demikian dapat disimpulkan adanya peningkatan yang signifikan antara pre-test dan post- test
masing-masing kelompok, namun hal tersebut belum dapat membuktikan adanya perbedaan penguasaan konsep siswa.
Kemudian perbedaan yang ada dianalisis dengan menggunakan uji-t. Dari hasil perhitungan didapat harga t
hitung
sebesar 1,29 sedangkan harga t
tabel
sebesar 1,99. Setelah harga t
hitung
dibandingkan dengan harga t
tabel
pada taraf signifikan 5 maka dapat diketahui bahwa t
hitung
t
tabel
, 1,29 1,99, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol Ho diterima dan hipotesis Ha ditolak.
Dengan ditolaknya hipotesis Ha dan diterimanya hipotesis nol Ho dari hasil pengujian hipotesis âtâ tes pada taraf signifikan 0,05 dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara penguasaan konsep sistem indera siswa yang menggunakan metode brainstorming dan metode tanya jawab.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Penulis telah membahas sebelumnya bahwa penulis terjun langsung ke kelas dalam menerapkan metode pembelajaran dan diamati oleh guru bidang studi yang bersangkutan.
Berdasarkan pengamatan guru bidang studi biologi, penulis telah menerapkan metode pembelajaran di kedua kelas dengan perlakuanperhatian yang sama sesuai dengan
metode pembelajarannya masing-masing. Jadi, hasilpenguasaan konsep siswa pada konsep sistem indera pada manusia bukan karena perlakuanperhatian yang berbeda dari
peneliti tetapi karena perbedaan penerapan metode pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan nilai rata-rata kedua kelompok siswa pada
konsep sistem indera pada manusia, terlihat bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara penguasaan konsep siswa yang menggunakan metode brainstorming dan
metode tanya jawab meskipun terjadi perbedaan perlakuan. Tidak berhasilnya pengujian hipotesis disebabkan karena pada kedua kelas
dilaksanakan pembelajaran dengan metode yang mengutamakan kemampuan berbicara, dimana, pada kelompok I diberikan metode brainstrorming dan pada kelompok II
diberikan metode tanya jawab. Pada kedua metode ini, siswa sama-sama dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran.
Pada metode brainstrorming siswa dilibatkan secara aktif untuk menyatakan pendapatnya, berfikir cepat dan tersusun logis. Sedangkan pada metode tanya jawab
siswa dilibatkan secara aktif untuk menyusun dan menjawab pertanyaan yang sesuai dengan konsep yang telah diberikan. Tetapi hal ini tidak membuat siswa terampil dalam
berbicara karena siswa yang kurang selalu ketinggalan, bahkan terkadang berbicara hanya dimonopoli oleh siswa yang pandai saja.
Selain itu faktor lain yang mempengaruhi adalah kemampuan awal siswa yang tidak merata bahkan cenderung kurang yang dapat dilihat dari hasil pre-test yang masih sangat
rendah, selain itu keterbatasan waktu yang hanya 4 kali pertemuan tidak mencukupi untuk siswa mengemukakan pendapat dalam brainstorming dan tanya jawab. Hal lain yang
berpengaruh adalah siswa sulit mendisiplinkan diri dalam waktu belajar, mereka lebih suka bercanda sehingga siswa sulit berkonsentrasi dalam belajar.
Menurut Mardiyati 2001 Brainstorming sebagai teknik untuk pelatihan berfikir divergen mampu meningkatkan kreativitas dan dapat memberikan pengalaman dan
pengembangan pemikiran bagi individu yang bersangkutan dalam mencoba menyelesaikan masalah. Selanjutnya menurut penelitian Norlita 2002, menunjukkan
metode pembelajaran brainstrorming mempunyai hubungan yang bermakna terhadap peningkatan pengetahuan siswa.
Sedangkan mengenai metode tanya jawab menurut Sinaga 1997 Metode tanya jawab sesuai untuk diterapkan dalam pengajaran berbicara karena waktu siswa bertanya
guru dapat mendengar dengan seksama bagaimana cara siswa mendengarkan permasalahannya. Kemudian menurut Gangel 2006 Pengajaran dalam bentuk tanya
jawab akan memberi kesempatan kepada murid-murid untuk mereflesikan keingintahuan dan kebutuhan akan informasi yang lebih lengkap. Pada saat yang sama dengan meminta
jawaban atas kunci pertanyaan, guru bisa mengetahui kemajuan kelas tersebut. Kedua metode ini dapat memotivasi siswa untuk berfikir aktif dan mengembangkan
kemampuannya untuk menggunakan pengetahuan dan pengalamannya, sehingga pengetahuan menjadi lebih fungsional. Pada metode brainstrorming dan tanya jawab
kedua-duannya guru dan murid menjadi lebih berminat dalam sains. Mereka mampu berpartisipasi sesuai dengan tingkat kemampuan mereka sendiri. Metode ini mengajak
siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Sasaran utama dari metode ini adalah agar siswa aktif berpartisipasi, menemukan atau membangun gagasan konsep dalam sains.
Dengan metode brainstrorming dan tanya jawab diharapkan siswa dapat menambah cakrawala pemikirannya, mengarahkan dan memperluas minat, dan dapat menghargai
pendapat orang lain. Dengan melaksanakan kedua metode ini akan lebih memahami konsep yang mereka pelajari sehingga akan menghasilkan penguasaan konsep yang baik
pada siswa. Harapan awal bahwa dengan metode brainstrorming siswa lebih berminat dalam
kegiatan belajar mengajar dan mempunyai hasil belajar yang lebih baik dari siswa yang menggunakan metode tanya jawab ternyata belum terwujud dalam penelitian ini. Untuk
itu diperlukan penelitian lebih lanjut sehingga tujuan penelitian dapat tercapai.
F. Keterbatasan Penelitian