26
e. Masalah Sosial Kadang-kadang individu menghadapi kesulitan atau masalah yang
hubungannya dengan individu lain atau dengan lingkungan sosialnya. Masalah itu dapat timbul karena kekurangmampuan individu untuk
berhubungan dengan lingkungan sosialnya, atau lingkungan sosial itu sendiri yang kurang sesuia dengan keadaan dirinya. Misalnya kesulitan
dalam persahabatan, mencari teman, merasa tersaingi dalam pekerjaan- pekerjaan kelompok, dalam memperoleh penyesuaian dalam kegiatan-
kegiatan kelompok, dalam menghadapi situasi sosial yang baru, dan sebagainya. Kita sering mendapatkan siswa-siswa yang sebenarnya
pandai dalam pelajaran, tetapi kurang mampu untuk berhubungan dengan teman-temannya. Ia kurang disenangi dalam pergaulan, bahkan
diasingkan. Masalah-masalah tersebut sering disebut sebagai masalah sosial dan merupakan salah satu jenis masalah yang sering dihadapi oleh
siswa.
44
f. Masalah Waktu Luang Masalah ini adalah masalah yang dihadapi siswa dalam
menggunakan waktu luang di sekolah maupun di rumah. Masalah penggunaan waktu luang ini adalah tidak mempunyai hobi, tidak puas
karena membuang waktu dengan “ngluyur”, pengaruh jelek dari teman membawa ke bentuk-bentuk rekreasi yang merugikan, pacaran dengan
menghadapi problema seperti cinta monyet, rasa iri dan cemburu, cinta segitiiga, simpati atau antisipati.
45
2. Masalah-masalah yang berkaitan dengan bidang pribadi: a. Ketakwaan kepada Allah SWT, Mencakup:
1 Kurang motivasi untuk mempelajari agama sebagai pedoman hidup 2 Kurang memahami bahwa agama sebagai pedoman hidup
3 Kurang memiliki kesadaran bahwa setiap perbuatan manusia diawasi oleh Allah Swt
44
Zakiyah Drajat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 2010, cet.17, h.147
45
Samsul Munir Amir, Bimbingan dan Konseling Islam, Jakarta: Amzah, 2010, cet.1 h. 327
27
4 Masih merasa malas untuk melaksanakan shalat 5 Kurang memiliki kemampuan untuk bersabar dan bersyukur
b. Perolehan Sistem Nilai Meliputi: 1 Masih memiliki kebiasaan berbohong
2 Masih memiliki kebiasaan mencontek 3 Kurang berdisiplin
c. Kemandirian emosional meliputi: 1 Belum mampu membebaskan diri dari perasaan atau perilaku
kekanak-kanakan 2 Belum mampu menghormati orang tua atau orang lain secara ikhlas
3 Masih kurang mampu menghadapi atau mengatasi situasi frustasi secara positif
d. Perkembangan Keterampilan intelektual meliputi: 1 Masih
kurang mampu
mengambil keputusan
berdasarkan pertimbangan yang matang
2 Masih suka melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkan baik buruknya untung ruginya.
46
3. Faktor Penyebab Timbulnya Masalah Secara umum ada beberapa faktor yang menjadi penyebab timbulnya
masalah pada diri setiap orang, yaitu : a. Faktor kebutuhan yang tidak terpenuhi.
Ada dua bentuk kebutuhan pokok manusia, yakni kebutuhan jasmani dan rohani fisik dan mental. Keduanya mesti dipenuhi bagi
setiap orang, dan kenyataan ini tidak selalu ditentukan oleh status atau siapa dia, besar dan kecil, tua maupun muda atau balita harus dipenuhi.
b. Faktor internal Faktor internal seperti faktor heriditas atau faktor dasar, banyak
ditemukan kasus orang yang tidak bisa menerima keadaan dirinya. yang mengalami hidung pesek, jerawatan, rambutnya tidak bagus, matanya
46
Amin Budiamin dan Setiawati, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009, cet.1 h.83
28
juling, badannya gemuk atau ceking, dan kenyataan ini membuat dia rendah diri, sulit bergaul, selalu dikucilkan teman-teman, dan berbagai
bentuk masalah lainnya. c. Faktor Eksternal
Lingkungan seperti apapun bentuknya menjadi bagian terbesar yang dapat menentukan atau mempengaruhi jalan hidup setiap orang.
Karena itu lingkungan juga sekaligus menjadi penyebab timbulnya masalah, terutama ketika lingkungan tersebut tidak sesuai dengan
keberadaan dirinya.
47
D. Penelitian yang Relevan
1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Uus Sukamadi Firdaus jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dalam
skripsinya yang berjudul “Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membantu Bimbingan dan Konseling Siswa bermasalah Studi Kasus
SMK Nusantara Ciputat” memberikan kesimpulan bahwa guru Pendidikan Agama Islam mempunyai peranan yang positif sedang dalam
membantu Bimbingan dan Konseling siswa bermasalah sehingga program Bimbingan dan Konseling di SMK Nusantara Ciputat dapat
berjalan dengan baik 2. Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Usman dalam skripsinya
yang berjudul “Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Layanan Bimbingan dan Konseling di SDN Babulak 2 Batu Ceper Kota
Tangerang memberikan kesimpulan bahwa jumlah Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Layanan Bimbingan dan Konseling
sebesar 1294 dan rata-rata 86 artinya Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Layanan Bimbingan dan Konseling dinyatakan baik.
3. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fuji Astuti dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Bimbingan dan Konseling Agama Islam dalam
Mengatasi Kenakalan Remaja di SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan”
47
M. Lutfi, Op.Cit, h.41
29
memberikan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara bimbingan konseling agama Islam dalam mengatasi kenakalan remaja di
SMAN 3 kota Tangerang Selatan. Koefesien determinasi sebesar 20,16 menunjukan bahwa adanya pengaruh bimbingan dan konseling agama
Islam dalam mengatasi kenakalan remaja di SMAN 3 Tangerang Selatan.
31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Nusantara Ciputat Tangerang Selatan. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran
20152016, tepatnya pada tanggal 20 Agustus sampai 08 September 2015.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
1
Yang menjadi populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII dan IX SMP Nusantara Ciputat
Tangerang Selatan yang berjumlah 282 siswai. Sampel adalah himpunan bagian dari populasi atau elemen dari populasi
2
dengan kata lain populasi adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dari jumlah 282 siswa kelas VIII dan IX,
penulis mengambil sampel 45 siswa. Sample diambil melalui rekomendasi lamgsung dari guru BK dan guru PAI SMP Nusantara Ciputat Tangerang
selatan.
1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan RD Bandung: ALFABETA, CV, 2011, Cet, 14, h.80
2
Syamsir Salam dan Jaenal Aripin, Metodelogi Penelitian Sosial Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006 h.38
Dalam menentukan sampel ini peneliti menggunakan teknik purposive sampling. purposive sampling
adalah teknik pengambilan sampel data dengan pertimbangan tertentu yaitu orang yang dijadikan sampel dianggap paling tahu
tentang perilaku siswa bermasalah.
C. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian dengan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan dalam pembahasan skripsi ini
adalah deskripsi analisis yaitu metode yang meneliti dan menemukan informasi yang seluas-luasnya tentang variabel yang bersangkutan dan tidak bermaksud
mengidentifikasi hubungan antara variabel.
3
Untuk memudahkan data, fakta dan informasi yang mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan dalam
penelitian ini, penulis menggunakan penelitian lapangan, kepustakaan dan dokumentasi.
1. Library Research penelitian kepustakaan, bertujuan untuk mengkaji masalah-masalah yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti. Penulis
akan melakukan penelaahan literatur buku-buku dari perpustakaan yang ada kaitannya dengan materi pembahasan,baik berupa artikel, makalah-
makalah, maupun literatur lain yang dipandang perlu guna memperoleh teori-teori dan gambaran yang lebih jelas.
2. Field Research Penelitian lapangan, bertujuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sejarah dan interaksi lingkungan
suatu unit sosial.
4
Penulis mengadakan penelitian langsung ke tempat yang dijadikan objek penelitian, yakni SMP Nusantara Ciputat Tangerang
Selatan untuk mencari data tentang peran guru pendidikan agama Islam dalam membantu bimbingan dan konseling siswa bermasalah.
3. Dokumentasi, pengumpulan data yang diperoleh berbentuk tulisan seperti catatan harian, sejarah kehidupan, peraturan, kebijakan, atau melalui
3
Sumadi Suryabrata, Metodologi Pendidikan, Jakarta : Rajawali Pres, 1995, cet.10, h.19
4
Ibid, h.80