengajar, Op. cit., h.74 39 Ratu Amilia Avianti, Op. cit., h. 161 40 Slameto, Op. cit., h. 106 41 Atwi Suparman, Op. cit., h. 154 1 Guru menentukan topik bahasan. Sebelum menentukan topik, terlebih dahulu guru menjelaskan pokok- pokok penting materi pelajaran. 2 Ajaklah siswa umtuk mengungkapkan pandangan atau ide mereka yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas. Guru memberi masalah pada siswa sesuai dengan topik atau materi yang diajarkan dan siswa diberi waktu memikirkan pemecahan masalah tersebut dan memberikan pendapatrnya bila diminta oleh guru. 3 Catat semua respon siswa yang muncul. Guru turut membimbing dalam memperoleh jawaban dari siswa, namun selama berlangsung pencetusan gagasan, kritik tidak dibenarkan dan siswa tidak perlu mempersoalkan timbulnya ide yang tampak sama, karena menghambat spontanitas pencetusan ide. 4 Setelah itu guru membahas satu persatu respon yang muncul. 42 Guru mengevaluasi dan merangkum hasil dari jawaban pada kegiatan tersebut dengan ceramah. 4 Kelebihan dan kekurangan metode brainstorming 1 Metode Brainstorming dipakai karena memiliki beberapa kelebihan seperti: a Anak-anak aktif berpikir untuk menyatakan pendapat. b Melatih siswa berpikir dengan cepat dan tersusun logis. c Merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan masalah yang diberikan oleh guru. d Meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima pelajaran. e Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang pandai atau dari guru. f Terjadi persaingan yang sehat. g Anak-anak merasa bebas dan gembira. h Suasana demokrasi dan disiplin ditumbuhkan. 43 42 Wahdi Sayuti, Op. cit., h. 122. 43 Roestiyah. N. K, Strategi Belajar Mengajar, Op. cit., h. 74 2 Adapun kekurangan dari metode brainstorming yang perlu diatasi adalah: a Guru kurang memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir dengan baik. b Anak-anak yang kurang selalu ketinggalan. c Kadang-kadang berbicara hanya dimonopoli oleh anak yang pandai saja. d Guru hanya menampung pendapat tidak pernah merumuskan kesimpulan. e Siswa tidak segera tahu apakah pendapatnya itu benar atau salah. f Tidak menjamin pemecahan masalah. g Masalah bisa berkembang kearah yang tidak diharapkan . 44

b. Metode Tanya Jawab 1

Dokumen yang terkait

Perbedaan Hasil belajar bahasa Indonesia siswa yang diajar dengan metode konvensional dan siswa yang diajar dengan metode maternal Reflektif di SDLB Negeri 01 Lenteng agung Jakarta Selatan

0 6 119

Penggunaan metode tanya jawab dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS Kelas IV di MI Unwanul Huda Jakarta Selatan

8 110 81

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang yang diajar menggunakan metode demontrasi dengan metode ceramah : Studi eksperimen di SMPN I Cikarang Barat

0 3 148

Perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan metode reception Learning dan Metode Discovery Learning

0 7 136

Perbedaan Keterampilan Generik Sains Siswa Yang Diajar Melalui Metode Praktikum Dengan Metode Demonstrasi Pada Konsep Jamur

0 7 168

PERBEDAAN PENGUASAAN KONSEP PHOTOSHOP ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE BRAINSTORMING DAN METODE TANYA JAWAB

0 12 154

Metode Tanya Jawab Dalam Al-Qur'an (Kajian Tafsir Surat Al-Anbiya 7, Al-Qari'ah 1-2, Al-Baqarah 28, At-Takwir 26-27, Ar-Rahman 13, Al-Baqarah 245

3 50 114

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TIPE STAD PADA POKOK BAHASAN EKOSISTEM DI KELAS

0 2 15

PERBEDAAN TINGKAT SIKAP NASIONALISME ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN DAN SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE PEMBELAJARAN CERAMAH PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KUNDURAN KABUPATEN BLORA.

0 0 2

Perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan metode drill dan ekspositori

0 1 8