Peran Guru Pendidikan Agama Islam

11 itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencangkup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin. Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi, dan memahami materi standar yang dipelajarinya. 12 2 Guru Sebagai Fasilitator Sebagai fasilitator, tugas guru yang paling utama adalah “to facilitate of learning” memberi kemudahan belajar. Guru sebagai fasilitator sedikitnya harus memiliki tujuh sikap seperti yang di identifikasikan rogers yang penulis kutip dari buku standar kompetensi dan sertifikasi guru karya D.r.E. Mulyasa, M.pd yaitu: a Tidak berlebihan mempertahankan pendapat dan keyakinannya atau kurang terbuka. b Dapat lebih mendengarkan peserta didik, terutama tentang aspirasi dan perasaannya. c Mau dan mampu menerima ide peserta didik yang inovatif dan kreatif, bahkan yang sulit sekalipun d Lebih meningkatkan perhatiannya terhadap hubungan dengan peserta didik seperti halnya terhadap bahan pembelajaran e Dapat menerima balikan, baik yang bersifat positif maupun negatif dan menerimanya sebagai pandangan yang konstruktif terhadap diri dan perilakunya f Toleransi kesalahan yang diperbuat peserta didik selama proses pembelajaran g Menghargai prestasi peserta didik, meskipun biasanya mereka sudah tahu prestasi yang dicapai. 13 3 Guru Sebagai Penasehat 12 Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2006, cet.6 h.38 13 Mulyasa, Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: Remaja Rosdakarya Offest, 2012, cet.6 h.55 12 Peserta didik senantiasa berhadapannya dengan kebutuhan untuk membuat keputusan, dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Peserta didik akan menemukan sendiri dan secara mengherankan, bahkan mungkin menyalahkan apa yang ditemukannya, serta akan mengadu kepada guru sebagai orang kepercayaannya. 4 Guru Sebagai Pembimbing Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan journey , yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggungjawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik teteapi juga perjalanan mental, emosional, kratifitas, moral, dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks. 14 Sebagai pembimbing guru lebih suka jika mendapati kesempatan menghadapi sekumpulan murid-murid di dalam interaksi belajar mengajar. Ia memberi dorongan dan menyalurkan semangat menggiring mereka, sehingga mereka dapat melepaskan diri dari ketergantungannya kepada orang lain dengan tenaganya sendiri. 15 5 Guru Sebagai Model Teladan Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang disekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru. 16 4. Kompetensi Guru Guru yang profesional adalah guru yang mempunyai persyaratan kompetensi untuk melaksanakan tugas pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu membicarakan aspek profesionalisme guru berarti mengkaji kompetensi yang harus dimiliki guru. Kompetensi guru meliputi: 14 Mulyasa, Op.Cit, h. 40 15 Zakiah Drajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, cet.4, h. 266 16 Mulyasa, Op.Cit, h. 43 13 a. Kompetensi Pedagogik Pedagogik adalah ilmu tentang pendidikan anak yang ruang lingkupnya terbatas pada interaksi edukatif antara pendidik dengan siswa. Sedangkan kompetensi pedagogik adalah sejumlah kemampuan guru yang berkaitan dengan ilmu dan seni mengajar. 17 b. Kompetensi Kepribadiaan Kompetesi kepribadian yaitu, kemampuan kepribadian yang berakhlak mulia, mantap, stabil, dan dewasa arif, bijaksana, menjadi teladan, mengevaluasi kinerja sendiri, mengembangkan diri, dan religius. Esensi pembelajaran adalah perubahan perilaku. Guru akan mampu mengubah perilaku peserta didik jika dirinya telah menjadi manusia baik. 18 c. Kompetensi Profesional Guru profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang disyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi disini meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan profesional, baik yang bersifat pribadi, sosial maupun akademis. d. Kompetensi Sosial Guru profesional hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada siswa, orang tua, masyarakat, Bangsa, Negara, dan agamanya. Dimata masyarakat, guru adalah orang yang mendidik, mengajar, dan memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada siswa di sekolah, di masjid, di rumah atau ditempat lainnya. 19 5. Syarat dan Tanggung Jawab Guru a. Syarat Guru 17 Fachruddin Saudagar dan Ali Idru, Pengembangan Profesionalitas Guru,Jakarta : Gaung Persada 2009 h.32 18 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru, Jakarta: Prenada Media Group, 2011, cet.1, h.43 19 Saudagar dan Idru, Op.Cit, h.63 14 Persyaratan guru menurut Prof. Dr Zakiah Darajat yang penulis kutip dari buku Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif karya Drs. Syiful Bahri Djamarah, M.Ag adalah: 1 Takwa Kepada Allah Swt 2 Berilmu 3 Sehat Jasmani 4 Berkelakuan Baik 20 b. Tanggung Jawab Guru Beberapa tanggung jawab guru terhadap murid yaitu: 1 Guru harus menuntut murid belajar 2 Turut membina kurikulum 3 Melakukan pembinaan terhadap diri siswa kepribadian, watak, dan jasmaniah 4 Memberikan bimbingan kepada murid 5 Melakukan diagnosis atas kesulitan-kesulitan belajar dan mengadakan penilaian atas kemajuan belajar 6 Menyelenggarakan penelitian 7 Mengenal masyarakat dan ikut serta aktif 8 Menghayati, mengamalkan, dan mengamankan Pancasila 9 Turut serta membantu terciptanya kesatuan dan persatuan bangsa dan perdamaian dunia. 10 Turut mensukseskan pembangunan 11 Tanggung jawab meninggkatkan peranan profesional guru 21

B. Bimbingan dan Konseling

1. Pengertian Bimbingan Menurut etimologis istilah bimbingan merupakan terjemahan dari kata “guidance” . kata guidance, merupakan kata dasar dari “guide” yang 20 Djamhara , Op.Cit, h.32 21 Ibid , h.36 15 memiliki beberapa arti diantaranya, menunjukan jalan, memimpin, memberikan petunjuk, mengatur, mengarahkan dan memberi nasihat. 22 Pengertian bimbingan menurut smith yang penulis kutip dari buku Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling karya Prof. Dr. H. Prayitno, M.Sc.Ed dan Drs. Erman Amti adalah: “layanan yang diberikan kepada individu-individu guna membantu mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana dan interpretasi-intrepretasi yang diperlukan untuk menyesuaikan diri yang baik .” 23 Dari pengertian-pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pada prinsipnya bimbingan merupakan pemberian pertolongan atau bantuan. Bantuan itu merupakan hal yang pokok dalam bimbingan. Sekalipun bimbingan itu merupakan pertolongan namun tidak semua pertolongan dapat disebut sebagai bimbingan. 24 2. Pengertian Konseling Istilah konseling berasal dari kata “counseling” adalah kata dari “to counsel ” secara etimologis berarti “to give advice” akan memberikan saran dan nasihat. Konseling juga memiliki arti memberikan nasihat atau memberi anjuran kepada orang lain secara tatap muka. 25 Pengertian konseling menurut Rochman Natawidjaja yang penulis kutip dari buku pengantar pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah karya Drs. Dewa Ketut Sukardi, MBA., MM mendefinisikan bahwa: Konseling merupakan satu jenis layanan yang merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Konseling dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik anatara dua individu, di mana seorang konselor berusaha membantu yang lain atau klien untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri 22 Thohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007, h.16 23 Prayitno dan Erma Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, cet.ke-2, h.94 24 Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling Studi dan Karier, Yogyakarta: Andi Offset, 2004, h.6 25 Syamsu Yusuf dan A.Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2006, h. 10 16 dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang. 26 3. Tujuan Bimbingan dan Konseling Tujuan pemberian layanan bimbingan ialah agar individu antara lain adalah: a. Dapat merencanakan kegiatan penyelesaian studi b. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin c. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya d. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkusngan kerja. 27 4. Fungsi Bimbingan dan Konseling a. Fungsi Pemahaman Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya dan lingkungan. Dan diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif. b. Fungsi Fasilitasi Fasilitasi ini memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras, dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli. c. Fungsi Penyesuain Fungsi penyesuaian yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dan lingkungan secara dinamis dan konstruktif d. Fungsi Penyaluran 26 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, h.38 27 Yusuf dan Nurihsan, op.cit, h.13 17 Fungsi penyaluran yaitu bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakulikuler, jurusan, atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian, dan ciri-ciri kepribadian lainnya. e. Fungsi Adaptasi Fungsi adaptasi yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala sekolah dan staf, konselor dan tutor untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat kemampuan, dan kebutuhan konseli. f. Fungsi Pencegahan Fungsi pencegahan atau preventif yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. 28 g. Fungsi Perbaikan Fungsi perbaikan yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan, dan bertindak. h. Fungsi Penyembuhan Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek sosial- pribadi, belajar, dan karir. i. Fungsi Pemeliharaan Fungsi pemeliharaan yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercapai dalam dirinya. j. Fungsi Pengembangan Fungsi pengembangan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa 28 Sutirna, Bimbingan dan Konseling Pendidikan Formal dan Non Formal dan Informal, Yogyakarta: Andi Offset, 2013, h.21